"Abang hari ini Asya berangkat sama Daniel ya?"
Sontak pertanyaan itu langsung membuat Alex yang sedang asik makan langsung terhenti. Tak percaya dengan apa yang baru saja didengar olehnya. Natasya bilang apa tadi? berangkat sama Daniel?? seriously?!!?
"Gimana gimana sya? Abang ga salah denger kan?" tanya Alex dengan sedikit emosi membuat Natasya gugup dan takut, tapi ini satu satunya cara agar ia bisa cepat cepat menghindar dari Daniel.
Natasya menunduk sambil mengusap jari-jarinya, "E-engga abang ga salah denger, Asya berangkat sama Daniel. Tapi abang jangan salah paham, Asya begini biar Daniel engga minta traktir lagi kok! beneran deh.." jawabnya dengan sedikit nada merajuk di telinga Alex, terdengar menggemaskan, namun bagaimanapun juga Alex tidak ingin keduanya terlalu dekat, bahkan kalau bisa jauh-jauhan saja.
Semua orang tau sosok Daniel seperti apa, terlebih ia menjadi monster yang lebih buruk saat ditinggal oleh Sofia.
Setelah menimbang-nimbang, keputusan yang Natasya ambil ada benarnya juga. Walaupun Alex memberikan uang sebanyak apapun yang Daniel inginkan, Daniel tidak akan menerimanya. Ia sudah cukup memiliki banyak uang, pastinya Daniel menginginkan hal lain.
"Yaudah, tapi kalau Daniel macem-macem sama kamu langsung telepon abang aja. Ok?"
Natasya pun mengangguk, Alex langsung mengusap-usap kepala adik kesayangannya itu. Melihatnya kembali makan dengan penuh nafsu membuat hati Alex sedikit tenang. Diingat-ingat, semenjak Natasya kembali ke rumah ini, Alex tak pernah melihat adik kecilnya makan sebanyak ini. Rasanya senang melihat Natasya makan dengan lahap.
Alex pun kembali melanjutkan makannya hingga suara deru motor terdengar dari depan rumah mereka. Natasya menengok ke belakang, hendak bangun namun dicegah oleh Alex.
"Habisin dulu sarapannya," ucap Alex, lalu Natasya pun kembali duduk dan menghabiskan makanannya.
Alex selesai terlebih dulu, membawa tasnya meninggalkan Natasya yang masih sibuk menghabiskan makanannya. Alex berjalan keluar rumah duluan berniat menghampiri Daniel.
Terlihat pria itu sedang duduk di atas motornya dan sudah melepas helmnya. Menunggu Natasya yang masih menghabiskan setengah dari makanannya.
"Heh, gue peringatin ya sama lo, adek gue punya trauma. Jangan sampe karna deket-deket sama lo traumanya kambuh." tegas Alex.
Daniel bingung, trauma? trauma apa? Selama ini Daniel tidak melakukan apa apa yang bisa membuat trauma seseorang kambuh. Kenapa juga Alex memberitahukan hal privasi semacam ini? apa mungkin karena dia melihat kedekatan antar keduanya? haruskah Daniel memperalat Natasya agar dendam yang tersimpan bisa terlunaskan?
"Abang!"
Natasya pun datang dengan tergesa-gesa sambil membawa tasnya. Gadis itu berdiri di hadapan Alex dan Daniel. Menatap kedua pria itu secara bergantian.
"Abang ngga berantem kan sama Daniel?"
Alex melirik ke arah Natasya dan menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Inget apa yang abang bilang ya sya." ucap Alex dengan tegas sambil mengusap kembali surai lembut adiknya. Natasya merasa nyaman ketika abangnya melakukan itu kepadanya, lantas Natasya pun tersenyum teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars [REVISI] [LENGKAP]
Teen FictionSetelah menjauh dari kehidupan lama, kini Natasya tidak bisa lagi membedakan mana rasa sayang, rasa cinta, dan rasa ketergantungan. Karena hal itu, Daniel pun datang ke hidupnya. Mencoba membuka hati dan mata Natasya. Keduanya sama-sama mendatangka...