1

104K 4.5K 31
                                    

Setelah selesai dengan mata kuliahku. Aku dan Iren menuju kantin, aku lapar sekali.

"Eh Ningrum kamu tau kan Yusuf Aldiantara?." Kata Iren.

Aku memasang muka bingungku, tunggu sepertinya nama itu familiar.

"Ah iya, Yusuf yang di Fakultas Kedokteran itu yah?." Iren mengangguk.

"Ada apa dengan dia memang?." Kataku.

"Dia mendapat Juara 1 Tilawatil Qur'an tingkat Provinsi, dia mewakili kampus kita." Ucap Iren.

Kami sampai dikantin, kemudian duduk berhadapan.

"Woah.. Oh ya? bagus dong." Kata ku.

Sungguh, menurutku Yusuf itu keren, bahkan dia Most Wanted di kampus ini. Bagaimana tidak? dia sholeh, kulitnya yang putih dan bersinar karna selalu disiram dengan air wudhu, pintar pula. Ah masih banyak lagi. Wanita mana yang tidak menginginkan calon imam seperti itu?.

Aku hanya berdoa semoga kelak jodohku seperti itu. Aku tidak mau berharap, karna apa yang kita harapkan itu tidak selalu menjadi kenyataan.

Aku ingin terus memperbaiki diriku. Dan, semoga jodohku pun dia sedang memperbaiki dirinya. Hingga kami dipertemukan oleh Sang Maha Cinta dan kami berdua sama-sama siap.

Iren pergi memesan makanan, dia pasti tau apa makanan kesukaanku. Yup, betul sekali bakso.

Aku menunggu Iren sembari memainkan ponselku. Aku kaget ketika aku merasa ada seseorang yang menyiramku, kulihat kerudungku basah. Aku mendongakan kepalaku.

Allah. Itu Yusuf.

"Astaghfirullah.. Maaf yah ukhty saya tidak sengaja, tadi saya kesandung. Beneran."

Aku terkekeh tanpa sepengetahuan dia, lucu sekali wajah paniknya.

"Ah iya, tidak apa apa." Kataku menenangkannya.

"Tapi kerudungmu basah ukhty..". Ucap Yusuf dengan nada bersalah.

Oh, astaghfirullah. Kenapa hatiku begini?

"Ukhty? Ukhty beneran tidak apa apa?." Aku tersadar dari lamunanku. Ayolah Ningrum jangan begini.

"A..ah iya beneran aku tidak papa, lagian ini cuma air putih kok dan sebentar lagi juga aku mau pulang." Kataku menenangkan dia.

"Mmm.. Sekali lagi maafin saya ya." Aku tersenyum, dan mengangguk sebagai jawaban.

Setelah Yusuf mengucapkan terimakasih, kemudian dia pergi.
Huh, bagaimana ini? Kerudungku benar-benar basah. Hari ini aku tidak membawa motor dan harus naik angkot.

Pasti malu sekali naik angkutan umum dengan keadaanku yang seperti ini.

"Ning ini bakso kamu, hehe maaf ya lama. Tadi aku ketemu sama temen SMA ku dulu dan ngobrol sebentar." Ucap Iren sembari cengengesan.

"Loh kerudungmu kenapa?." Tanyanya. Sepertinya Iren baru menyadari.

"Ini, kesiram tadi sama orang yang kesandung. Masih untung sih cuma air putih bukan jus." Kataku.

"Aish ada-ada saja. Siapa memang orangnya?".

"Yusuf." Kataku sembari memasukkan bakso kemulutku.

"Whaaattt!!!". Aku tersedak!

"Ya ampun Ningrum, kalo makan tuh hati-hati. Keselek, kan." Ucap Iren sembari memberiku minum.

Aku mengambil minuman itu, kemudian langsung meminumnya "Iren, bisa nggak sih nggak usah teriak-teriak?." Kataku dengan muka kesal.

Penantian Halalku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang