33

61.3K 3K 21
                                    

Dengan cara sederhana aku menjemputmu.

-Atthar-

🌸🌸🌸

"Pulangnya kapan sih, Mas? Aku bosen disini terus." Kataku kesekian kalinya.

Sudah satu hari satu malam aku berada dirumah sakit, aku benar-benar bosan. Aku ingin cepat pulang, padahalkan aku sudah sehat, hanya kecapekan saja sebenarnya. Tapi entah kenapa suamiku itu posessive sekali, dia memintaku untuk menginap satu hari lagi dirumah sakit ini karena suamiku itu takut kenapa-kenapa dengan janinku. Padahal kata dokter, anakku ini baik-baik saja.

Dia yang sedang duduk dikursi samping ranjangku mengulurkan tangannya kearah kepalaku, dia mengusap kepalaku, "Besok ya, Sayang. Mas janji." Ucapnya tersenyum.

Aku mendengus, "Tapi Ningrum nggak betah disini, Mas."

"Aku cuma takut terjadi apa-apa sama kalian." Ucapnya.

"Aku nggak papa beneran, Mas. Lagian kata dokter tadi, kandunganku nggak apa-apa 'kan? Sehat-sehat aja 'kan?."

Mas Atthar menghela nafas kemudian mengangguk. "Kita pulang, ya?." Tawarku.

"Yaudah kita pulang." Ucapnya, aku berseru senang. "Ets.. Tapi dengan satu syarat." Ucapnya sambil memandangku.

Aku langsung mengerutkan keningku, "Syarat apa?."

"Kamu jangan kekampus dulu, jangan beres-beres rumah dulu, entar masalah rumah mah biar Mas aja yang beresin. Kamu harus banyak-banyak istirahat sayang. Kandungan kamu itu baru satu minggu, masih lemah." Ucapnya panjang lebar.

"Itu sih bukan satu syarat namanya, tapi terlalu banyak syarat." Kataku mencibik kesal. "Terus aku ngapain aja dirumah?." Tanyaku pada Mas Atthar yang sedang memainkan jari-jariku yang berada diatas kasur.

"Ya kamu istirahat."

Aku mencibir tapi kemudian mengangguk, dia tersenyum kemudian tangannya beralih keperutku, Mas Atthar memajukan wajahnya kedepan, tangannya mengusap-usap perutku, dia berbisik diperutku yang masih bisa aku dengar "Assalamu'alaikum anak Abi.. Sehat-sehat didalam sana ya, Nak. Abi sama Umi menunggu hadirnya kamu kedunia ini. Abi sayang kamu." Ucapannya menyentuh hatiku, aku tersenyum haru. Aku tidak pernah menyangka, diumurku yang mau kedua puluh satu ini akan menjadi seorang Ibu.

***

"Udah dibawa semua 'kan, Mas?."

"Iya, udah.." Ucapnya. Kemudian suamiku itu menjalankan mobilnya.

Malam ini aku pulang dari rumah sakit, setelah aku merengek membujuk suamiku untuk pulang sekarang yang seharusnya pulang besok, akhirnya suamiku itu mengalah dariku.

Mas Atthar menjalankan mobilnya, keluar dari pelataran rumah sakit. "Mas.." Ucapku.

"Iya." Jawabnya tanpa melihatku.

Aku mengusap perutku yang rata, "Aku pengen makan sate." Kataku.

Mas Atthar menatapku, "Nyidam?." Ucapnya sambil tersenyum.

Aku tidak menanggapi ucapannya, "Mas... Pengen sate." Kataku sambil menarik lengan kaosnya.

"Iya.. Iya kita cari ya." Aku mengangguk-anggukan kepalaku.

Setelah lebih dari lima belas menit aku dan Mas Atthar mencari tukang sate, akhirnya kami melihat gerobak tukang sate dipinggir jalan. Mas Atthar menepikan mobilnya, "Makan dirumah apa disini?." Ucap Mas Atthar.

"Disini aja." Kemudian aku dan Mas Atthar keluar dari mobil. Mas Atthar menggandeng tanganku.

"Kamu duduk aja, ntar Mas yang pesenin." Aku mengangguk. "Mau sate apa?." Tanyanya.

Penantian Halalku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang