12

57K 3.1K 66
                                    

Ketahuilah bahwa tangismu bukan lagi peduliku, sebab kini hatimu bukan lagi tempatku menuju.
_______________

Sudah lebih dari dari satu jam aku berada ditaman, masih tetap pada posisi yang sama, disini aku hanya duduk dan memandang kearah depan dengan pandangan kosong.

Rasanya sesak sekali ketika Yusuf mengatakan cinta padaku lalu pergi begitu saja, apa Yusuf benar-benar menyerah denganku?.

Air mataku jatuh lagi, entah sudah berapa kali aku menangisi pria itu.

Aku merasa ada sebuah tangan yang menyodorkan sapu tangan kearahku. Aku tersadar dari lamunanku.

"Pak Atthar?." Kataku kaget. Dia menyodorkan sapu tangan berwarna cokelat muda.

"Jangan pernah lagi membuang air matamu hanya untuk hal yang sia-sia." Ucap Pak Atthar.

"Ini ambil, cepat usap air matamu." Ucapnya lagi, aku langsung mengambil sapu tangan itu.

Kemudian, dia berjalan kearah sampingku dan duduk, tidak dekat, dia pasti tahu batasan.

"Kamu suka sama Yusuf kan?."

Degg!

Darimana Pak Atthar tahu? Aku tidak pernah memberi tahu siapapun tentang perasaanku kecuali kepada Rabb ku.

"Pak Atthar sok tahu sekali." Kataku mengelak.

Pak Atthar hanya menghendikkan bahunya lalu berucap "Saya sudah tahu semua kejadian tadi kamu dengan Yusuf."

Apa dia memata-matai kami?.

"Saya tahu kalian berdua memang saling mencintai. Tapi, tidak semuanya orang yang saling mencintai itu ditakdirkan bersama, Ning." Ucapnya sambil memandang kedepan.

Sudah telat jika aku masih mau menutup-nutupi perasaanku terhadap Yusuf, karena Pak Atthar sudah mengetahui semuanya.

"Cara kamu menatap Yusuf seperti ada beribu harapan." Kata Pak Atthar lagi.

"Apa kamu tahu, Ning? hal yang paling sakit adalah berharap pada manusia." Ucapnya lagi sambil memandang kearahku.

Ya! Aku tahu bagaimana rasanya Pak. Karena sekarangpun aku sedang merasakannya.

Aku menghela nafas pelan "Yusuf mencintaiku, tapi kenapa dia tidak menikahiku, Pak?." Tanya ku dengan suara yang mulai serak.

"Karena dia bukan jodohmu." Ucap Pak Atthar.

"Kenapa dia tidak menikahimu? Sederhana, karena jodohmu bukan dia. Kenapa dia menikahi orang lain? Sederhana, karena ada seseorang yang lebih tepat untukmu meski akan datang lebih lambat." Aku terus memperhatikan setiap kata yang diucapkan Pak Atthar.

Dia melanjutkan Ucapannya lagi "Kenapa kamu sedih dan patah hati? Sederhana, karena kamu manusia. Lantas bolehkah kamu marah dan mengutuk dunia? Silahkan saja. Tapi ingat, itu tidak menambah apa-apa kecuali sesak dan sakit dalam dada."

Pak Atthar benar. Aku tidak boleh begini, sama saja aku menyalahkan takdir.

"Jika mau, dengarkan nasihat ini. Pergilah ketempat lapang, bentangkan tangan, dan tengok keatas kemudian tarik nafas dalam-dalam. Lihat! langit tetap biru, udara tetap segar, dan kamu masih bisa menikmati semua itu dengan gratis dan berlimpah."

"Sungguh yang hilang hanya satu, sedangkan sisanya masih sama. Kamu masih punya keluarga, punya teman, sahabat dan juga saya yang mungkin saja
jodohmu." Kata Pak Atthar sambil memandang kearahku.

Blush! Oh tidak, ku yakin pasti pipi ku sudah berubah warna menjadi merah seperti tomat karena ucapan terakhirnya.

Aku mengalihkan pandanganku, kenapa jantungku jadi berdebar begini Ya Robb?.

Penantian Halalku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang