Jarak sejauh apapun dia dan kamu, apabila Allah mengkehendaki dia jodohmu, dia akan didekatkan dalam waktu yang tidak kamu sangka. Jangan pernah berhenti mendoakan untuk dia yang sedang berjuang.
______________
AuthorPov
Dosen tampan itu sedang menjelaskan tentang Sistem Operasi Jaringan, ekspresinya dalam mengajar lebih berkali lipat tampannya kata para mahasiswa.
Alisnnya yang tebal, hidungnya yang mancung, wajahnya yang putih dan bersih karna selalu terkena air wudhu, dan bibirnya yang tipis, membawa kesan tersendiri dalam pesonanya.
Tidak sedikit memang para kaum hawa yang memandangi Atthar terang-terangan. Tetapi Atthar hanya acuh dalam hal itu.
Atthar memang saudara Yusuf. Bahkan, Atthar menganggap Yusuf adik kandungnya sendiri. Mereka sangat akrab, karna mereka tumbuh bersama-sama.
Sekarang Atthar tinggal dirumahnya sendirian. Terkadang mbo Ida pembantunya hanya bekerja sampai sore. Suaminya mbo Ida pun sama bekerja dirumah Atthar sebagai tukang kebun.
Orang tua Atthar sudah meninggal sejak Atthar kelas 2 SMP. Dan Atthar dirawat oleh bibi nya yaitu ibu Yusuf. Tapi setelah lulus Kuliah S2, Atthar sudah mampu membeli rumah untuk tempat tinggal dari hasil kerja kerasnya, dia malu kalau terus-terusan numpang dirumah bibi nya.
Atthar sangat suka sekali membaca Al-qur'an sambil nadanya yang ditilawah. Dia memang sejak kecil sudah belajar tentang Qiro dengan Yusuf. Atthar mempunyai suara yang bagus. Kadang-kadang dia diundang dalam sebuah acara, atau ikut lomba tilawatil Qur'an dan selalu saja mendapat juara.
Atthar selalu bosan jika mendengar pertanyaan dari teman-temannya atau saudara-saudaranya "Thar kapan nikah?" Kalau sudah ada jodohnya juga pasti nikah, pikir Atthar.
***
"Baik sampai sini dulu materinya. Tolong rangkum materi tentang Mode GUI Sistem Operasi diketik lalu diprint, besok harus ada dimeja saya." Ucap Atthar sambil membereskan buku tebalnya.
Para mahasiswa hanya manganggukkan kepala, terkecuali perempuan yang duduk dibangku ketiga sebelah kanan. Siapa lagi kalau bukan Ningrum.
Ningrum tidak habis pikir, dosen itu baru saja masuk dikampus ini, sudah memberi tugas saja.
Atthar keluar dari kelas, dan semua mahasiswa langsung saja ribut membicarakan dosen tampan itu.
"Dia menyebalkan." Ucap Ningrum entah kepada siapa.
Iren yang mendengarpun mengerutkan kening. "Siapa?."
"Pak siapa tadi?."
"Pak Atthar." Kata Iren menjawab pertanyaan Ningrum sambil menggelengkan kepalanya.
"Nah iya itu, masa baru aja dia masuk langsung ngasih tugas aja. Bener-bener dosen kiler." Ningrum mendengus setelah berucap.
"Ngga baik loh membicarakan orang. Siapa tau dia jodoh kamu kan?." Ucap Iren sambil menaik turunkan alisnya.
Ningrum pun berucap istighfar lalu memicingkan matanya ke Iren. "Sembarangan kamu kalo ngomong. Ish kasian nanti yang bakal jadi istrinya dapet suami galak kayak dia."
"Kalo yang jadi istrinya kamu Ning?." Kata Iren sambil meledek.
Ningrum hanya memutar bola matanya kemudian pergi.
"Eh, eh tungguin Ningrum." Ucap Iren sambil berlari menyusul Ningrum.
****
NingrumPov
Benar-benar dosen menyebalkan, Ngasih tugas udah kaya disuruh beli cabe aja. Besok harus dikumpulkan? kenapa ngga sekalian nanti siang aja.
Aku berjalan dengan kesal, hari ini mood ku hancur gara-gara pak Atthar.
Aku berjalan sambil menunduk, aku berpikir kenapa setiap bertemu dengan dosen itu rasanya aku ingin selalu memarahinya saja.
"Aduh." Ucapku. Aku merasa menabrak punggung seseorang.
Aku mendongakkan kepalaku dan orang yang ku tabrak membalikkan badannya.
Allah.
Itu Yusuf. Dia begitu dekat sekali denganku, bahkan jarak kami hanya beberapa centi saja.
Mataku seakan terkunci oleh tatapannya, ku rasa dia juga terkejut.
Ayo Ningrum harusnya kamu menundukan pandangan.
Tapi aku masih ingin melihat wajahnya yang meneduhkanku.Logika dan hati ku berperang.
"Astaghfirullah" Kami mengucapkannya bersama.
Aku langsung menundukkan pandanganku.
"Maaf." Ucapku.
"A..ah, iya tidak papa." Kata Yusuf sambil menggaruk rambutnya yang ku rasa tidak gatal.
Aku tersenyum kemudian melangkah pergi.
"Mau kemana Ning?." Dia menghentikan langkahku. Jantungku berpacu diluar kendali, ternyata rasa itu masih ada...
Aku membalikkan tubuhku.
"Mm.. Mau ke perpus." Kata ku. Sebenarnya aku juga bingung mau kemana.
"Aku juga mau kesana, bareng gapapa kan?."
Lah?
"Ah ayo." Ucapku.
Kami berjalan beriringan, tentu saja ada jarak. Tapi ku rasa tadi Iren mengejarku? dimana yaa dia.
Yusuf berdehem "Mau cari buku apa?." Katanya.
"Eh, itu nyari buku Sistem operasi buat ngerjain tugas."
"Banyak tugas yah?." Aku menghembuskan nafasku kemudian mengangguk.
"Apa lagi itu pak Atthar, masa dia baru masuk udah ngasih tugas. Dosen menyebalkan." Kataku tanpa sadar.
Allah. Tadi aku ngomong apa barusan? Aku memejamkan mataku dan aku mendengar Yusuf terkekeh.
Pak Atthar kan saudaranya Yusuf, bagaimana aku bisa lupa.
Aku merutuki diriku sendiri."Haha, dia sebenernya baik ko Ning." Kata Yusuf sambil tersenyum.
Apa? baik? huh baik dari mananya coba.
Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Yusuf.
Tak berapa lama kami sampai diperpustakaan."Aku kesana ya Suf." Kataku.
"Iya Ningrum hati-hati." Aku mengangguk. Entahlah, namaku disebutkan dengan lengkap oleh Yusuf membuat hatiku berbunga-bunga. Haha lebay memang.
Aku mencari-cari buku sistem operasi. Hm biasanya disebelah sini lengkap buku-buku tentang jaringan.
Nah, itu dia diatas. Aku meloncat mengambil buku itu tapi tidak kena-kena. Nasib orang pendek we.
Aku merasa ada seseorang yang mengambilnya kemudian menyodorkannya padaku.
"Kalau butuh bantuan tuh ngomong."
Suaranya seperti..."Pak Atthar?." Kataku terkejut.
Dia hanya menaikan sebelah alisnya.
"Ini." Ucapnya menyodorkan buku itu.
"Eh, makasih pak." Ucapku menerima buku.
"Kalo butuh bantuan tuh bilang. Udah tau ngga nyampe masih aja terus loncat-loncat." Ucap dosen itu dengan muka datar.
"Iya pak." Kataku, aku tidak mau ribut dengannya lagi seperti kejadian dicafe.
Dia kemudian berlalu pergi. Aku mendesah pelan, kenapa harus dosen itu lagi. Mood ku yang tadinya sudah membaik karna Yusuf sekarang kembali buruk lagi gara-gara dosen menyebalkan itu.
***
Syukron Yang udah baca♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Halalku ✔
SpiritualPernahkah kalian merasa sangat lelah untuk menunggu kedatangan seseorang yang selalu kalian sebut namanya dalam doa? Perihal cinta, wanita memang identik dengan moment penantian atau menunggu kepastian. Ya, ini memang terjadi karena fitrah wanita ad...