Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tak butuh itu. Dan yang membencimu tak percaya itu.
(Ali Bin Abi Thalib)
🌸🌸🌸
Satu minggu berlalu, setelah acara walimahan dilaksanakan, aku dan Mas Atthar kembali melakukan aktifitas semula. Dia mengajar, dan aku belajar, yaah.., jika dikampus aku sebagai mahasiswinya, dan jika dirumah sebagai istrinya.Aku jadi teringat ketika acara walimahan, beberapa para mahasiswi memandangku iri, aku heran sendiri, mengapa mereka memandangku kesal?
Pernikahanku yang tiba-tiba tentu saja menjadi perbincangan dikampus. Paling parah, gosip aku hamil sebelum nikah. Astaghfirullah, kenapa mereka berpikiran buruk dengan orang-orang yang menyegerakan pernikahan? Ya sudahlah.. Aku juga tidak mau lagi berpikir tentang gosip tidak penting.
Hal penting yang sekarang aku pikirkan adalah aku harus segera menyelesaikan kuliahku. Aku ingin menyelesaikan kuliahku dalam waktu empat tahun, dapat cum laude kalau bisa.
Banyak yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini. Pertama aku menikah. Iyaaa., beneran menikah. Siapa yang sangka coba. Kata orang, awal pernikahan itu manis, semanis madu, uhuk. Tapi emang bener sih aku juga merasakan madunya, uhuk lagi.
Dan sekarang malam ini aku sedang bersama suamiku berada diwarung pecel lele, menurutku lebih enak makan diwarung pinggiran jalan, tempatnya terbuka, adem juga, dan yang pasti masakannya dijamin mantap.
Mbok Ida dan suaminya sedang pulang kampung, karena anak pertamanya sedang sakit. Jadi, aku yang tidak begitu pandai memasak ini bingung harus memasak-masakan apa, pernah waktu Mbok Ida baru satu hari pulang kampung, aku memasak telur dadar, padahal cuma telur, tapi bisa sampai gosong. Dan yang bikin aku terharu adalah ketika Mas Atthar memakan masakanku, dia bilang "Nggak papa, ini kan baru belajar, lagian pinggirannya masih bisa dimakan." Ucapnya sambil tersenyum kearahku.
Aku merasa terharu sekali ketika Mas Atthar memakan masakanku.
"Mas.." Panggilku. Mas Atthar yang sedang minum menaikkan sebelah alisnya.
"Ningrum mau ijin ambil semester pendek, ya?."
Dia menaruh gelas kemudian memandangku serius, "Kamu yakin?." Tanyanya.
Aku mengangguk mantap, "Ningrum pengen cepet lulus."
Mas Atthar menghembuskan nafasnya pelan, "Kalau kamu mau ngambil semeser pendek, waktu kamu buat dirumah cuma sedikit, Ning."
"Kamu harus ketemu kampus lagi, kampus lagi. Sementara teman-temanmu yang lain sedang asyik-asyik liburan, kamu malah harus belajar nungguin UTS, UAS yang datangnya dua minggu sekali." Lanjutnya.
Aku memandangnya, "Ningrum udah pikirin soal itu, Mas. Ningrum cuman pengen cepet lulus terus fokus sama rumah tangga kita."
Aku melihatnya tertegun karena ucapanku, kemudian dia menghembuskan nafasnya "Yaudah.., nanti Mas pikirin lagi, ya." Katanya sambil tersenyum. Aku mengangguk sambil membalas senyumnya.
Kemudian, aku dan Mas Atthar pun melanjutkan makan malam kami.
***
"Aku nggak nyangka loh, kamu bakal menikah sama Pak Atthar." Ucap Ani sambil memakan batagornya.
Sekarang aku dan Ani sedang berada dikantin setelah menghabiskan waktu empat jam didalam Lab Instalasi.
"Aku sendiri juga nggak nyangka, Ni. Jodoh nggak ada yang tau, kan?." Ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Halalku ✔
SpiritualPernahkah kalian merasa sangat lelah untuk menunggu kedatangan seseorang yang selalu kalian sebut namanya dalam doa? Perihal cinta, wanita memang identik dengan moment penantian atau menunggu kepastian. Ya, ini memang terjadi karena fitrah wanita ad...