8

59.4K 3.5K 8
                                    

Bersabarlah, sesungguhnya Allah sedang mempersiapkan yang terbaik untukmu.

              _______________

Aku meletakkan tas dan buku-buku dimeja belajar. Kulirik jam ternyata sudah jam setengah enam. Sebaiknya aku langsung bersih-bersih kemudian sholat maghrib.

Aku memang baru pulang dari kampusku mengerjakan tugas.

Karena tugas dari dosen menyebalkan itu, aku harus keliling kompleks mencari tempat toko fotocopy, syukurlah ditoko itu tidak terlalu ramai.

Kemudian, setelah sholat aku melanjutkan tilawahku. sekitar dua puluh menit aku membaca Al-qur'an, aku menutup Al-qur'an kemudian menciumnya, ku letakkan Al-qur'an diatas meja kemudian melipat mukenahku.

Aku membaringkan tubuhku dikasur. Hm, nyaman sekali. Aku teringat hari ini aku sama sekali belum mengecek handphone.

Aku mencari benda persegi panjang itu, dimana terakhir kali aku menyimpannya ya? Aish, sifat pelupa ku masih saja tidak pernah hilang.

Aku keluar kamar dan menuruni anak tangga. Ku lihat Ummi sedang menonton tv dengan Dila. 
"Mi, tau handpone Ningrum nggak?, Ningrun lupa taruh dimana". Kataku sambil cengengesan.

Dila mendelik kearahku sambil terkekeh "Kakak-kakak, belum juga tua udah lupaan." Ucapnya dengan gelengan kepala. Aku hanya menjulurkan lidahku.

"Tuh diruang tamu." Kata Ummi. Aku mengerutkan keningku.
"Kok bisa diruang tamu Umm?." Ucapku.

Ummi hanya menghendikkan bahu. Dia lagi menonton sinetron jadi pasti dia tidak mau diganggu kalo sedang asyik menonton acara kesukaannya.

Aku melangkahkan kaki menuju ruang tamu sambil mengingat-ingat bagaimana bisa handphone ku ada diruang tamu? Tidak mungkin berjalan sendiri kan?.

Nah, ini dia benda yang kucari. Aku baru teringat kalau tadi pagi sebelum berangkat kekampus aku menaruh handphone disini. Ck, untung saja dirumah, kalau ditempat lain kan bahaya bisa diambil orang.

Aku kembali kekamar ku. Aku membaringkan tubuhku dikasur sambil menggeser kunci layar. Ternyata ada empat pesan dan dua panggilan takterjawab.

Ternyata dari Iren, pasti ada hal yang penting kalo Iren mengirimku pesan. Aku membukanya.

Degg.

Allah. Aku tidak salah baca kan? Tanganku gemetar. Tenggorokanku rasanya tercekat. Aku mencoba membaca pesannya ulang berharap jika aku membacanya salah.

Iren : Assalamu'alaikum. Ningrum malem ini keluarga Yusuf mau dateng kerumahku buat acara lamaran resmi. Aku gugup Ning, aku bahagia sekali.

Iren : Ning, kamu dateng ya ya ya? Pliss. Jam setengah delapan aku tunggu. Dandan yang cantik buat sahabatmu ini oke.

Cukup! Aku tidak membaca pesan yang sebagiannya. Bolehkah aku seperti ini kepada sahabatku sendiri Ya robb?.

Yusuf? Melamar? Lalu aku?.

Tidak! Aku tidak akan datang keacara itu, lagipula itu acara keluarga kan?.

Apa cintaku benar-benar bertepuk sebelah tangan? Seolah duniaku runtuh. Separuh harapanku hilang. Aku memang berharap pada Yusuf. Harapan yang akhirnya..Kandas.

Tanpa terasa air mataku sudah menetes, aku membiarkannya. Entah kenapa aku ingin menangis malam ini.

                  ***
AuthorPov

Jam menunjukkan pukul delapan, dan dirumah yang cukup megah yang minimalis ini ada dua keluarga sedang berkumpul.

Pria itu duduk sendirian diruang tamu karena tidak ikut makan malam bersama dua keluarga itu. Ya, dia Yusuf. Dia terus memikirkan seseorang yang dia sukai sejak dulu. Perempuan shalihah yang berharap dia yang akan menjadi makmumnya.

Penantian Halalku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang