Tentang Tiara - Part 03
Aku benar-benar terdiam tanpa kata. Apa yang diungkapkan oleh Tiara sejak tadi sangat menelanjangi ajaran Islam yang dikenal dan diamini sebagai agama penyempurna, agama yang rahmatan lil alamin.
"Kalau boleh tahu, selama masa pacaran setahun ini, pernahkan Samuel mengajakmu untuk ikut kebaktian minggu di gereja?" Aku mengganti topik pembicaraan.
"Pernah. Seingatku sudah belasan kali Samuel mengajak aku ikut kebaktian di gereja, termasuk dengan setelah resepsi pernikahan Kak Chris dan Kak Olivia beberapa waktu yang lalu," jawab Tiara.
"Berapa kali kamu mengabulkan permintaannya?" tanyaku lagi.
"Selama ini tidak pernah, tetapi setelah mulai mempelajari perbandingan agama, aku mulai ikut ajakan Sam. Aku sudah ikut kebaktian minggu di gereja sebanyak tiga kali. Dua kali bersama Sam, satu kali aku sendirian saja," ungkap Tiara.
"Bagaimana rasanya ketika pertama kali ikut kebaktian?" tanyaku ingin tahu.
"Pada awalnya aku merasa gugup dan salah tingkah. Aku tidak berani menoleh ke kanan atau ke kiri, ke depan maupun ke belakang. Tanganku gemetaran ketika memegang Alkitab, membuka dan membacanya sesuai dengan ayat yang disebutkan oleh pendeta," jawab Tiara dengan ekspresi yang tak bisa kubaca.
"Trus?" tanyaku lagi setelah Tiara terdiam beberapa saat lamanya.
"Pada moment-moment tertentu, ada sesuatu yang membuat hati ini berdesir, rasanya tak bisa dijelaskan. Tenang dan damai," ungkap Tiara.
"Apakah ada orang lain yang mengetahui kalau kamu diajak Sam untuk ikut kebaktian di gereja?" tanyaku lagi.
"Rasanya tidak." Ada keraguan yang tersirat dari jawaban Tiara barusan.
"Apakah kamu yakin? Mungkin saja ada salah satu teman kuliah kamu yang kebetulan melihatmu masuk ke gedung gereja, entah itu kamu sendirian atau bersama dengan Sam." Aku meragukan jawaban Tiara.
"Mungkin saja ada, Kak. Tetapi sampai dengan sejauh ini, tidak pernah ada seorangpun yang berkomentar tentang itu."
"Yah, aku cuma khawatir saja bila nanti ada seseorang yang melaporkan pada orangtuamu tentang hal tersebut."
"Tidak masalah kok, Kak. Orangtuaku belum tentu percaya," ujar Tiara seraya tersenyum.
"Pada awalnya mungkin saja tidak percaya. Tetapi jika terus dilaporkan hal yang sama bahkan mungkin disertai bukti selembar foto misalnya, tentu akan ada investigasi dan kamu akan menghadapi masalah besar. Kamu kan tahu, dalam ajaran Islam disebutkan kalau penganut agama lain adalah kafir," jelasku pada Tiara.
"Aku sangat tidak sependapat dengan hal itu, Kak. Kafir hanyalah sebutan untuk orang yang tidak beragama. Setiap agama mempunyai Tuhannya masing-masing, dan jika seorang muslim membenci orang yang beragama lain, itu berarti bahwa yang dipertuhankannya adalah agama, bukan Allah. Jika yang dipertuhankan adalah Allah, maka seharusnya mesti bisa menerima segala makhluk ciptaan-Nya," bantah Tiara.
Apa yang dikatakan oleh Tiara benar-benar berbeda dengan kebanyakan umat muslim di negeri ini. Mereka selalu menyebut Islam adalah agama yang nomor satu dan yang paling benar serta tidak mengakui kebenaran pada agama non Islam.
"Bagaimana pendapatmu tentang ibadah antara muslim dan non muslim?" Aku bertanya dengan hati-hati.
"Menurutku, pada dasarnya tidak ada yang berbeda. Sama-sama menyembah Tuhan, hanya tata caranya saja yang berbeda," jawab Tiara.
![](https://img.wattpad.com/cover/97435768-288-k54015.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Jatuh Cinta! 2
RomanceWARNING!! BERISI KONTEN SENSITIF, DIHARAPKAN TIDAK TERBAWA OLEH EMOSI YANG BERLEBIHAN KETIKA MEMBACA BAGIAN YANG MENYEBABKAN GEJOLAK EMOSIONAL. . . "Hanya ada dua pilihan ketika menjalani cinta beda keyakinan, ganti Tuhan atau ganti pacar. Sesungguh...