Pengorbanan - Part 01
Dua minggu kemudian.
Semenjak pagi hari aku menjalani aktivitas dengan pikiran yang tidak bisa fokus. Seminggu ini sudah tiga kali aku bermimpi tentang Viona, dan jujur hal itu membuatku merasa takut. Mimpi yang berbeda-beda, namun memiliki ending yang sama. Aku selalu datang menyelamatkan Viona dari bencana yang nyaris merenggut nyawanya, namun pada akhirnya akulah yang mendapat celaka.
Semalam aku bermimpi lagi, Viona nyaris tenggelam dalam sebuah kolam. Ketika aku datang menyelamatkannya, keadaan justru berbalik. Viona berhasil kuselamatkan, namun kemudian akulah yang tenggelam. Tidak jelas apakah ada orang yang datang menyelamatkanku atau tidak, mimpiku berakhir sampai di situ saja.
Aku tidak tahu apa artinya, namun sepertinya aku akan mendapat masalah baru tentang Viona. Mungkin bagi sebagian orang mimpi itu hanyalah bunga tidur, namun aku kali ini merasa kalau mimpiku itu bukan sekedar bunga tidur. Sejujurnya, aku khawatir jika akan mengalami kecelakaan, entah itu menabrak atau ditabrak oleh kendaraan lain.
Sore ini, setelah mengantarkan salah seorang ibu pulang ke rumahnya di wilayah Maulafa, aku kembali dengan kecepatan rendah. Aku memilih kembali pulang melalui jalan alternative yang membelah hutan jati yang tidak terlalu luas. Meskipun jalan ini cenderung sepi karena tidak terlalu ramai dilalui oleh kendaraan maupun orang yang berjalan kaki, rasa khawatir akan kecelakaan yang sering terjadi akhir-akhir ini masih menghantui pikiran.
Memang hanyalah sebuah mimpi, namun kejadian dalam mimpi itu terlihat begitu nyata. Sepertinya arti dari mimpi itu adalah mengisyaratkan agar aku lebih berhati-hati dalam mengemudi, jangan sering ngebut di jalanan.
Setelah melewati sebuah tikungan jalan, aku terkejut melihat peristiwa di depan sana. Kira-kira dua puluh meter di sana, Sam sedang dikeroyok oleh tiga orang laki-laki, sementara Viona berusaha melindungi Sam dari pukulan dan tendangan para lelaki tak dikenal itu. Entah sudah berapa lama Sam dianiaya, sebagian bajunya telah dipenuhi oleh bercak-bercak darah.
Salah seorang dari antara mereka menarik lengan Viona dengan paksa, berusaha melepaskan pegangan Viona dari Sam. Viona bertahan dengan kuat, namun dengan keras ia disentakkan hingga pegangannya terlepas. Sam kembali menerima pukulan dan tendangan dari dua orang lain sementara lengan Viona tetap dipegang dengan kuat oleh salah satu dari antara mereka. Sam terlihat sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya tertelungkup tiada bergerak. Aku tidak mengenal mereka, dan juga tidak mengetahui apa alasan mereka menganiaya Sam tanpa belas kasihan.
Sekuat tenaga Viona melepaskan diri dari laki-laki yang memegangnya lalu berlari menghampiri Sam yang sudah tak berdaya. Ia merentangkan kedua tangannya, berusaha menghalangi para pria yang kejam itu.
"Berhenti!! Sudah cukup!!" Terdengar jeritan Viona yang disertai tangis.
"Minggir kamu, anak kecil!!" Terdengar bentakan salah seorang yang bertato elang di tangan kanannya. Viona sama sekali bergeming, tangannya tetap terbentang menghalangi mereka.
"Mau mati rupanya anak ini." Salah seorang pria bertubuh besar memungut sebatang balok yang ada di pinggir jalan lalu datang menghampiri Viona, sementara yang seorang lagi mengeluarkan sebilah pisau lipat dari balik jaket yang dikenakannya. Perawakan mereka tegap dan atletis, mirip seperti tentara bayaran di film-film action.
Mereka memang sama sekali tidak segan untuk memukul, melukai atau membunuh seorang perempuan. Balok seukuran stick softball itu akan menghantam tubuh Viona beberapa detik lagi, sementara ujung pisau mengarah ke lehernya. Viona terlihat hanya diam sambil memejamkan mata, menanti tubuh mungilnya dihantam balok dan tertikam pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Jatuh Cinta! 2
RomanceWARNING!! BERISI KONTEN SENSITIF, DIHARAPKAN TIDAK TERBAWA OLEH EMOSI YANG BERLEBIHAN KETIKA MEMBACA BAGIAN YANG MENYEBABKAN GEJOLAK EMOSIONAL. . . "Hanya ada dua pilihan ketika menjalani cinta beda keyakinan, ganti Tuhan atau ganti pacar. Sesungguh...