(2)

9.8K 684 14
                                    

Hana P.O.V

aku duduk di bangku penumpang dengan tenang.
ayah dan ibuku sengaja meninggalkanku untuk pulang bersama calon suamiku ini — Park Jimin.

aku duduk di bangku penumpang dengan tenang, sedangkan Jimin entah dimana, ia meninggalkanku didalam mobil setelah memarkirkan mobil di luar gedung apartemen mewah. selama diperjalanan tidak satupun dari kami yang berbicara. Jimin diam, akupun diam.

sudah 10 menit aku menunggunya.

akupun tertidur.

AUTHOR P.O.V

Jimin memencet bel salah satu kamar di apartemen mewah itu. "Jennie-ya, buka pintunya." Jimin menggedor pintu kamar itu karena Jennie tak kunjung membukakannya pintu.

cklek!

Jennie membuka pintu, wajah Jennie tampak lelah, ia menatap Jimin nanar. "ada apa Jimin-ah?" Jennie membuka pintu lebar dan berdiri dihadapan Jimin.

"aku akan menikah."

Jennie terkejut dengan kata-kata Jimin yang tiba-tiba. namun ia tetap tenang. "kapan?" Jennie menatap Jimin datar.

"1 bulan lagi."

Jennie mengangguk-anggukan kepalanya.

"siapa wanita beruntung itu?"

"Shin Hana."

Jennie diam sejenak mengingat-ingat nama itu. "pemilik sekolah seni mewah itu?" Jennie menaikan alisnya.

"entahlah, aku tidak tahu banyak tentangnya. dia putri tunggal KS Group-"

"ah- Hana- dia gadis yang sangat baik."

Jimin mengerutkan dahinya. bagaimana bisa Jennie bahkan tidak bereaksi apa-apa mengetahui ia akan menikah?

"Jennie-ya, menikahlah denganku."

Jennie terdiam mendengar kata-kata Jimin. ia menatap lantai, jantungnya berdetak sangat kencang. ia tidak tahu apakah ia melihat Jimin sebagai lelaki selama ini? atau hanya seorang sahabat dekat yang selalu peduli padanya.

"bagaimana dengan wanita itu?." Jennie menatap mata Jimin, Jimin terlihat sangat sedih dan gusar.

"tidak masalah, aku akan membujuk ayahku dengan cara apapun."

"Jimin-ah, aku tidak bisa— aku harus berhenti mengejar mimpi ku jika aku menikah denganmu."

Jimin terdiam mendengar jawaban Jennie. satu hal yang malam ini ia sadari, ini hanyalah cinta sepihak. selama ini, hanyalah cinta sepihak.

Jimin tersenyum. "keurae-" Jimin mundur beberapa langkah, hatinya sangat sakit. "sampai Jumpa— Chingu-ya" ia berbalik dan pergi meninggalkan Jennie yang menatap punggungnya menjauh. 

Jimin masuk kedalam lift dan menyandarkan kepalanya di dinding lift. tubuhnya sangat lemas. apakah menjadi putra kebanggaan ayah adalah satu-satunya jalan hidupku? Jimin membatin.

Ting!

Lift terbuka.

Jimin berjalan gontai meninggalkan gedung megah itu. dari kejauhan ia melihat wanita cantik tidur didalam mobilnya, ia tersenyum miring.

Don't You Dare [Park Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang