HANA POV
aku membeku di tempat. hatiku sangat sakit, aku memandang lurus pada pemandangan di hadapanku. Jimin dan gadis ini— aku rasa namanya Jennie?
Jimin memeluk gadis ini di ruang tengah. aku baru saja kembali dari sekolah. aku mendapati Jimin dan Jennie berpelukan ketika aku masuk kerumahku. aku terdiam di pintu masuk. baik Jennie maupun Jimin tidak melihat ku.
rasanya aku ingin menangis. aku ingin berteriak. aku ingin menarik gadis itu menjauh dari suamiku. aku sangat kesal.
Jimin melepas pelukannya.
untuk sesaat akhirnya ia menyadari kehadiranku. mulutnya terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu—
gadis itu menoleh ke belakangnya mendapati aku dj depan pintu, ia berdiri lalu membungkuk memberiku salam.
aku hanya diam.
aku menatap Jimin dengan dingin. ia menatap ku dengan ekspresi yang tidak dapat ku baca. gadis itu tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa padaku.
aku berpaling dari mereka berdua lalu berjalan lurus ke kamarku. aku mendengar Jimin memanggilku dan mengejarku— sebelum ia dapat menghampiriku, aku menutup pintu kamarku.
aku melempar tas ku kekasur. aku membuka ikat rambutku lalu menangis sejadi-jadinya. aku bisa mendnegar Jimin yang menggedor pintu kamarku.
aku mengabaikannya dan terus menangis.
"Hana-ya! Hana-ya! ada sesuatu yang ingin ku bicarakan!"
aku mengabaikannya. aku terduduk lemas di depan tempat tidurku, kedua tanganku menopang tubuhku di lantai. aku menangis hebat. kenapa ini terasa sangat sakit? aku sudah sangat tahu, Jimin mencintai Jennie.
"Hana— Jennie ingin menginap di sini beberapa malam, mau kah kau meminjamkannya beberapa baju ganti?"
Jimin bertanya di luar kamar.
aku terkekeh disela-sela tangisanku. ternyata dia memanggil dan mengejarku karena dia ingin aku meminjamkan Jennie beberapa baju ganti—
untuk sesaat aku fikir dia ingin meminta maaf.
aku tersenyum kecut.
aku menghapus air mataku lalu berdiri dan mengambil beberapa baju. aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku.
aku membuka pintu kamarku sedikit— lalu mendapati Jimin menunduk putus asa di depan kamarku.
"ini—"
Jimin terkejut lalu menolehku, ia langsung tersenyum lalu menyambut baju-bajunyang ku berikan.
"kau sudah makan malam? Jennie sangat ingin memakan man—"
"aku akan memesankan kalian pizza untuk makan malam." aku memotong ucapannya sebelum ia menyelesaikannya. aku tidak akan bisa bertahan di luar kamar ini untuk memasakan makan malam mereka berdua.
Jimin menaikan alisnya sebelah. "kau tidak memasak hari ini?"
"kalian bisa makan tanpa ku jika pizzanya sudah datang." aku tidak menjawab pertanyaannya dan langsung menututp pintu kamarku.
air mataku terjatuh lagi ketika aku menyandar di belakang pintu. hatiku sangat sakit—
aku benci— aku benci—
————————
aku duduk diam di meja makan, gadis itu tepat di sebrang ku. ia tersenyum pada Jimin, aku benci— aku benci melihat caranya tersenyum pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Dare [Park Jimin BTS FF]
Fanfictiongadis itu sangat mencintai lelaki tampan berambut keemasan yang berada di depannya saat ini. lelaki itu menatap gadis berambut coklat panjang itu dengan datar. "apa yang kau lihat?" tegurnya mendapati gadis itu memandangi wajahnya. "ah tidak ada."...