(10)

8.5K 564 5
                                    

Hana POV

aku berbaring memunggungi Jimin yang tidur di sampingku. ya, sudah hampir 2 minggu sejak aku terluka hari itu, aku tidur dalam satu kamar dan satu tempat tidur dengan Jimin.

aku masih diam padanya. aku masih tidak bisa memaafkan perbuatannya. dia melakukan semua itu— semua itu, hanya karena harga dirinya terhadarp Taehyung yang menciumku. dia tidak memikirkan harga diriku.

tiba-tiba aku merasakan tangan Jimin memelukku dari belakang. aku langsung menepis tangannya dan bangkit untuk duduk.

"Hana-ya—" Jimin menatapku dengan ekspresi memelas. "jebal, aku mengakui salahku. maafkan aku." Jimin ikut duduk sambil terus menatapku yang menatapnya sambil mengerutkan dahiku.

aku hanya diam.

Jimin menghela nafasnya. "aku tidak tahu harus bagaimana lagi agar kau memaafkanku.. ini sudah hari ke 4 kau tidak berbicara sepatah katapun padaku." Jimin mengacak rambutnya.

sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang ku inginkan. aku tahu dia sudah meminta maaf berulang kali, dan dia banyak sekali melakukan usaha untuk mendekatkan diri padaku. seperti tadi— tiba-tiba memelukku. kadang-kadang ia datang kesekolah ku hanya untuk melihat apakah aku terlalu dekat dengan Taehyung, ia juga kadang membawakanku makanan.

aku menghela nafasku. ia benar, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dan aku tidak bisa meminta apa-apa. "sudahlah— maafkan aku Jimin-ah." aku menatapnya, lalu aku tersenyum.

mata Jimin melebar. "jinjja?!"

aku mengangguk. "kau benar. tidak ada yang bisa kau lakukan untukku. aku tidak mungkin meminta mu mencintaiku." aku tersenyum kecut, hatiku sangat perih menyebut kata-kata itu denga mulutku sendiri.

ekspresi Jimin berubah, dia terlihat seperti merasa bersalah.

aku terkekeh, "tidak usah difikirkan. maafkan aku."

Jimin mengerutkan dahinya. "aniya, maafkan aku."

aku hanya tersenyum lalu pergi keluar kamar, aku memanggil anjingku— Tan.

"Tan-ah, ileowa."

Tan berlari kearahku sambil menggonggong dengan imut. aku memeluknya dan menggendongnya.

"kau kesepian? I'm sorry—" aku cemberut sambil mencium kepala Tan dan berjalan ke sofa. "will you cuddle with Mommy?" aku tertawa karena aku merasa bodoh berbicara dengan anjing seperti dia adalah anakku.

aku duduk di sofa dengan Tan di pangkuanku. aku mendengar langkah kaki di belakang ku, aku menoleh dan mendapati Jimin berjalan kearahku masih dengan wajah bengkaknya. mau tidak mau aku terkekeh melihatnya.

"so—" Jimin mendekat kearahku. "why this Mommy giggle so suddenly like crazy?" Jimin duduk di sebelahku.

aku menunjuk wajahnya.

"wae?" Jimin menyentuh wajahnya.

"kau bengkak." aku terkekeh lagi sampai Tan melompat pergi dari pangkuanku.

Jimin mengusap wajahnya berkali-kali lalu ikut terkekeh melihatku. "kau senang melihatku jelek?" Jimin menaikan alisnya.

"eoh. pantas saja Tan tidak mau dekat denganmu." aku menunjuk Tan yang menggeram padanya.

Tan selalu menggeram pda Jimin, tapi Jimin tidak pernah memperdulikannya, dan Tan juga sangat mungil untuk menyakiti Jimin, jadi aku hanya duduk dan melihat dari jauh ketika Tan hendak menyerang Jimin, namun saat Jimin tiba-tiba bergerak Tan akan terkejut tidak jadi menerkam dan berlari ke arahku.

Don't You Dare [Park Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang