gadis itu sangat mencintai lelaki tampan berambut keemasan yang berada di depannya saat ini.
lelaki itu menatap gadis berambut coklat panjang itu dengan datar. "apa yang kau lihat?" tegurnya mendapati gadis itu memandangi wajahnya.
"ah tidak ada."...
aku sedang menunggu Jimin pulang sore itu cuaca sedang mendung, aku melingkarkan selimut di tubuhku dan berbaring di sofa ruang tv. tidak lama setelah itu aku mendengar rintik hujan mulai turun.
"haah, hujan.. Jimin belum pulang." aku mulai khawatir karena ini sudah hampir malam dan Jimin belum pulang.
tidak lama setelah itu aku mendengar suara wanita berteriak dari luar, aku langsung berdiri dan bergegas membuka pintu depan untuk melihat ada apa, beberapa maid mengikutiku dari belakang.
dan..
pemandangn yang ku dapat sangat tidak ku sukai.
Jimin.
memeluk Jennie.
mata Jimin bertemu dengan mataku. Jimin masih memeluk Jennie yang tampak sedang terisak di pelukannya, mereka diguyur hujan, dan Jimin hanya menatapku dengan sedih.
aku hanya diam dan kembali masuk ke dalam rumah, aku mengambil selimutku dan masuk kedalam kamar. aku mengganti pakaianku, aku merasa air mata akan jatuh dari sudut mataku saat aku sedang mengganti pakaianku menjadi pakaian tidur. aku terus menahannya. Jimin pasti punya alasan untuk ini. tapi otakku menghianatiku. bagaimana jika dia sejak awal memang hanya ingin mempermainkanku? bagaimana jika semua perlakuannya belakangan ini hanya pura-pura?
aku duduk di tempat tidurku, air mata jatuh dari sudut mataku dengan cepat aku menghapusnya saat aku mendengar Jimin mengetuk pintu dan masuk, aku menatapnya dengan datar saat ia mendekatiku.
"Jennie—" Jimin duduk di sebelahku. "dia akan menginap disini untuk malam ini, kau tidak keberatan kan?"
aku hanya mengangguk.
"Hana-ya, Jennie sedang berada pda kondisi tidak baik sekarang, hanya aku yang ia punya, aku harap kau mengerti."
"aku selalu mengerti." aku berbisik. tapi aku rasa itu terdengar twrlalu sarkasm membuat Jimin menggenggam tanganku yang berada di atas pahaku dan menghela nafasnya.
Jimin menghela nafas lagi. "aku hanya ingin kau tahu, aku tidak ada hubungan apapun dengan Jennie."
aku hanya diam.
Jimin berdiri dan mengecup puncak kepalaku sebelum keluar kamar yang aku yakin dia ingin mengecek apakah Jennie baik-baik saja.
aku mencoba mengerti keadaan Jimin, dia bilang tidak ada hubungan apapun antara dia dan Jennie. haruskah aku mempercayainya?