Di tengah perjalanan menuju rumahnya, Rian terus saja memikirkan siapakah cowok yang bersama Icha tadi, dia bahkan mengabaikan pertanyaan dari Lidia yang sedang duduk di belakangnya dengan wajah yang di tekuk karena tidak di perhatikan.
"Eh bang lo dengerin gue ngomong nggak sih?!"
"Ah apaan tadi? Gue ga denger" kata Rian saat tersadar dari lamunanya.
"Pasta giginya mana? Lo gue tanya dari tadi ga di jawab" Kata Lidia meninggikan suara agar terdengar oleh Rian.
"Emang gak ada di situ?"
"Kalo ada, gue nggak mungkin nanya gublu'!"
Rian melupakan niatnya mencari pasta gigi karena bertemu dengan Icha di supermarket tadi dia bahkan merutuki sikap teledornya itu.
"Ya udah nanti kita mampir ke warung deket rumah aja, buat beli itu pasta gigi"
Dian hanya mengangguk tanda mengerti, Rian yang melihat dari kaca spion juga mengagguk dan kembali terfokus pada jalanan.
***"Mau es krim?" Tanya Figo saat melihat wajah Icha yang di tekuk dia yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan gadis yang ada di sebelah nya itu.
"Nggak usah, kita langsung pulang aja" Kata Icha datar.
Entah mengapa mood nya tiba-tiba menjadi hancur tanpa sebab.
Cowok itu hanya mengangguk tanda mengerti dan mulai menjalankan mobilnya yang perlahan mulai menjauh dari supermarket itu.
"Loh kok belok sih? Lo lupa jalan rumah gue?" Kata Icha saat mobil yang dia naiki berbelok ke arah kiri.
"Nggak kok, gue tau lo lagi badmood gue cuma pengen ngembaliin senyum manis yang ada di wajah lo, ngak salah kan?" Balas cowok itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ah, elo gak perah berubah dari dulu" Jawab Icha sambil tersenyum.
Mobil itu berhenti di sebuah kedai es krim tidak jauh dari rumah Icha.
Mereka berdua masuk dan memilih tempat di sudut dekat jendela agar mereka bisa melihat langit.
"Nggak pernah berubah ya, dari terakhir gue kesini tempat ini masih sama kayak dulu,"kata cowok itu sambil memperhatikan keadaan di sekitar kedai itu
"Sejak lu pindah, gue masih sering kesini sendiri,"
"Kenapa sendiri?" Kata Figo mengerutkan kedua alis nya. Kan udah gue bilangin kalo lo takut sendiri sebut nama gue tiga kali di jamin gue gabakal muncul" Kata cowok itu sambil terkekeh geli.
"Lo juga nggak pernah berubah, masih sama kayak dulu" Kata Icha sambil tersenyum.
"lo juga nggak berubah, masih pendek kayak dulu" Ejek cowok yang ada di depan nya itu.
Icha menggembungkan kedua pipinya. "eh berhubung lo udah balik, gue mau cerita sama lo"
Figo melipatkan kedua tangan nya di atas meja "mau cerita apa?"
"gue dapet pesan misterius lagi"
"Lagi? Kok bisa? Bukanya lo udah ganti id line?" Tanya cowok itu sambil berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...