Serendipity (21)

1.2K 74 8
                                    

Kantin yang  terletak di sudut sekolah itu tampak penuh. Para siswa berdesakan ingin mengisi perutnya, Icha dan kawan kawan sudah berada di tengah tengah gerombolan siswa yang kelaparan itu.

"Duhh rame banget sih! Gue udah lapar banget ini" Rara memegang perutnya yang sudah meminta jatah dari tadi.

Icha juga sudah sangat lapar, "Gue juga lapar banget nih" Icha memilih tempat duduk yang ada di sampingnya.

Baru saja tiga sekawan itu mendaratkan pantatnya di bangku kantin, tiba-tiba Dimas lewat di susul dengan Zika di sampingnya. Melihat hal itu sontak membuat mood makan Zahra seketika menjadi hilang.

Baru saja Zahra ingin pergi namun Icha dengan sigap menahan lengan Zahra, "Mau kemana lo?"

Zahra memutar bola matanya jengah,"Gue mau balik ke kelas,gue nggak laper!"

Rara memicingkan matanya,"Kenapa? Lo cemburu ngeliatain Zika sama Dimas? Udah biarin aja mantan jalan ama monyet barunya!" Kata Rara santai

Zahra hanya menghela nafas kasar, "Lagian gue nggak habis pikir,kurang gue apa coba? Brengsek banget jadi cowok!"

"Eh tapi setau gue ni ya, itu cewek bukanya naksir sama Rian ya? Kok malah jadian sama Dimas sih?" Rara manatap heran teman temanya.

Icha yang mendengar hal tersebut sebisa mungkin menampilkan reaksi yang biasa saja, tapi di dalam hatinya ada begitu banyak pertanyaan yang muncul.

Icha dan Zahra hanya diam, "Atau jangan jangan dia pacaran sama Dimas cuma buat bisa deket sama Rian?" Ucap Rara lagi

Icha tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kesal di hatinya saat mendengar hal itu, "Gue juga nggak suka sama tu cewek! Dari awal ketemu tampang dia udah kaya emang bakal jadi rival gue" Icha memasang wajah datarnya.

"Tunggu, yang harusnya sewot sama marah marah itukan gue, kok malah jadi lo sih yang keliatan nya kesel banget, kan yang di tikung itu gue" Kata Zahra menatap Icha bingung dan penuh tanya.

"Iya nih, atau jangan jangan lo cemburu ya, gara gara gue ngomong kalo Zika pacaran sama Dimas karna cuma mau deket sama Rian doang?" Selidik Rara

Wajah Icha hanya memerah, ia tidak tau apakah harus menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya sekarang, tapi melihat kondisi Zahra yang belum bisa di katakan baik baik saja, Icha mengurungkan niatnya itu.

"Nggak kok, gue ya kesel aja, gue paling nggak suka ya ada orang yang bikin sahabat gue nangis" Elak Icha kepada kedua sahabatnya itu.

Dari kejauhan tampak Rian berjalan sendirian di lorong kelas menuju kantin lebih tepatnya menuju tempat Icha dan kawan kawan yang sedang menikmati batagor yang baru saja mereka pesan.

Dengan tanpa permisi Rian duduk di samping Icha, dan mengambil alih sendok yang ada di tangan Icha, menggambil sesendok batagor dan memasukan kedalam mulutnya.

Icha dan kedua sahabatnya hanya melongo melihat tinggkah Rian, tidak sampai di situ, Rian kembali mengambil sesendok batagor lalu mengarahkan sesendok batagor itu ke arah Icha, "Kereta api datang, buka dong mulutnya aaaaa" Rian menyodorkan sesendok batagor ke arah Icha.

Icha hanya mengernyitkan kedua alisnya,"Nggak mau, bekas mulut lo najis banget" Rian yang memanyunkan kedua bibirnya, lalu menyuapkan kembali batagor itu ke dalam mulutnya.

Zahra dan Rara hanya melongo melihat tingkah Rian, "Yan, lo kok kenapa dateng dateng rusuh gini sih, nggak tau apa gue lagi patah hati tau!" omel Zahra.

Rian meyerumput jus jeruk milik Icha, "Suka suka gue dong, gue cuma mau makan bareng pacar gue emang nya salah?" Rian menggangkat kedua alisnya

Sedangkan Icha yang ada di sampingnya menunduk malu dengan wajah yang memerah.

Rara memicingkan kedua matanya, "Apa? Gue nggak salah denger kan? Pacar? Maksus lo apaan?"

Rian menghela nafas pelan, lalu tangannya beranjak merangkul bahu cewek yang ada di sampingnya itu, "Iya, gue pacarnya Icha,lo nggak salah denger kok" Jawab Rian santai

Zahra yang sedang memakan batagornya tiba tiba tersendak mendengar perkataan cowok yang ada di depanya itu,"Uhuuk,, uhuuk, gue nggak salah denger kan?" Zahra membulatkan kedua bola matanya.

Rian kembali memakan batagor milik Icha,"Kaya nya temen temen kamu pada budek deh yang" Rian menunjuk dua orang yang ada di depannya itu menggunakan sendok yang ada di tanganya.

Icha yang dari tadi diam kini mulai memberikan penjelasan kepada kedua temanya, "Eee,, jadi gini gue sama Rian emang udah jadian"

Rara menatap Icha tak percaya,"Tapi kenapa lo nggak cerita ke kita?"

"Ya gue nggak enak, soalnya si Zahra juga lagi patah hati,masa iya gue seneng seneng kan nggak solid banget" Kata Icha menggembungkan kedua pipinya

Zahra hanya tersenyum,"Santai aja kali caak, gue nggak apa apa kok, gue malah ikut seneng kalo lo seneng".

Rara manatap lekat wajah Icha, "Lo yakin pacaran sama cowok kaya Rian?" Rara melirik ke arah Rian yabg tengah sibuk dengan batagor Icha yang sudah dijadikan hak milik oleh Rian.

Icha melirik sekilas ke arah Rian, ada sesuatu yang menghangat di hatinya ketika melihat cowok yang ada di sampingnya itu.

"Yakinlah, kalo nggak yakin nggak mungkin gue pacarin" Jawab Icha sambil terkekeh.

"Lagi ngomongin gue ya?" Rian ikut bergabung dengan ketiga cewek itu.

Rara menatap kedua pasangan itu bahagia,"Eh yan, lo kudu bayar PJ ke kita, iya kan Zar?" Rara menyikut pelan bahu Zahra

Zahra menggangguk mantap,"Bener banget tuh!"

"Kalian boleh pesen apa aja di sini" Rian mengadahkan wajah dengan sombongnya.

Zahra dan Rara membulatkan kedua mata mereka, "Beneran nih?" Jawab dua cewek itu kompak

Rian menggangguk sambil kembali menyuapkan batagor terakhir ke dalam mulutnya.

Zahra dan Rara langsung menghampiri penjual kantin untuk kembali memesan makanan mereka, Icha hanya terkekeh geli melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

Tak lama kemudian, dia mengalihkan pandanganya ke arah Rian sambil mengerutkan kedua alisnya, "Kamu punya uang dari mana, sok sokan mau bayarin segala" Rian menatap Icha dengan senyum jahilnya,"Ngebon dulu sama ibuk kantinya" Rian menampilkan sederet giginya yang rapi.

Icha membelalakan kedua matanya, tanganya dengan reflek mencubit kecil perut cowok yang ada di sampingnya itu,"Kalo nggak punya duit, nggak udah sok sokan gitu deh, kan gue jadi nggak enak"
Rian menyentil pelan ujung hidung ceweknya itu,"Kan ada kamu sayang, yang bayar semuanya" Kata Rian santai

Icha hampir saja jatuh pingsan mendengar kata Rian, mana ada pacar yang nyuruh ceweknya buat bayar semua makanan, "loh kok aku sih? Kan tadi yang suruh pesen kamu" Icha memasang wajah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Habis, dompet aku ketinggalan di rumah, nanti aku ganti deh" Kata Rian sambil memasangkan cengiran bodohnya itu.

Icha hanya menghela nafas berat, tapi dia sama sekali tidak keberatan, Rian memang seperti itu, ceroboh dan kekanak kanakan. Meski begitu Icha tetap mencintai Rian, karna Icha tau di balik sikap bodoh dan kenak kanakan nya Rian, ada sisi yang begitu serius dan dewasa yang tak semua orang mengetahuinya.

Sorry baru up baru sempet wkwk
Selamat menunaikan ibadah puasa ((:

SERENDIPITY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang