Jika hari itu tidak ada tangan yang menarik nya, mungkin saja pagi ini dia tidak bisa merasakan betapa lezat nya masakan mama nya.
Icha sangat beruntung masih bisa selamat, dia sangat beruntung memiliki keluarga, sahabat, juga teman teman yang begitu peduli padanya.
Rasa trauma yang dia rasakan sekarang, rasa takut melihat air kolam, laut bahkan danau. Siapapun orang nya, Dion bersumpah akan menghabisi orang yang dengan sengaja ingin mencelakai adik bungsunya itu.
Dan dia juga sangat berterimakasih dengan Rian sudah menyelamat kan adiknya.
Di kamar Icha yang cukup luas itu, sekarang di penuhi oleh teman teman nya, ada Dion di sudut ruangan bersama dengan Redho, Dimas, juga Zidan, sementara di samping tempat tidur ada Rara dan Zahra yang sedang berbicara dengan Icha.
Rian yang baru saja ingin membuka kenop pintu tiba tiba saja di kejutkan oleh seseorang yang baru masuk ke kamar Icha.
Semua yang ada di dalam kamar menatap Figo heran karena mereka belum pernah melihat figo sebelum nya. Icha yang melihat kedatangan Figo langsung tersenyum senang.
"Gue kira lo nggak akan jenguk gue" kata Icha cemberut.
Figo duduk di samping tempat tidur sambil mengusap lembut pucuk kepala sahabat nya itu.
"Lo nggak apa apa?" Tanya Figo khawatir.
Icha menggeleng dengan mantap, "Nggak apa apa kok, gue udah sehat"
"Kalo nggak bisa berenang nggak usah sok jago!" Figo mencubit pelan pipi Icha
Icha hanya menunjukan cengiran bodohnya
Sementara mereka yang melihat Icha yang begitu akrab mulai bertanya tanya siapakah sosok yang bersama dengan Icha sekarang? Apakah itu pacar nya?
Rian yang melihat itu entah mengapa ada rasa jengkel di dalam hatinya.
Figo berjalan menghampiri Dion, "Gue bakal pindah ke sekolah Icha besok"
Dion menggangguk mengerti "Makasih, gue titip Icha sama lo."
Semuanya melongo termasuk Icha "Beneran lo bakal pindah ke sekolah gue?" Tanya Icha tak percaya
"Anjiir stok cogan nambah" Bisik Rara pada Zahra.
Figo menatap Icha dan menggangguk.
"Kalian semua teman nya Icha?" Figo mengalihkan pandangan nya kepada anak anak yang sedari tadi hanya melongo.
"Gue sampe lupa ngenalin kalian" Icha menepuk kepala nya pelan.
"Yang di sana namanya Zidan, di samping nya itu Dimas dan yang paling putih itu Redho," Icha menunjuk ke arah tiga orang yang sedang tersenyum ke arah Figo.
"Terus kalo yang ini namanya Rara, dan di sebelah nya itu Zahra dia itu pacarnya si Dimas" Lanjut icha lagi.
"Dan yang ini, namanya Rian, dia yang udah nyelamatin gue kemaren,"
Figo menyalami semua orang yang ada di sana.
Saat bersalaman dengan Rian, Figo mengucapkan terimakasih telah menyelamatkan Icha, "Makasih udah nyelamatin dia" Ucap Fugo tulus.
Rian hanya tersenyum masam, dia masih belum mengerti apa hubungan antara Icha dan Figo.
Rian yang tadi hendak pergi ke dapur untuk minum melanjutkan niat nya dan berlalu keluar dari kamar.
Di dapur Rian terus saja memikirkan siapakah Figo sebenarnya. Apakah hubungan nya dengan Icha, seberapa dekatkah mereka?
Pertanyaan pertanyaan itu memenuhi kepalanya saat ini. Baru saja dia membalikan badan nya untuk kembali ke kamar, dia di kejutkan oleh Figo yang ada di belakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...