Kamar yang berukuran lumayan besar itu, kini sudah menjadi lautan baju, sudah hampir jam tiga, itu artinya sebentar lagi Rian akan menjemput nya dan dia sama sekali belum siap.
Icha yang tengah sibuk memilih baju di tiba tiba saja di kagetkan oleh dion yang masuk ke kamar nya.
"Buset ini kamar apa toko baju?" Dion melempar baju baju yang ada di atas kasur ke lantai
"Gue cantik nggak pake yang ini?" Icha memegang baju berwarna hijau selulut dengan pita manis di pinggang nya.
"Lo mau jalan bareng siapa?"
"Sama Rian"
Dion hanya manggut manggut, "ganti, itu baju terlalu pendek buat lo"
Icha kembali membongkar lemari nya, di ambil nya baju merah terang nya itu "kalo ini gimana?"
Dion lagi lagi menggelengkan kepalanya "Terlalu norak, yang ada Rian ilfeel sama lo"
Icha menghembuskan nafasnya kasar "Jadi gimana dong?"
Dion bangkit dari tempat duduk nya, di ambil nya baju kaos putih yang ada di lemari icha, lalu jaket levis yang di padukan nya dengan kaos tersebut, "Nih lo pake, gitu aja kok repot"
Icha sangat tau Dion memang bisa di andalkan apalagi soal berpakaian, dia tidak pernah ketinggalan zaman.
"Okee, makasih deh lo emang kakak terdebest" Icha menepuk pelan punggung abang nya itu
"saran gue, lo jangan terlalu deket sama si Rian, dia memang anak yang baik, tapi nggak menutup kemungkinan dia bakal bikin lo sakit hati"
Icha diam sesaat lalu di mengangguk kan kepalanya, "Lo tenang aja,kalo ada apa apa, gue pasti cerita kok sama lo"
"Yaudah buruan siap siap, gue mau balik ke kamar" Dion beranjak dari tempat duduk nya dan berlalu keluar kamar.
baru saja icha selesai merapikan rambutnya, bel rumah berbunyi menandakan jika dia sudah di jemput oleh rian.
Icha bergegas turun ke bawah, berpamitan dengan mamanya dan meluncur di atas motor hitam milik rian.
"emang kita mau kemana sih?"
Rian melirik icha sekilas dari kaca spion nya dan tersenyum kecil "Udah lo diem aja, ntar kalo udah sampe lo bakalan tau sendiri kok"
Icha menggembungkan pipinya, merasa bosan dia pun memasang handset ke telinganya dan mulai menghidupkan lagu dari boyband kesukaan nya itu.
Tidak ada yang ingin memulai percakapan, hening dan itu membuat icha kesal, dia bukan lah tipe orang yang betah berlama lama mengunci mulutnya. Icha merasa ada yang sedang di pikirkan oleh rian, tak biasanya dia diam seperti inu.
"lo mikirin apaan sih yan?"
"Ah apa?"
"tuh kan, gue ngomong nggak di denger"
"Hehe soalnya nggak kedengeran"
"Gue yang lagi denger lagu aja masih denger kok lo ngomong, lo lagi mikirin apa sih?"
"gue lagi mikir gimana caranya buat bisa bikin lo bahagia"
Pipi icha lantas memerah seketika "lo mulai dah receh lagi" icha mencubit kecil perut rian.
"jangan di cubit, ntar kita jatuh"
"biarin lo sih receh banget" gerutu icha
Banyak yang mereka bicarakan di atas motor hitam itu, entah kemana rian akan membawa icha, tapi icha menikmati setiap saat waktu yang dia lewati bersama dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...