"Makasih ya, lo eh maksud aku kamu udah nyelamatin aku," kata Icha sambil membersihkan luka yang ada di telapak tangan Rian.
Rian hanya tersenyum, "Aku ada kan emang buat jadi malaikat pelindung kamu,"
Icha sedikit menekan luka yang ada di tangan Rian, "Mulai receh lagi!"
Rian hanya meringis kesakitan dan memayunkan bibirnya.
Setelah memberikan perban, Icha kemudian mengecup pelan telapak tangan Rian, "Cup!"
"Biar luka nya cepat sembuh," Kata Icha dengan malu malu.
Rian hanya tersenyum, lalu Rian mengusap pelan pipi Icha yang sudah di baluti dengan perban, dan dengan secepat kilat Rian mencium pipi Icha.
"Cup!"
"Biar luka yang ada di pipi kamu juga cepat sembuh," Kata Rian dengan senyuman manjanya.
Icha hanya mematung di tempatnya, itu adalah ciuman pertamanya.
Ya, tidak ada lelaki lain yang mencium pipinya kecuali ayahnya, bahkan Dion saja tidak pernah menciumnya.
"Ya rabbi pacar ku imuut sekalii," Kata Rian sambil menarik pelan hidung Icha.
Icha masih mematung di tempatnya.
"Liat tu pipinya udah kaya udang rebuss, jadi gemes pengen cium lagi," Kata Rian dengan menahan tawa.
Icha yang mulai tersadar dari rasa kagetnya hanya tersenyum malu, dan menyembunyikan wajahnya di balik bahu bidang Rian.
Tangan Icha bergerak perlahan mencubit perut Rian.
"Aduduh.. Sakit woyy!" Kata Rian meringis kesakitan
"Tuh, rasaiinn! Awas ya kamu kalo macem macem lagi aku sunat dua kali mau?" Kata Icha dengan nada yang mengancam
Rian membentuk tanganya menjadi huruf V "Iyaa, aku janji nggak nakal lagi, udah dong di cubitnya sakit nih!"
Icha hanya tersenyum kecil dan mengencangkan cubitanya.
"Aww! Iyaa iyaa ampuun!" Kata Rian menahan sakit
Icha lalu melepaskan cubitanya, dan tertawa puas.
"Malah pacaran di sini, gue sama yang lain nyariin kalian tau nggak!" Dion tiba tiba saja datang dan duduk di samping Icha.
Dion memeriksa pipi kiri Icha,"Udah nggak sakit lagi kan?" Tanya Dion khawatir
Icha melihat Rian dengan senyum yang di tahan,"Udah kok, tadi udah di kasih obat yang mujarab banget,"
Dion mengernyitkan kedua alisnya, menatap Rian dan Icha bergantian, "Kalian kenapa?"
"Ha? Nggak apa apa kok, emang kita kenapa?" Tanya Rian balik
Sedangkan Icha hanya menahan tawa
"Yaudah kita kedepan yuk, di sana udah ada mama, papa, Zika, sama Dimas yang nungguin dari tadi," Kata Dion sambil bangkit dari duduknya.
Mereka bertiga kini mulai berjalan menjauh dari taman belakang yang ada di rumah sakit itu.
Kusomo Wijaya begitu terkejut saat melihat pasien yang baru datang ternyata putri kesayangannya, tak sadarkan diri dan berlumuran darah.
Pak wijaya dengan seluruh kemampuan yang dia punya, dengan begitu telaten memberikan perawatan dan pengobatan untuk Icha, hingga dia bisa sadar dan tersenyum seperti sekarang.
"Sayangg kamu nggak apa apa kan?" kata Leti saat melihat Icha dan langsung memeluknya.
Icha hanya mengganguk dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Ficção Adolescente"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...