Dimas berjalan ke luar kelas dengan wajah gelisah nya. Di luar telah ada Zahra menunggu dengan wajah cemberutnya.
"Kenapa beb?" Tanya Dimas saat telah sampai di depan Zahra yang di temani oleh Rara dan Icha.
"nggk papa, niat nya sih pen ngajak kamu jalan pulang sekolah ini tapi nggak jadi" Balas Zahra cuek.
"Loh kok gitu sih? jangan gitu dong" Bujuk Dimas lagi
"Lo jalan aja noh ama tu cewek!" Kata Zahra kesal
"Beeb jangan galak galak gitu dong"
"Apaan sih lo! Jauh jauh deh lo eneg gue liat lo!" Zahra masih saja kesal dengan Dimas.
Zahra berjalan masuk ke dalam kelas dan menghampiri tempat duduk Zika.
"Owh jadi ini anak baru yang keganjenan ama cowok orang!?" Kata Zahra nyaris berteriak.
Kelas yang tadinya ribut dengan kegiatan masing masing kini mereka hanya terfokus pada Zahra.
"Apa apan sih lo? " Zika tidak terima di katakan seperti itu.
"Emang bener kan, lo ngegodain cowok gue!" Zahra tak mau kalah.
"Cowok lo? Siapa cowok lo?gue bahkan nggak kenal siapa elo!"
"Dia cowok gue! " Zahra menunjuk ke arah Dimas, yang hanya di balas dengan tatapan takut oleh Dimas.
"Jadi dia cowok lo? Denger ya gue nggak pernah ngegodain cowok lo! Cowok lo aja yang ganjen ama gue!"
"Udah tau kenapa masih lo layanin hah?" Zahra makin tidak mau kalah
"Harus nya lo tanya sama diri lo sendiri, kenapa cowok lo bisa ngelirik cewek lain? Lo ngaca kenapa cowok lo bisa ganjen ama gue, salah nya bukan sama gue! tapi sama diri lo sendiri tuh yang nggak bisa jagain cowok lo baik baik!"
Zahra tercekat mendengar kata kata dari Zika, tangan nya sudah siap ingin menampar gadis itu.
Tapi dia mengurungkan niatnya karena kedatangan bapak Subandi ke kelas.
Bukan untuk mengajar tapi hanya ingin menyampaikan bahwa renang bulanan akan di laksanakan minggu ini.
"Lo beruntung kali ini" Kata Zahra belum puas.
"Udah lah Zar, mendingan kita balik ke kelas, ini kelas orang jangan bikin ribut" kata Rara mencoba menenangkan Zahra.
"Tau nih zar, mendingan balik ke kelas, liat satu kelas pada liat ke sini semua" Icha juga mencoba membujuk Zahra.
"Lo sama temen lo sama aja! sama sama nggak tau malu!" Zika tiba tiba saja memancing amarah Icha
"Kali ini lo ngomongin gue!?" Icha menatap Zika tak mengerti.
"Ya elo lah, siapa lagi ha?" Balas Zika sinis
"Mau lo apa lagi sih? Belum puas lo ha? Kurang sakit jambakan gue tadi? Apa lo pengen ngerasain tamparan gue kali ini?"Kata Icha santai namun penuh ancaman di setiap kata katanya.
Rian yang sedari tadi hanya diam, kini mulai tertarik untuk melihat kejadian yang sedang heboh itu.
Melihat Rian telah ikut menyaksikan kejadian itu, Zika ingin mengambil simpati dari Rian.
"Jadi gini cara lo nyambut anak baru? Dengan ngejambakin rambutnya dan sekarang lo mau nampar gue? Gue kan cuma mau temenan ama lo" jawan zika dengan tampang sedih nya itu.
Icha hanya melongo mendengar jawaban dari Zika.
"Bunglon banget lo!" Kini Rara yang juga telah terpancing emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...