Icha menatap ujung sepatunya yang menjuntai indah di atas air laut yang tenang itu, angin dengan sabar membelai lembut rambutnya yang di urai indah itu, di sampingnya Rian memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajahnya.
"Yan, kalo aku tiba tiba ilang gimana?" Icha masih menatap ujung sepatunya
Rian membuka matanya dan menatap gadis yang ada di sampingnya ini bingung, "Kamu nggak akan ilang, karna ada aku yang selalu jagain kamu" Rian memegang dagu Icha, menggagkat pelan wajah Icha agar menatapnya.Mata Icha sudah memerah menahan tangis, Rian tambah bingung dengan sifat Icha yang tiba tiba seperti ini,"Sayang kamu kenapa nangis?" Rian mengusap pelan air mata yang jatuh di pipi gadis yang sudah menjadi segalanya bagi Rian.
Icha menggeleng pelan,"Aku cuma takut aja" Rian menggenggam kedua tangan Icha,"Kenapa? Kamu di teror lagi?"
Icha hanya menggangguk pelan, "Kamu nggak usah takut, aku ada di samping kamu, liat aku" Rian melekatkan kedua tangannya di pipi Icha, "Aku bakal lakuin apapun buat jagain kamu, jadi kamu nggak usah takut lagi" Rian mengusap pelan kepala gadis yang ada di depanya itu.
Icha hanya nenggangguk,Rian merangkul gadis yang ada di sampingnya itu, "Jangan nangis lagi, aku nggak suka liat kamu nangis kayak tadi" Rian mengecup pelan pucuk kepala Icha.
Selepas dari dermaga mereka berdua mampir di pinggir jalan untuk membeli bakso yang di jual di sana, "Bang bakso nya dua ya" Rian menghampiri penjual bakso itu sedangkan Icha langsung duduk di tenpat duduk yang sudah di sediakan.
"Yan,sambil nunggu baksonya kita selfie yuk!" Ajak Icha bersemangat sambil membuka aplikasi kamera yang ada di ponselnya.
Rian hanya memajukan bibirnya, "Sayang, kamu tau kan aku paling anti sama kamera"
Icha hanya berdecak kesal, "Udah nggak usah banyak alesan," Icha mengalungkan sebelah tanganya ke leher Rian, "Oke satu,duaa, tigaa 'Cekrek' !" Hasilnya Rian dengan wajahnya yang datar sedangkan Icha memasang pose seakan akan sedang berusaha mencekik cowok yang ada di sampingnya itu."Okee tinggal post di Instagram" Gumam Icha, sedangkan Rian dengan damainya memandang wajah Icha yang begitu serius dengan ponselnya itu.
Icha melirik ke arah Rian,"Kenapa liatin nya gitu? Ada yang aneh ya?" Icha mengerutkan kedua alisnya.
Rian tidak memperdulikan ocehan Icha, dia terlalu asyik memandang wajah cantik pacarnya itu. Icha memajukan kedua bibirnya,"Kamu kenapa sih? Aku di kacangin, yaudah aku mau makan bareng mamang bakso nya aja!"
Rian terkekeh geli tanganya terulur mengacak acak rambuk gadis yang ada di sampingnya itu, "Lucu banget sih pacar aku" Tangan Rian beranjak mencubit pipi Icha gemes.
"Iihhhh reseek banget sih!" Icha membenarkan rambutnya yang berantakan, tak lama setelah itu dua mangkok bakso pun datang yang di sambut antusias oleh Icha.
"Makasih ya maang" Ucap Icha sumringah melihat baksonya datang, Rian lagi lagi tersenyum geli melihat tingkah gadisnya itu, "Bahagia itu sederhana banget ya" Ucap Rian.
"Iya, contohnya makan bakso berdua sama kamu aku udah bahagia banget" Kata Icha sambil meniupkan baksonya yang masih panas.
"Jarang jarang ada cewek yang mau di ajak makan di pinggir jalan kayak gini, emangnya kamu nggak malu?" Rian menatap Icha penuh rasa penasaran
Icha menelan bakso nya, "Ngapain mesti
malu, justru enakan gini kali, udah murah enak lagi, jadi irit" Jawab IchaRian hanya tersenyum mendengar jawaban Icha.
Sedangkan di rumah Figo dan Dion tengah di sibukan dengan teka teki yang selama ini bersarang di benak mereka.
Dion,Figo dan Rian memang sudah membuat rencana ini sebelumnya. Rian akan mengajak Icha untuk bersenang senang agar tidak terus menerus tertekan sengan teror yanh selalu dia dapatkan, sedangkan Figo dan Dion akan fokus untuk menyelidiki siapakah dalang di balik semua ini.
Figo menatap beberapa kertas yang ada di hadapanya, "Sampai sekarang kita nggak nemu petunjuk apapun"
Dion menekan pelipisnya pelan,"Gimanapun juga kita harus tau siapa dalang di balik ini semua, gue nggak mau adek gue sampai kenapa kenapa"Figo tiba tiba saja terbayang kejadian di saat Icha tercebur di kolam, bukan sebuah kebetulan setelah Icha bertemu dengan Zika tiba tiba di tercebur kedalam kolam, di tambah lagi sebelum kejadian itu sempat terjadi pertikaian antar Zika dan Icha, "Gue curiga sama cewek barunya si Dimas"
Dion melihat ke arah Figo dengan kening yang berkerut,"Cewek baru? Maksud lo? Setau gue ceweknya Dimas itukan Zahra,sahabatnya Icha".
"Iyaa, cewek barunya Dimas, anak baru yang dulu pernah di ceritain Rian ke gue" kata Figo.
"Jadi, apa rencana lo udah ini?" Figo menatap Dion serius, Dion hanya terdiam menatap kosong lantai yang ada di bawahnya, "Kita harus cari tau tentang cewek itu,kita perlu bukti buat nuduh orang" kata Dion.
Zika, cewek yang terpaksa berpacaran dengan Dimas hanya untuk bisa dekat dengan Rian. Memang cinta membuat dia menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang dia mau.
"Sayang, kalian sering ya nongrong nongkrong di rumah kamu ini" Mata zika masih menyapu luas ruangan bernuansa putih abu itu.
Di balakang Dimas berjalan santai dengan tangan di masukan ke dalam saku celananya itu,"Iyaa, anak-anak sering main ke sini,kadang nginep juga" Kata Dimas santai.
Zika berbalik menghadap Dimas,"Sekali kali mau dong, aku di ajak nongkrong bareng temen temen kamu, aku kan cewek kamu harusnya kamu kenalin dong aku ke temen temen kamu" Zika melipatkan kedua tanganya di dada.
Dimas menghela nafas pelan,"Kamu kan cewek nanti kalo ada apa apa gimana?"
"Alah alasan kamu doang kan" Ucap Zika ketus.
Baru saja Dimas ingin membujuk Zika tiba tiba ponselnya berdering, "Sayang aku terima telfon dulu ya" Dimas langsung pergi dari ruangan itu.
Sementara Zika, dia duduk di atas sofa dengan ponsel yang ada di tanganya, jarunya tengah sibuk berselanjar di media sosial. Tiba tiba saja wajah Zika tiba tiba memerah menahan amarah saat melihat postingan Icha di instagram.
"Belum kapok juga lo cewek getel! Awas aja lo gue bakal buat lo lebih menderita lagi. Rian itu punya gue, kalo gue nggak bisa dapetin dia, lo juga nggak akan gue biarin dapetin Rian gitu aja!"
"DUARR!"
"MONYET, ANJING!" Zika hampir saja mengabsen seluruh nama binatang, sedangkan Dimas puas tertawa karna sudah berhasil mengerjai Zika.
"Apaan sih kamu, nggak lucu banget!" Zika menatap tajam ke arah Dimas, sedangkan Dimas masih dengan tawa bahagianya itu.
"Aku mau pulang" Zika mengambil tas nya dan bersiap siap untuk pergi, namun Dimas sama sekali tidak beranjak dari tempatnya
"Ih kamu gimana sih? Kan aku mau pulang kok masih diem di situ, buruaaann!"Rengek Zika lagi
Kali ini Dimas bangkit dari tempat duduknya dan bersiap untuk mengantar Zika pulang.
Sorry bakal lama up 😁
By : Taramarischa
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...