Dengan sedikit berlari Icha melangkah dengan riangnya memasuki perkarangan sekolah yang cukup ternama di kota itu.
Rambutnya yang sebahu itu di biarkan nya tergurai dengan indah,senyum nya yang manis banyak membuat para cowok-cowok di sekolah itu menyukainya, Belum lagi sifatnya yang periang, ramah, namun agak sedikit galak membuat gadis itu di kelilingi banyak teman di hari pertamanya bersekolah.
Pagi itu cuaca sangat cerah sama seperti senyum yang terus bertengger di bibir mungil Icha, Namun senyum itu tidak bertahan lama seketika wajah gadis mungil itu berubah menjadi datar, ketika melihat Dion dengan angkuh nya tengah tegak di depan nya, menjadi murid sma memang keinginan nya, tapi satu sekolah dengan Dion itu adalah mimpi buruk untuk nya.
"Ntar pulang lo tungguin gue di ruang osis, awas aja lo balik duluan, gue cincang lo!" Dion menatap adik nya itu dengan wajah datar.
"punya abang satu nggak ada baik baik nya sama gue!" gerutu Icha dalam hatinya.
"Woi jangan bengong,dengerin kalo orang lagi ngomong" tangan Dion menarik ke bawah topi yang di pakai oleh Icha, sehingga membuat kedua mata bulat itu tertutup oleh topi.
Tangan Icha segera menepis tangan jahil Dion "Apa apaan sih, lo resek banget, iya gue denger tapi jangan lama lama ya"
Dion hanya menggangguk dan pergi berlalu, entahlah Icha sendiri tidak tau kemana laki laki itu akan pergi.
Sementara dari belakang Icha seorang gadis yang memiliki postur badan lebih tinggi dari nya tiba tiba memeluk Icha yang membuat Icha tersentak kaget
"Ichuuuttt! Akhirnya kita satu sekolah lagi" Suara melengking memekak kan telinga itu, membuat icha menutup telinga nya.
"Dari mana aja lo? Gue cariin dari tadi, baru nonggol sekarang"
"Cari kakak kelas cakep tapi nggak ketemu" Rara hanya nyengir kuda.
Adsila Tara Navisya di panggil Rara itulah nama gadis yang memakai jepit bunga matahari yang bertengger manis di kepala gadis itu.
terlahir sebagai anak dari pengusaha yang ternama di kota raflesia itu tidak membuat Rara menjadi gadis yang sombong sama sekali, sikapnya yang supel dan mudah bergaul membuat banyak sekali cowok-cowok yang terpikat kepadanya.
terlebih lagi dia sangat pandai dalam bidang memasak karena mama nya seorang cheff yang hebat.
Rara sudah menjadi sahabat Icha sejak smp, mereka memang sudah berencana untuk masuk sekolah yang sama, bahkan jurusan yang sama.
"Eh cha, abang lo sekolah di sini juga kan? Salamin dong"
Icha hanya memutar bola mata nya jengah "iya, tau gini mending gue minta ke papa pindah sekolah"
"Enak aja lo mau main pindah, lo pikir sekolah ini punya kakek lo apa"
"Kalo sekolah ini punya kakek gue, gue ga bakalan pindah ogeb"
"Iya juga sih, tumben lo pinter"
"Tau ah ra, gue haus kantin aja yuk"
"Yaudah kali aja ntar ketemu co--"
"Ya ampun cha! Lo kenapa?" Rara yang terkejut melihat Icha yang tiba tiba tersungkur di lantai langsung panik. Icha memang memiliki postur yang lebih kecil dari nya, tapi untuk menggendong Icha, tenaga Rara tak cukup kuat untuk membawa nya pergi ke uks.
"Eh, dia kenapa?" dua orang cowok tiba tiba datang dan ikut membantu Rara.
"buset ada cogan! Etdah cha lo bangun napa? Ada cogan nih!" Rara masih saja terdiam di tempat nya dengan hayalan yang menari nari di kepala nya.
"Woi, temen lo kenapa? Malah bengong lagi" cowok yang memakai bandana coklat tua itu kembali bertanya.
Rara yang tersadar dari lamunan nya kembali panik, "Bantuin temen gue, gak tau kenapa tadi tiba tiba nyungsep gitu aja di lantai, bantuin gue bawa dia ke uks"
Cowok yang memakai bandana coklat tua itu dengan sigap menggendong Icha ke arah uks
"Anjay si Ichut lagi pingsan aja hoky, di gendong cogan lagi, tau gini mendingan gue aja deh yang pingsan" Rara masih saja bermonolog dengan pikiran nya sendiri.
"Eh lo kenapa sih?"
Rara menoleh ke samping, di lihatnya cowok yang tak kalah ganteng dengan cowok yang memakai bandana tadi
"eh cogan" Rara keceplosan.
"apa? Maksud lo?"
Rara hanya gelagapan, salah tingkah dan muka nya langsung memerah!
"Ah enggak itu tadi ada es dogan lewat"
Cowok itu hanya mengeryitkan dahi nya, "by the way nama lo siapa?" cowok itu mengulurkan tangan nya
Anjay di ajak kenalaan ama cogan, hari pertama yang berkah
Rara membalas uluran tangan cowok itu, "gue Rara"
"gue Dimas," Ucap cowok itu dengan senyum nya yang ramah.
Sesampai nya di Uks Icha di di letakan di atas kasur yang berseprei hijau tua yang polos itu, "Yaudah gue pamit dulu kata cowok yang tadi menggendong Icha.
Rara hanya terseyum, "makasih banyak ya kalian udah mau bantuin gue, "
"Yaudah gue sama temen gue duluan ya ra"
"Iya dim, makasih banyak ya sekali lagi"
Kedua cowok itu hanya menggangguk dan pergi berlalu.
Salam : Mrsch
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...