Hari itu icha sudah mulai masuk sekolah seperti biasanya, tapi yang membuat hari itu berbeda karena Rian pagi pagi sekali sudah ada di depan rumah nya, tanpa memberitahu nya terlebih dahulu.
Icha tentu saja terkejut dengan kehadiran Rian yang tiba tiba.
Rian benar benar berbeda dari Rian yang dia kenal, dia yang dulu begitu menyebalkan di mata Icha, sekarang menjadi bagaikan malaikat, perlahan dia mulai menerima kehadiran Rian di hidup nya.
"Eh kok nggak ngasih tau dulu mau ke rumah?" Kata Icha saat membuka pintu rumah nya itu.
"Sengaja aja" kata Rian santai
"Masuk dulu yuk, sarapan dulu"
"Nggak usah langsung aja"
Icha memajukan bibirnya, dan pergi mengambil tas nya "Yaudah ayok berangkat"
Rian masih berada di tempat nya, yang membuat Icha geram, "Ayok buruan!"
"Nanti dulu, gue pen pamit sama mama mertua" Rian menyunggingkan senyum jahil nya.
"Apa apaan sih, udah buruan dah" Icha mulai jengah
Mama seketika langsung keluar, "Eh ada Rian, jemput icha ya?"
"Iyaa nih tan, Rian pinjem Icha nya sebentar ya, ntar siang bakal di balikin lagi kok, tanpa lecet sedikit pun" Kata Rian sambil mengedipkan sebelah matanya.
Leti hanya tertawa melihat tingkah rian, "Yaudah hati hati bawak motor nya"
Rian dan Icha pun mencium tangan leti, perlahan motor hitam itu melaju dengan kecepatan sedang, bergabung dengan motor motor lainya.
Sesampai nya di sekolah, di parkiran masih sangat sepi, belum banyak motor yang terparkir di sana. Icha turun dari motor hitam itu dan ingin berlalu ke kelas nya. Namun tangan nya tiba tiba saja di tahan oleh Rian.
"Mau kemana?" tanya Rian
"ke kelas, kenapa emang?" Icha mengerutkan kedua alisnya
"Bareng aja" Kata Rian
Icha menghembuskan nafasnya jengah "Kelas kita kan nggak se arah"
"Buruan ah" kata rian menggandeng tangan Icha, hati nya benar benar seperti sedang di huni oleh ribuan kupu kupu yang ingin mendesak keluar sekarang.
Sepanjang lorong koridor semua mata melihat mereka, siapa yang tidak mengenal mereka, kedua nya benar benar serasi!
Ada yang berbisik bisik, ada juga yang menatap sinis, bahkan ada yang dengan sengaja bersiul saat mereka lewat.
"Yan lo balik gih ke kelas lo!"
Rian tidak menghiraukan perkataan icha, dia terus saja berjalan ke depan.
"Yan gue malu ih di liatin orang orang" Bisik Icha lagi
Rian malah semakin menggenggam erat tangan Icha, yang membuat gadis itu terdiam. Rian hanya menyunggingkan senyum nya, "kenapa diem?"
"Eh nggak kok nggak apa apa" Icha gelapan menjawab pertanyaan dari Rian.
Saat sampai di depan kelas Icha, tangan Rian masih saja menggenggam tangan Icha, seluruh kelas melihat mereka, Icha sudah berusaha melepaskan tangan nya, namun genggaman Rian terlalu kuat.
"Kenapa lagi?""Istirahat gue tunggu lo di atap" kata Rian
Icha hanya melongo mendengar perkataan Rian
"Ngapain?" Tanya Icha sambil mengerutkan kedua alisnya.
"Berenang" jawab Rian asal.
Icha hanya mencibir, "Udah tunggu apa lagi, balik gih ke kelas lo!"
Rian menaikan sebelah alisnya "lo ngusir gue?"
Icha memicingkan kedua matanya "Iya!"
"Kalo gua nggak mau gimana?" tantang Rian lagi
"Bodo amat! udah gih lepasin tangan lo, apaan sih gandeng gandeng gue gini?"
"Biar lo nggak ilang" jawab Rian asal
"Lo pikir gue anak kecil apa?" Icha mentap Rian tak percaya
"Emang lo udah gede?" tanya Rian santai
"Udah kok, gue udah gede!" bela Icha tak mau kalah
"Apanya yang gede?" tanya Rian sambil tersenyum
Seketika wajah Icha memerah "Ini masih pagi tapi otak li udah kotor aja!"
"Biarin" jawab Rian cuek
"Dasar otak mesum!" Icha menginjak kaki Rian pelan
"Tapi lu suka kan?" Goda Rian lagi
"Apaan sih, udah buruan balik sono!"
Rian melepaskan tangan nya, "Yaudah gue balik dulu, lo hati hati ya"
Icha hanya menggangguk, Rian pun berlalu pergi ke kelas nya.
Baru saja Icha memasuki kelas nya, suara riuh mulai terdengar, semua nya heboh bersiul bahkan ada yang berteriak, Zahra dan Rara langsung menghampiri Icha dan berteriak histeris
"Sumpah chaa yang tadi so sweet bangeett!" Kata Rara saat tiba di samping nya
"Ih cha, lo jadian nggak cerita ke kita kita, nggak solid ih!" Kini Zahra sudah menggandeng tangan nya.
"Jadian apaan sih? Gue nggak ngerti" kata Icha yang masih kebingungan.
"Udah nggak usah bohong deh sama kita" Kata Zahra lagi
"Eh beneran gue belum jadian ama Rian" Icha berjalan ke tempat duduknya
"Belum? Berarti lagi otw dong?" goda Zahra
"Ih apaan sih nggak kok, bukan gitu" Icha gelagapan
"Hayoo lo suka kan ama tu cowok?" Goda Rara
"Nggak! apaan sih kalian pagi pagi udah jadi wawancara aja!" gerutu Icha kesal.
Icha berjalan ke tempat duduk nya meletakan tas nya dan memasang handset ke telinga nya, menghidupkan lagu lagu dari BTS boy grup kesukaan nya itu, untuk meredam suara suara berisik yang timbul akibat ulah Rian di depan kelas nya tadi.
Icha meletakan kepalanya di antara kedua tangan nya, menenggelamkan wajahnya dan ikut terlarut dalam musik yang dia dengarkan.
Dia terus memikirkan perkataan Rian beberapa menit yang lalu, "apa yang akan mereka lakukan di atap?" pikir Icha dalam hatinya.
Icha sangat ingin menceritakan semuanya kepada dua sahabat nya itu, hanya saja kedatangan ibuk Wiwik mengurungkan niat nya.
Sementara itu, di kelas Rian Zika terus saja mengelurkan semua jurus yang dia punya agar Rian melirik nya. Tapi tetap saja cowok dingin itu tak tertarik sedikitpun.
"Gue buatin lo nasi goreng nih" Zika memberikan nasi goreng yang ada di tangan nya.
"Gue nggak laper!" Balas Rian cuek
"Lo makan nya tunggu lo laper aja" Zika tetap berisi keras.
"Gue nggak bakalan laper" Rian tetap pada pendirian nya.
Zika memajukan bibir nya "Yaudah kalau gitu, gue buang aja lagian nggak ada yang pen makan!"
"Buang aja gih, siapa tau lo kasih sianida" celetuk rian
Zika melototkan kedua matanya "lo pikir gue mirna apa?"
"Lo adek nya" Kata Rian cuek
Zika hanya cemberut dan kembali ke tempat duduk nya, sayup sayup dia mendengar anak anak sedang membicarakan Rian karena tadi pagi dia pergi bareng Icha ke sekolah, Zika yakin Rian juga mendengar kan perkataan anak anak yang lain, tapi dia tetap bersikap tidak peduli.
"Cewek itu lagi, awas aja gue bakal kasih pelajaran sama dia!" batin zika dalam hatinya.
Salam Taramarischa
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...