Serendipity (23)

1.5K 89 5
                                    

Suara mobil dan motor bergabung menjadi satu sehingga tercipta sebuah lagu yang bising memekakan telinga.

Rara menendang krikil yang ada di depannya,keringat mulai bercucuran di pelipisnya,"Duuh angkot mana sih? Dari tadi di tungguin kok enggak ada? Mau minta jemput, tapi hp gw mati" Rara mengoceh sendiridi pinggir jalan yang ramai itu.

Sejak tadi Rara berdiri di pinggir jalan untuk menunggu angkot, namun tidak ada satupun angkot yang lewat, di tambah lagi cuaca panas yang sangat menyengat di siang itu, membuat Rara terasa ingin pingsan.

Sebuah motor melaju dengan kecepatan sedang, dan tiba tiba berhenti tepat di samping Rara.

Rara sedikit menjauhi motor itu, dia hanya menjaga diri dari orang yang tidak di kenalnya, namun langkahnya tiba tiba terhenti saat sebuah suara memanggil namanya.

"Rara!"

Rara menoleh melihat ke arah sumber suara, Rara memicingkan matanya, melihat siapakah seseorang yang memanggilnya itu.

"Siapa lo?" Rara  menatap seseorang yang di atas motor itu penuh tanya

Lelaki itu turun dan membuka helm hitamnya, "Yakin nggak kenal gue siapa?" lelaki itu merapikan rambutnya yang berantakan.

"Farikh, gue kirain lo om-om yang mau nyulik gue tadi," Rara menghembuskan nafas lega.

"Mau nebang nggak? Belakang gue kosong nih," Farikh menawarkan tebengan kepada Rara.

"Beneran nih? Gue tipe cewek yang nggak pernah nolak sama tebengan gratis," Rara tertawa lepas.

"Hahaha iyaalah benaran, buruan panas nih!" Farikh menaiki motornya dan di susul oleh Rara di belakangnya.

"Ra, lo udah makan siang belum?" Farikh melirik ke arah kaca spion.

"Apaan gue nggak dengeer?" Rara berteriak di samping telinga Farikh

"Enggak usah teriak di kupingg gue juga ogeeb!" Farikh juga ikutan berteriak di tengah hingar bingarnya jalan raya siang itu.

"Lagian suara motor sama mobilnya berisiik bangeet jadi suara lo tadi enggak jelas"

"Lo udaah makan siang apa beluum?" Farikh kembali mengulang pertanyaan yang sama namun dengan intonasi yang berbeda.

" Beluumm!"

"Yaudah kita makan siang dulu yaa, gue yang bayariin," Kata Farikh

"Kebetulan bangeet gue juga udah laper," Rara memegang perutnya yang tiba tiba berbunyi

Di dalam warteg langganan Farikh, sama seperti rumah makan padang, mereka berdua memilih dan mengambil sendiri makanan yang akan mereka makan.

"Lo nggak masalah kan gue ajak makan di warteg kayak gini?" Tanya Farikh sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya

" Santai aja kali, lagian makanan disini nggak kalah enaknya sama makanan yang ada di restoran mama gue," Jawab Rara santai

Rara sama sekali tidak masalah dengan tempat mereka makan, bagi Rara makanan yang ada di warteg ini lezat lezat tidak kalah lezat dari makanan yang ada di restoran mamanya.

Farikh hanya tersenyum mendengar jawaban dari Rara, benar yang di katakan oleh anak anak Pentagon, Rara adalah anak yang supel dan sangat ramah terhadap siapa saja, Farikh pikir selama ini Rara adalah anak yang manja, ternyata perkiraannya sama sekali tidak benar, Rara tidak manja bahkan dia adalah gadis yang sangat sederhana.

"Eh kok lo tadi berdiri di pinggir jalan gitu? Emang lo enggak di jemput?" Tanya Farikh yang penasaran

"Iyaa tadi gue mau minta jemput tapi batre hp gue mati, jadi gue naik angkot nah si angkotnya yang nggak muncul muncul padahal gue udah jamuran nunggu di sana!" Rara menceritakan kejadian yang dia alami tadi dengan bersemangat

"Tapi untung ada lo, jadi gue ada tebengan mana dapet makan gratis lagi hahaha makasih banyak ya Rikh," Rara meminum teh manis yang sudah dia pesan.

Farikh lagi lagi hanya mengangguk dan tersenyum geli mendengar celotehan yang terlontar dari bibir tipis Rara.

"Santai aja kali, lagian gue juga nggak rugi udah nebengin cewek yang paling di incar di Pentagon," Farikh menaikan sebelah alisnya berniat untuk menggoda Rara

"Apaan ish receh lo mah!" Rara hanya tersenyum malu

"Tapi kenapa lo nggak pulang bareng Icha? Biasanya gue liat kalian bareng mulu" Tanya Farikh

"Yaelah lo kayak enggak tau aja, kan dia udah punya pacar ya dia pulang bareng pacar dia lah"

Mendengar hal itu, Farikh hanya tersenyum kecut,"Jadi gosip Icha jadian sama Rian itu benaran?"

"Ya iyalah benaran itu bukan sekedar gosip doang, mereka udah mau tiga bulan jadian dan lo masih ngira itu gosip? Enggak update banget lo," Ledek Rara

Farikh hanya diam mendengar perkataan Rara, ada sesuatu yang sesak di dadanya ketika mendengar kata yang terlontar dari bibir Rara, bagaimana tidak dia harus berlapang dada menirima kenyataan bahwa Icha adalah milik Rian seutuhnya.

Farikh tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, dimana dia dulu pernah merebut Sasya dari Rian, kali ini dia harus benar benar mengiklaskan Icha sepenuhnya.

Melihat reaksi Farikh yang hanya terdiam, Rara menyadari sesuatu,"Rikh, lo naksir sama Icha ya?"

"Iyaa, tapi santai aja gue juga udah perlahan lupain tu cewek, tenang aja lah" Farikh memaksakan senyumnya

"Lo enggak usah sedih, masih banyak cewek di luar sana yang nunggu buat jadi pacar lo" Rara menepuk pelan pundak Farikh

"Termasuk elo kan?" Farikh menatap Rara dengan senyuman yang menggoda

Rara menoyor pelan kepala Farikh,"Mulaiii lagi receh ni anaak," Sementara Farikh hanya tertawa lepas saat melihat kedua pipi chabby Rara yang memerah bak kepiting rebus.

Di sisi lain, di sebuah gedung tua, Dimas bersembunyi di balik tembok tua yang sudah berlumut, dia mendengar percakapan antara tiga orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Pokoknya gue nggak mau tau lo berdua harus habisin tu cewek!" Suara itu menggema di seluruh ruangan kosong itu

Dua orang lelaki dengan badan yang kekar tengah berdiri dengan gagahnya, "Baik bos, semua nya bakal beres sesuai rencana,"

Dimas yang mendengar itu semua langsung merekam apa yang sudah dia lihat dan dengar, dugaan dia selama ini benar.

Setelah dia menyimpan rekaman vidio itu, Dimas hanya menyeringai "Apa yang gue curigain selama ini bener, semua nya baru mulai,kita lihat aja permainan yang sesungguhnya seperti apa" Dimas tersenyum penuh arti ke arah ponsel yang ada di genggamanya.

Komen semenarik mungkin!!! Biar gue semangat nulisnya wkwk

Salam Taramarischa

SERENDIPITY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang