Serendipity (11)

2.3K 125 10
                                    

Kecemasan dan rasa takut yang gadis itu rasakan, di hantui oleh kemungkinan - kemungkinan buruk yang selalu muncul, bahkan di saat semua orang terlelap dengan melepaskan semua kepenatan, gadis itu bahkan terlelap bersama rasa takut, mencoba berteman dengan hal buruk yang mungkin terjadi di masa depan.

Di ruangan yang gelap itu, gadis itu memberanikan diri untuk tidak menangis meskipun peluh keringat sudah membasahi wajah dan juga baju nya.

Dia meminum segelas air yang ada di atas nakas, dia terus saja beristigfar, menenangkan diri nya sendiri.

Dia terus meyakinkan dirinya bahwa dia tidak takut. Tapi kenyataan menaparnya pelik, dia takut bahkan sangat takut, di saat tertidur pun dia terus di hantui oleh rasa takut.

Dia meraih benda kecil yang ada di sampingnya melihat jam dan mulai mengeluh, menghidupkan lampu dan mulai bercerita di depan cermin, hal yang selalu dia lakukan di saat dia sendiri dan tidak mempunyai teman untuk berbagi cerita.

"Gue mimpi buruk" kata cewek itu pada pantulan dirinya di depan kaca

"Di mimpi itu, gue di kejar - kejar sama orang dan gue ngak tau itu siapa"

"Di sana gelap, lembab dan basah, gue lari, gue udah usaha buat minta bantuan tapi ngak ada satupun orang yang peduli,"

"Di sana sesak, Di sana gue nggak ngeliat abang Dion, nggak ngeliat papa, disana gua benar - benar sendiri,"

Gadis itu terus bercerita, menceritakan semua yang dia rasakan, ketakutan, kebingungan, kesendirian, dia tau dia berbicara sendiri, tidak ada yang mendengarkan nya saat ini, tapi setidaknya dengan menceritakan semua itu membuat perasaan nya menjadi lebih baik, meskipun cerita yang keluar dari bibirnya hanya akan berlalu seperti angin yang dingin di malam itu.

"Baru jam 02.25 Ini terlalu pagi untuk mandi"

"Tapi gue terlalu takut untuk melanjutkan tidur"

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk membaca beberapa novel yang belum sempat dia baca.

Dia sangat mengantuk tapi rasa takutnya untuk kembali tidur mengalahkan semuanya.

Malam itu dia habiskan dengan memainkan hp dan bercerita di depan cermin.

Pagi harinya Icha terlambat datang ke sekolah alhasil dia mendapat hukuman dari bapak Warjana guru kesiswaan di sekolahnya, dia di suruh untuk membersihkan daun daun kering yang ada di taman belakang sekolahnya.

Lama Icha berdiri sambil memegang sapu di tanganya, dia memperhatikan keadaan di sekitarnya, sebuah senyum terlukis manis di bibirnya.

Dia ingat disini tempat pertama kali dia bertemu dengan Rian, laki - laki yang akhir - akhir berhasil membuat hatinya terus menghangat jika mengingatnya

Seseorang langsung mengambil sapu di tangan Icha " Ngapain lo bengong sambil senyum - senyum kesambet lo"

"Eh lo ngapain ke sini?" Icha kaget karena orang yang baru saja di pikirkanya tiba - tiba saja muncul di depanya.

"Lo sendiri ngapain?" Rian menatap Icha dari ujung rambut sampe ujung kaki

"Gue kira anak kayak lo paling anti ama yang namanya hukuman" Kata Rian tersenyum sinis

"Eh gue nggak kayak elo ya, Gue anak baik - baik, ini juga karena gue telat cuma beberapa menit doang "

"Kok bisa telat?"

"Karna gue nggak tepat waktu makanya gue telat" jawab Icha sekena nya.

"Lo sendiri kok bisa di hukum?"

SERENDIPITY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang