Kicauan burung dan juga sinar mentari menyeruak masuk melewati celah celah tirai yang ada di kamar Icha, "Pagii dunia," Kata Icha seraya berlari keluar kamarnya.
Hari ini adalah hari pertama dia memasuki universitas barunya.
Hubungannya dengan Rian juga masih sama seperti dulu, Rian tetaplah lelaki labil yang tidak pernah bisa di tebak.
"Woy cebol, lo udah di tungguin sama Rian dari tadi buruan ngapa dah,"Kata Dion yang tiba tiba sudah ada di depanya.
"Bilangin ke dia, gue mau siap siap dulu!" Icha berlalari lagi ke kamarnya
"Kenapa adikmu lari larian gitu?" Kata Lety sambil mengoleskan selai kacang pada roti yang telah dia siapkan.
"Tau tu ma," kata Dion seraya duduk di meja makan.
"Di luar ada Rian kan? Ajak masuk gih sarapan dulu," Kata lety lagi.
Dion beranjak dari duduknya dan pergi menemui Rian.
"Yan, masuk di suruh mama buat sarapan dulu," Rian mengambil tas yang ada di mobilnya,"Iyaa sebentar,"
Sedangkan Icha di kamarnya sedang merapikan kerah bajunya, dia melihat pantulan dirinya di depan kaca.
" Oke gue siap!" Icha menatap dirinya pasti di depan kaca.
Sebelum beranjak keluar kamar, Icha menutup luka kecil yang ada di pipinya dengan rambutnya yang tergurai indah.
"Pagi semuaa!" Icha menuruni tangga dengan sedikit tergesa gesa.
"Biasa aja cebol, lo kayak di kejar kejar bayangan mantan aja!" Celetuk Dion.
Icha duduk di kursinya,"Sirik aja lo," Jawab Icha ketus.
"Eh ada pacar, sayang disini nggak ada kakak ipar, jadinya kurang klop," Dion yang sedang memakan roti langsung tersendak
"Uhuk.. Uhukk.. Apaan sih lo cebol!" Hardik Dion.
Sedangkan lety dan Rian hanya tertawa melihat ulah dua beradik itu.
"Hati hati loh bang, nanti kamu di langkahin sama adik sendiri, makanya cari pacar dong!" Sindir Lety sambil menatap Dion dengan tawa yang di tahan.
Dion menarik pelan dasinya sambil menghela nafas, "Maa, Dion mau fokus sama skripsi nanti ajalah mikir ke sana lagian mama tau sendiri jodoh itu udah ada di tangan allah,"
Icha hanya mengulum senyum sambil menatap Dion mengejek.
Di sebuah kampus yang cukup ternama di Bengkulu, Icha melangkah kan kakinya pasti dengan senyum manis yang terukir di bibirnya yang mungil.
Di sampingnya tampak Rian dengan tas yang yang bergantung manja di bahunya yang kekar.
"Ciaah makin nempel aja ni bocah!" Tiba tiba dari belakang Dimas datang dan langsung merangkul Icha.
"Awas tangan lo dari cewek gue bego!" Rian langsung melepaskan tangan Dimas dari bahu kecil Icha.
Dimas menepuk dada bidang Rian pelan,"Santai bro santai, sebelum janur kuning melingkar Icha bebas di deketin sama siapa aja," Dimas menatap Icha dengan alis yang di angkat, "bener nggak cha kata gue?"
Icha hanya menatap Dimas dengan senyum yang di tahan dan menggangkat kedua bahunya,
Sedangkan Rian hanya menahan emosinya,"Nggak lucu tolol!"
Dimas dan Icha seketike melepaskan tawa yang sudah mereka tahan sejak tadi, "Hahha kocaak! Mudah banget kepancing lo kampret!"
"Mumumumu pacar aku emosian banget ssih," Icha mencubit pelan pipi Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...