Kau tau kenapa aku sanggat suka vanilla? Karna dia manis tapi ayah ku selalu mengatakan jangan terlalu banyak menyukai hal yang manis karna rasa sakit bisa berawal dari hal yang manis contoh sederhana saja kau bisa sakit gigi karna hal yang manis bukan?
Drrtt.. Drrtt.. Boultarune firee..
Suara dari benda berukuran 5.0 inch itu berhasil memecah kesunyian yang ada di dalam kamar yang di dominasi warna putih dan biru soft itu.
Dengan malas Icha menggambil benda yang ada di atas nakas itu
"Apaan lagi raa? Gue capek pengen tidur lo ngapain nelfon gue gini? Kangen lo ama gue? Ntaran aja deh kalo lo mau curhat gue ngantuk" Cerocos cewek yang memiliki pipi chaby itu.
"Udah ngomong nya?" Balas seseorang di ujung sana
"Loh ra, kok suara lo berat gitu sih? Sejak kapan lo ganti suara?" jawab cewek itu dengan tampang polosnya
Terdengar suara tertawa yang sangat kencang dari ujung sana
Penasaran Icha lantas melihat layar handphone nya tersebut, benar saja orang yang ia kira Rara ternyata bukan.
Di sana tidak tertulis nama Rara melainkan deretan angka yang tidak di kenal olehnya. Rasa malu tentu saja itu yang sedang gadis itu rasakan, namun dengan sebisa mungkin dia menetralkan suasana.
"Ehmm, siapa lo? Dapet no gue dari mana?" tanya Icha dengan suara setenang mungkin
"Gak kenal gue yakin lo?" goda cowok yang ada di ujung sana
"Kalo lo masih gak mau jawab gue matiin ni"ancam Icha yang mulai emosi
"Lo jadi cewek galak bener dah, niat gue itu baik pengen ngembaliin buku yang gue temuin di sanggar kemaren, dan darimana gue dapet no lu? Di coretan konyol yang lo buat di buku lo itu,"
"Udah galak ceroboh lagi " Jelas cowok itu panjang lebar
Jangan-jangan buku yang isinya tentang bias dan foto - foto bias, loh kok bisa ketinggalan sih? itu buku penting banget!
cewek itu lantas mengganti posisinya dari berbaring menjadi duduk di atas kasur king size nya itu.
"Eh maaf gua bener-bener gak tau" Kata Icha tulus
"Rumah lo dimana? Biar gue jemput buku gua sekarang"
"Gak usah ke rumah gue, kita ketemuan di cafe prince aja gimana?" kata cowok itu
"Cafe prince? Yang ada di deket sma? Okee kita ketemu satu jam lagi jangan lupa buku gue, biar nanti gue yang traktir lo itung-itung sebagai rasa terima kasih gue ke elo karna udah nemu buku gue" kata Icha pada orang yang ada di ujung sana
"Okee kalo gitu gue pengen siap-siap dulu" kata cowok itu
"Okee gua juga" Jawab Icha dengan menekan tombol merah tanda kalau panggilan itu sudah aku akhiri.
Eh tapi tunggu! Gua lupa nanya nama nya siapa
Icha lantas merutuki sikap nya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue nggak pernah nyangka mencintai lo itu adalah ketidaksengajaan yang sangat menyenangkan, terus berulang dan tak pernah mau berkurang," -Natasya Khairunisa Wijaya, gadis periang,manis dan penuh cerita "Gue di lahirkan karna gue di takdirkan buat...