Serendipity (18)

1.8K 116 10
                                    

Diatap sekolah Rian sudah menunggu dengan perasaan yang gugup, istirahat baru berbunyi beberapa menit yang lalu.
Namun degup di jantungnya sudah seperti berbacu dalam waktu yang sangat lama.

"Apa gue kasih tau semuanya sekarang?" Rian berbicara pada dirinya sendiri

Lama Rian termenung di atas kursi panjang itu, bahkan dia tidak sadar bahwa Icha sudah berada di samping nya.

"Woy bengong aja lo, kesambet tau rasa lo"

Rian menoleh ke samping dengan tersenyum kecil, "Kalo setan nya kayak lo, gue rela kok kesambet"

Icha hanya mencibir "receh lo ih"

"Btw ada perlu apa lo manggil gue?"

"Apa ya? Engga ada sih" Rian menggangkat kedua bahunya.

"Beneran ini nggak ada yang pengen lo omongin?" Icha kembali memastikan.

Rian menggangguk kecil sambil terkekeh, Icha memasangkan wajah cemberut nya yang membuat Rian semakin ingin mencubit pipi gadis itu.

"Besok lo sibuk nggak?" tanya Rian

"Kenapa emang?" Icha mengernyitkan kedua alisnya.

"Pengen ngajak lo jalan, lo harus mau, gue nggak suka penolakan" kata Rian

Icha hanya melongo mendengarnya.

"Besok jam setengah tiga gue jemput lo" kata Rian sambil berlalu meninggalakan Icha yang masih melongo.

"Apa barusan dia ngajak gue jalan?" tanya Icha pada dirinya sendiri.

"Tunggu! Gue belum bilang setuju kenapa tu orang malah main pergi gitu aja sih" omel Icha sambil berlalu pergi ke kantin.

Di kantin sudah ada Rara dan Zahra yang sedang menunggu pesanan mereka.

"Kira kira mereka jadian nggak?" Rara mulai memakan kentang goreng nya.

"Kalo feeling  gue mereka pasti jadian" jawab Zahra dengan menyatukan jempol dan telunjuknya sehingga terlihat seperti huruf O

Tiba tiba saja Icha datang dan langsung mengambil posisi di samping Rara, "Jadian apaan? Gue nggak di tembak kampret"

"Eh seriusan lo cha?" tanya zahra

Icha langsung menyeruput jus jeruk yang sudah di pesan Rara sejak tadi.

"Iya serius, padahal gue udah nyiapin kata kata buat nerima dia, eh nggak taunya cuma PHP doang" kata Icha dengan tampang cemberut nya itu.

Rara yang mendengar itu langsung tertawa sekencang kencang nya, "Sumpah gue ngakak"

"Apaan sih lo ra, malu maluin tau nggak, ketawa lu kayak nenek sihir" Icha memutarkan kedua bola matanya.

"Sabodo njaay gue ngakak" Kata Rara masig dengan tawa lepas nya.

"Miris banget lo cha" kata Zahra di selingi dengan tawa yang tak kalah kencang nya dengan Rara.

"Sumpah kalian bener bener sahabat gue banget" kata Icha dengan wajah datar nya.

Diam diam Farikh mendengar perbincangan antara ketiga sahabat itu, dia termenung beberapa saat lalu pergi berlalu dari kantin.

Di kelas nya Rian, sudah ada Redho dengan gitar di tangan nya, Roman sebagai vokalis, Zidan yang memainkan gendang, sedangkan Dimas hanya menjadi penikmat dari band dadakan itu.

"Kamu adalah bukti.. Dari cantiknya paras dan hati.. Kau jadi harmoni saat ku bernyayi tentang terang dan gelapnya hidup ini..kau lah bentuk terindah dari baiknya tuhan padaku.. Waktu tak mengusaikan cantikmu kau wanita terhebat bagiku tapi kau bukan miliku"

SERENDIPITY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang