CINTA KEDUA SUDAH TERBIT, YANG MAU PESAN BUKUNYA BISA CEK BIO AKU.
***
"Papa, makanya papa yang sekali-kali ambil rapot Sherin ke sekolah, biar papa ketemu sama Ibu Guru Yerin."
Sekarang, di sinilah Taehyung berada. Terdiam melamun seperti anak hilang menunggu giliran di mana nama anaknya dipanggil.
"Bodoh," dumel Taehyung dalam hati. Bisa-bisanya dia membuang-buang waktu hanya untuk menunggu hal semacam ini? Bisa-bisanya dia mengiyakan ucapan sang anak untuk datang ke sekolah, bertemu gurunya, dan meminta orang itu untuk menjadi ibu dari anak-anaknya?
Rasanya Taehyung ingin menolak mentah-mentah, namun, melihat Sherin yang selalu mendambakan sosok seorang ibu untuk menemani hari-harinya, mendorong Taehyung untuk melakukan semua ini.
"Nomor 29, Sherin," panggil Yerin ketika dia melihat urutan anak selanjutnya yang akan dibagi rapot.
Taehyung yang baru saja tersadar dari lamunannya, langsung berdiri dan mengerang ketika lututnya terantuk kaki meja. Lelaki itu menahan sakit, berjalan menghampiri Yerin dan duduk di hadapan wanita itu.
Lelaki berumur 35 tahun itu tidak mau menoleh ke belakang karena dia pasti yakin orang-orang di belakang sana menjadikan Taehyung sebagai pusat perhatian karena tingkah konyolnya.
"Bapak tidak apa-apa?" tanya gadis berambut panjang yang diikat setengah. Dia tampak khawatir karena melihat raut wajah Taehyung yang seperti menahan sakit.
"A? Tidak. Saya tidak apa-apa." Dia menggeleng, kemudian berusaha bersikap normal dan berdeham agar Yerin mengalihkan pembicaraan.
"Papanya Sherin, ya?" tanya Yerin ramah sembari mengambil rapot milik Sherin, kemudian membuka salah satu halaman dan menunjukkannya pada Taehyung. "Nilainya sudah baik, Pak. Sherin juga anaknya rajin. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena semua nilainya memuaskan. Bulan depan dia sudah bisa masuk ke kelas B," jelas Yerin panjang lebar.
"Oh, begitu, ya?"
Taehyung tak tahu harus merespon apa. Baru kali ini dia mengambil rapot anaknya setelah sekian lama yang melakukan ini adalah adiknya.
"Iya," Yerin masih menjawab dengan ramah. "Omong-omong Sherinnya mana? Dia tidak ikut ke sini?"
"Tidak, dia sedang demam."
"Ah, begitu?" Yerin mengangguk. "Semoga saja dia cepat sembuh. Dia anak yang ceria dan selalu bercerita hal-hal menarik padaku."
"Ya, terimakasih."
"Baiklah, ini rapotnya Sherin." Yerin menyodorkan rapot itu pada ayahnya Sherin.
"Apa saya boleh minta nomormu?"
"Apa?" Yerin agak kaget mendengar ucapan laki-laki tampan di depannya itu.
"Mm, y-ya ... untuk menanyakan perkembangan belajar Sherin dan memberitahu jika dia tidak masuk. Apa saya salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua [Taehyung-Yerin] ✔
Fanfic(DITERBITKAN) (PART WATTPAD MASIH LENGKAP) Kisah Guru TK muda yang menikah dengan duda karena desakan salah satu muridnya yang ingin punya mama karena iri melihat teman-temannya punya mama dan papa. Namun, anak pertama Taehyung tidak setuju jika wan...