"Mama Yerin ke mana? Kok tidak ikut makan malam bersama kita?" tanya Sherin sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling dapur.
Sedari pulang jalan-jalan, anak itu tidak melihat Mama Yerin di rumah. Papanya bilang Mama Yerin pergi ke toko bunga, namun sampai jam segini belum kembali.
"Mungkin Mama Yerin masih ada di busway," ucap Irene, mengalihkan perhatian anak itu agar berhenti menanyakan Yerin dengan cara menyuapinya. "Ayo makan dulu, sebentar lagi Mama Yerin juga sampai ke rumah."
Herin yang baru saja makan beberapa suap, menaruh sendoknya ke atas piring dan berjalan menjauhi mereka.
Sejak pulang dari bandara, Herin memilih berdiam diri di kamar untuk menangis sepuasnya. Dia tidak ingin keluar kamar dan mendapati fakta jika gadis yang dulu hobi menjahili dan kadang bertengkar ketika mereka berselisih paham, sudah pergi meninggalkan rumah.
Herin memutuskan untuk keluar kamar hanya untuk makan malam karena dia ingat pesan Yerin yang menyuruhnya tidak boleh telat makan. Namun, sesampainya di ruang makan dia mendengar perkataan Sherin yang membuat Herin kembali mengingat sosok mama tirinya. Lebih baik, Herin kembali ke kamar saja.
"Pa, tahu tidak? Tadi aku dan Mama Irene foto bersama lumba-lumba, lalu lumba-lumba itu mencium pipiku," cerita Sherin dengan antusias, berbagi pengalaman barunya tadi melihat atraksi lumba-lumba.
Taehyung yang masih memikirkan Yerin, hanya mengaduk-aduk makanan buatan Bora tanpa mendengar ucapan anaknya.
Sherin yang awalnya mengoceh, kini memanggil sang papa berulang kali ketika Taehyung tak mendengarkan ceritanya.
"Papa, papa dengar aku tidak, sih?" teriakan cempreng anak itu membuat Taehyung tersadar dari lamunannya. Lelaki itu menatap sang anak tanpa ekspresi, kemudian mengangguk dengan cepat.
"Papa dengar, Sherin."
"Kalau dengar, coba papa jawab. Tadi aku cerita apa sama papa?"
Taehyung yang masih menatap anaknya, meneguk ludah. "Tadi kau bilang jalan-jalan bersama Mama Irene."
"Lalu?"
"Lalu?" Taehyung bingung harus menjawab apa karena dia tidak mendengarkan. "Lalu ... mm, ya kau jalan-jalan. Apalagi memangnya?"
"Tuhkan, papa memang selalu begitu." Anak itu ngambek. "Besok-besok aku tidak mau menceritakan apa-apa pada papa lagi. Papa tidak seperti Mama Yerin yang selalu mendengarkan aku. Aku mau cerita pada Mama Yerin saja." Sherin melipat kedua tangan di dada, mengunyah makanan dengan perasaan kesal.
"Maafkan Papa, Sherin. Tadi papa ...."
"Sherin marah sama Papa. Jangan bicara padaku jika papa tidak mau mendengar ceritaku!"
"Sherin mau ke mana? Makananmu belum habis," ucap wanita yang duduk di seberang Taehyung, melihat Sherin turun dari kursi dan meninggalkan mereka.
"Mau ke kamar dan menunggu Mama Yerin datang," balas anak itu tanpa menoleh ke belakang lagi.
Irene menghela napas, sementara Taehyung memijat keningnya yang terasa pusing sekarang.
"Kau lihat? Gara-gara ulahmu dia jadi marah seperti itu." Irene menyalahkan Taehyung. "Hah, aku bahkan tak tahu apa yang kau pikirkan mengenai gadis itu sampai-sampai kau mengabaikan anakmu sendiri."
"Aku tidak memikirkannya. Aku hanya ...."
"Hanya apa? Bersedih karena istrimu pergi?" sindir Irene. "Kau boleh bersedih, tapi kau juga harus mengingat jika Sherin adalah anakmu dan dia membutuhkanmu. Aku jadi ragu ketika tahu kau menikahi Yerin hanya sebatas untuk merawat anak-anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua [Taehyung-Yerin] ✔
Hayran Kurgu(DITERBITKAN) (PART WATTPAD MASIH LENGKAP) Kisah Guru TK muda yang menikah dengan duda karena desakan salah satu muridnya yang ingin punya mama karena iri melihat teman-temannya punya mama dan papa. Namun, anak pertama Taehyung tidak setuju jika wan...