"Mama kenapa kita lari-lari? Apa nenek itu jahat?" tanya anak yang masih digendong Yerin dengan polosnya sembari memeluk leher gadis itu dengan erat.
"Tidak," jawab Yerin dengan singkat, tak lagi menanggapi ucapan Sherin karena yang dia inginkan adalah cepat sampai ruangan di mana Herin berada.
Setelah sampai di ruangan, Yerin menurunkan anak itu dan menyandarkan punggung di pintu. Membuat laki-laki yang awalnya tengah membicarakan sesuatu serius dengan Herin mengalihkan pandangannya ke arah Yerin.
Sherin, yang masih memegang ponsel mamanya, berlari ke arah sang papa dan mengatakan jika dia dan Mama Yerin berlari setelah bertemu nenek ketiganya.
Taehyung lantas menghampiri Yerin dan menanyakan apa dia baik-baik saja atau tidak.
"Ha? Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku tidak apa-apa, Taehyung." Yerin mengatur mimik wajahnya agar terlihat baik-baik saja. Dia berjinjit, melirik ke arah Herin dari balik punggung Taehyung, melambaikan tangan ketika matanya berpapasan dengan mata anak tirinya.
"Omong-omong di mana Daniel? Bukankah tadi dia juga ada di sini?" tanya Yerin ketika dia menurunkan tumitnya lagi dan menatap Taehyung yang berdiri di depannya.
"Daniel pergi karena ada urusan, nanti dia juga kembali ke sini lagi."
Dia mengangguk mendengar penjelasan Taehyung, kemudian berlari kecil menghampiri Herin karena tidak bisa menatap mata Taehyung lama-lama.
Buah pemberian mama kandungnya lupa Yerin bawa karena dia tidak memikirkan itu. Yang penting, dia bisa pergi menjauh darinya saja sudah bersyukur.
Dia melirik sekantung buah apel di atas meja, kemudian melirik ke arah Herin dan Sherin. "Apa ada yang mau buah apel? Kalau ada, biar mama kupas buahnya sekarang."
"Aku," ucap anak kecil yang duduk di pinggir ranjang, menaikkan sebelah tangannya ke atas. "Mama kupasnya yang banyak, ya."
"Iya," Yerin mengangguk, mulai mengeluarkan beberapa buah apel dari dalam kantung dan mengambil pisau. "Herin juga mau?"
Sempat terdiam sebentar, sebelum akhirnya remaja berumur 16 tahun yang tengah duduk bersandar itu mengangguk sembari menaikkan kedua sudut bibirnya ke atas.
"Kau tidak menawarkan pada saya juga?"
Yerin menoleh, tersenyum malu ketika Taehyung menghampiri mereka dan berdiri di samping Yerin yang tengah duduk di kursi.
"A-ah, kau ju-juga mau?" Dia menunduk, fokus untuk mengupas buah apel dibanding harus melihat ke arah Taehyung.
Tuhan ... kenapa rasanya aneh sekali bila ada di dekat laki-laki ini? Apa ... aku jatuh cinta padanya?
***
"Kau terlihat menyayanginya," ucap seseorang yang masuk ke dalam ruangan ketika Yerin tengah menyelimuti tubuh Herin yang tengah tertidur di ranjang.
"Kau datang?" Yerin tersenyum melihat Daniel kini duduk di sofa dan mengangguk. "Jika kau mencari Taehyung, dia sedang pulang sebentar untuk mengantar Sherin sekalian membersihkan diri. Nanti dia kembali lagi ke sini pukul tujuh malam."
Lelaki itu menyandarkan tubuh di sofa, merentangkan tangan dan menaruh kepalanya di kepala sofa. Menatap langit-langit rumah sakit. "Ya, aku tahu. Itu sebabnya aku datang kemari ketika mendapati Taehyung tidak bersamamu."
Yerin melirik sekilas ke arah ranjang, "Kau ini bicara apa? Herin bisa saja mendengar apa yang kau katakan."
"Dia tidak akan mendengarkannya," kata Daniel, masih bertahan di posisi yang sama seperti tadi. "Yerin, aku ingin tanya sesuatu padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua [Taehyung-Yerin] ✔
Fanfic(DITERBITKAN) (PART WATTPAD MASIH LENGKAP) Kisah Guru TK muda yang menikah dengan duda karena desakan salah satu muridnya yang ingin punya mama karena iri melihat teman-temannya punya mama dan papa. Namun, anak pertama Taehyung tidak setuju jika wan...