Padahal, Yerin sudah pergi sejak satu minggu lalu. Tapi, keadaan di rumah tak banyak berubah. Mereka masih murung dan terkesan menutup diri.
Yerin mengganti nomor, dan Taehyung tidak boleh tahu nomor baru Yerin. Selama tinggal serumah, baik Yerin dan Herin tak pernah bertukar sosial media bahkan nomor ponsel. Sulit bagi Herin untuk menghubungi mama tirinya.
Jika mau pun, Taehyung hanya bisa mengirim email ke Yerin dan gadis itu bilang akan membalasnya jika dia ada waktu luang.
"Kalian pikir aku tidak sakit hati melihat kalian lebih mementingkan Yerin dibanding aku? Apa kalian pikir aku baik-baik saja ketika melihat kalian lebih menyayangi dia daripada aku? Aku juga sakit! Harusnya aku yang mendapatkan semua, harusnya aku yang ada di posisi Yerin." Nada suara Irene meninggi. Dia sudah muak melihat keluarganya terus saja seperti ini. "Kalian itu milikku, bukan miliknya. Mengapa kalian malah menganggapku sebagai orang asing?"
Taehyung yang duduk di seberang Irene, menatap mantan istrinya yang tengah berdiri di sana tanpa ekspresi.
"Siapa yang bilang kau adalah orang asing di sini, Ma?" tanya Herin pada sang mama yang matanya kini berkaca.
Cukup sudah, dia sudah tidak tahan lagi. Dia hanya mempertahankan keluarganya agar tetap utuh seperti dulu, apa Irene salah?
"Kalian hanya memikirkan Yerin, namun kalian tidak memikirkan perasaanku," kata Irene pada Taehyung dan Herin. "Aku tahu kalian merasa bersedih karena dia pergi, tapi ... apa dengan kepergiannya yang seperti itu membuat kalian malah mengabaikanku?"
"Aku rasa kau salah paham,"
"Salah paham apanya, Taehyung? Coba jelaskan padaku." Irene menunjuk diri sendiri. "Aku kan sudah pernah bilang padamu, aku menikah dengan Sehun karena aku terpaksa. Aku mencintaimu, tapi mengapa kau melakukan hal seperti ini padaku? Jika kau ingin membalas perbuatanku di masa lalu yang terkesan menyia-nyiakanmu, maka kau berhasil, Taehyung. Kau berhasil menyakitiku."
"Apa yang kau katakan. Aku tidak menyakitimu." Lelaki itu ikut berdiri, terpancing emosinya ketika Irene menyudutkannya. "Kau juga turut bersalah atas semua yang terjadi. Jika saja kau bilang padaku sejak awal jika kau terpaksa menikah, jika saja kau jujur dan tidak meminta cerai padaku, aku yakin aku tidak akan jatuh cinta dengan perempuan lain. Jadi jangan hanya menyalahkanku saja."
"Aku tidak tahu jika kehadiran Yerin di rumah ini mampu mengubah semuanya." Wanita yang tingginya hampir sama dengan Herin itu, kini terduduk dan memijat kening. "Dia merebut semuanya. Dia merebut cinta anak-anak, dia merebut cinta suamiku, dia memang pergi namun kepergiannya itu malah membuatku semakin terluka. Yerin bilang kau mencintaiku, Taehyung. Yerin bilang rasamu padaku masih tetap sama seperti dulu. Namun saat aku bicara padamu sekarang, aku tahu semua tidak lagi seperti dulu."
Sejahat-jahatnya Irene, dia hanyalah seorang wanita yang juga ingin dicintai dan tidak suka diabaikan. Rasanya menyakitkan saat tahu keluarga yang harusnya mencintaimu dan merupakan tempatmu pulang, malah mencintai orang lain lebih dari mereka mencintaimu hanya karena kesalahanmu di masa lalu.
Bukankah semua orang tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai salah? Namun mengapa mereka tidak memberi kesempatan pada Irene untuk berubah dan kembali menerimanya lagi di rumah ini?
Ya, awalnya Irene datang ke sini hanya karena ingin bertemu Taehyung. Namun saat dia kembali pada anak-anak, dia merasa sedih ketika tahu mereka lebih mencintai orang lain dibanding ibunya sendiri. Irene sakit saat melihat anak-anaknya masih memikirkan Yerin, bahkan Herin juga jadi jarang berinteraksi dengan Irene sejak Yerin pergi dan di setiap kali Sherin belajar, dia selalu bilang jika dia giat belajar agar bisa kembali bertemu dengan Mama Yerin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua [Taehyung-Yerin] ✔
Fanfic(DITERBITKAN) (PART WATTPAD MASIH LENGKAP) Kisah Guru TK muda yang menikah dengan duda karena desakan salah satu muridnya yang ingin punya mama karena iri melihat teman-temannya punya mama dan papa. Namun, anak pertama Taehyung tidak setuju jika wan...