Chapter 1

31.1K 2K 78
                                    

Chapter satu

Empat belas tahun yang lalu

Dia sudah tau

Dia sudah tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang wanita terbangun di atas ranjang rumah sakit, perlahan kelopak mata itu mulai terbuka, menyilaukan irisan hitam pekat milik wanita yang terbaring lemah tak berdaya.

Samar indra pendengarannya mendengar suara wanita yang memanggil Dokter, tapi dia tidak tahu siapa wanita itu. Perawat kah? Keluarga? Hatinya tertawa miris, dia sudah di usir.

Dira merasakan Dokter sedang memeriksanya, dia hanya diam tak bersuara, Dokter itu selesai dengan tugasnya, dan berbicara kepada wanita muda itu.

Wanita itu hanya menganggukan kepala setiap mendengar penuturan Dokter, setelah selesai Dokter itu pergi bersama perawat.

"Bayi ku," Dira menangis, Bayinya sudah diambil oleh ibu mertuanya mantan lebih tepatnya.

"bayiku! Aku ingin bayi ku! Kembalikan Dia! Hiks...hiks... Jangan am-bil Dia," Dira merenggut paksa rambutnya, menjambaknya seolah ini mimpi, namun tidak. Rasa sakitnya sama.

"Bayi ku! Aku ingin bayi ku! Tolong kembalikan! Jangan ambil Dia!" Tangisan pilu, membuat wanita muda itu ikut menangis, "Jangan ambil Dia..." Lirih Dira serak, kedua tangannya mencangkup di dada seolah ada mantan ibu mertuanya.

"Kak Dira, jangan nangis lagi. Rara ada disini." wanita muda itu memeluk Dira erat, mencoba menyalurkan kekuatan untuk Dira.

"Bayi ku, dia mengambil bayi ku!" Dira mendorong tubuh Rara membuat wanita muda itu terjatuh.

"Tenang kak," ucap Rara mencoba menenangkan, Dira menatapnya nyalang.

"Apa kau bilang tenang?! Bagaimana aku bisa tenang? Bayi ku di bawa paksa oleh wanita tua itu! Kau tidak tau rasanya!" Mata Rara meneteskan airnya, dia tidak kuat melihat wanita di depannya ini.

"Kakak tenang, Jangan nangis..." Dira masih meraung-raung, sakit yang dia rasakan tidak sebanding dengan apapun.

"Rara Ada di sini kakak, kak Dira tidak boleh stres. Karena masih ada dua bayi kakak yang membutuhkan ibunya." Rara memeluk Dira erat, membisikan kalimat dengan suara lembut yang mampu menyentuh relung hati Dira.

"Dua bayi? Aku punya bayi kembar?" tanya Dira ambigu, dia mencoba melepas pelukan Rara, lalu tangannya mencengkram kedua bahu Rara.

"Kamu bohongkan?" sayangnya Rara menggelengkan kepalanya. Dia mencoba melepas cengkraman tangan Dira. Lalu mengambil sisir.

Perlahan Rara menyisir rambut Dira, "Kakak punya rambut yang indah, sayang kalau di jambak," ucap Rara memulai pembicaraan.

"Apa aku melahirkan bayi kembar?" Rara menaruh sisirnya, dia memulai mengepang rambut Dira, setelah selesai dia mengambil sesuatu di dalam tasnya.

Florist ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang