Chapter 2

26.1K 1.8K 83
                                    

Yeyeye Akhirnya bisa,
Semoga Ade bisa update sesuai jadwal ya.

Minggu And Rabu/Kamis. (dua kali seminggu)

Ade lagi UAS lo, meski nggak kuliah Di PTN, Ade harus rajin belajar.

Tapi ya, hari gini siapa yang nggak belajar. SKS? (sistem kebut semalam)

Wajib Komen, awas lo. Minggu nggak Ade update lagi.

Dilarang Komen,
cerita ini Bagus
Jangan gitu ya, itu malahan membuat ade down untuk nulis

Lagi, no kata lanjut! Next! Dan lain sebagainya. Up lagi.

Udah ada jadwal, kalau nggak update kalian bisa protes Ade di.

IG
FB
WA
Line
E-mail
Wattpad
Youtube

Jangan SMS, Ade nggak punya pulsa untuk bales smsnya 😂😂😂

Awas ada lagi komen segala macam sukunya next , Ade mogok Up

Ade lebih suka kalian, ngasi kritik dan Saran. Jangan nyiyir nggak jelas.

Ade juga nggak ada qouta balas komen yang kayak gitu.

....

Chapter 2

Masa ini

Aita, Bagas, Candra

Aita, Bagas, Candra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang buruk bagi gadis remaja itu, wajahnya di tekuk dari sedari keluar dari kamar sampai di meja makan.

"Ai, kok cemberut gitu. Senyum dong kan masih pagi," kata sanga Mama, tapi gadis itu yang bernama Ai hanya mengindahkannya.

"Dra, kamu apain kakak kamu!" Dira menatap tajam anak bungsunya.

Candra menghela napas panjang, "Dia yang mulai duluan ma, Candra hanya diam," ucap Candra yang membuat Dira menatap putrinya itu.

"Kamu ya, ngapain ganggu Candra. Udah tau susah bangun masih aja di bangunin pake balon air." Aita hanya tersenyum tak bersalah. Dira menggelengkan kepalanya pelan, Aita si jail dan Candra pediam sekaligus jutek.

"Ma, kata tante Rara pesanan bunga mawarnya di tambah lagi," ucap Aita saat membantu Dira membersihkan meja makan.

"Iya, nanti mama tambahin lagi, dan kamu dapat uangnya kan?" Aita hanya mengedipkan sebelah matanya.

"Tentulah Ma, Ai kan sudah susah-susah ngayuh sepedanya." Candra mendengkus kesal, kakaknya itu tukang cari muka.

"Dalam mimpi kamu kan? Mama nggak percaya Aita." Senyum jahil itu berubah menjadi senyum masam. Dira terbahak, dia mengacak surai merah Aita.

Florist ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang