Chapter 21

19.3K 1.4K 45
                                    

Lo Siento ya.

Aku lama update cerita ini. Ada beberapa hal yang buat moodnya Ade jatuh dan boom nggak bisa nulis.

😭😭😭 waktu ini hpnya ade jatuh di jalan, dan buat mood down banget. Untung nggak di lindas kendaran. Spot jantung rasanya.

Untuk tahun nggak jadi ya 2031 😂😂😂

Jangan tanya ini tahun ✌✌✌

Happy Reading

Mungkin garing, nggak ada lucu-lucunya.

Makasi yang udah nungguin cerita ini.




"Tante, kok Papa nggak ikut?" Tanya Bagas, kenapa lelaki yang berstatus sebagai ayah tidak ada di hari jadinya.

Zinnia nampak bingung. "Papa kalian, tante kunci di apartemen. Habisnya tante kesel sama dia."

Tawa Rara pecah seketika, "Kak Zi emang the best." Rara mengajungkan kedua ibu jarinya.

"Haa! Kok bisa?" Bagas bertanya lagi, apartemen itu menggunakan password.

"Bisa lah, orang tante ubah passwordnya. Siapa suruh nggak pernah ganti password." Bagas hanya melongo, papanya sukses di hukum tantenya.

"Jangan pikiran papa kamu, biar tau rasa. Masa punya anak nggak di urusin." Zinnia masih marah dengan Gibran, kalau bukan berhubungan dengan keponakannya Zinnia enggan menghubungi Gibran.

"Terserah tante, tapi nanti kasih tau papa ya passwordnya. Kasihan karyawannya papa."

"Kamu nggak kasihan sama papa kamu?" Zinnia duduk di samping Bagas.

"Nggak, Bagas kasihan sama karyawannya. Kalau papa di kurung terus nanti perusahan bangkrut nanti keluarga karyawannya papa makan apa?" Hati Zinnia tersentuh, andai Gibran seperti Bagas.

"Nanti kalau liburan ke Bali ya," Bagas memutar bola matanya, eeh. Dia setiap libur sekolah dia pergi ke Bali.

"Bagas udah bosan tante," ucap Bagas membuat Zinnia tertawa.

"Emang tante ngajak kamu? Nggak lah itu kedua saudara kamu Gas. Kamu nggak ikut juga nggak apa-apa." Bagas merengut kesal.

"Tante." Zinnia terbahak. Dia bangun dari kursi yang ada di taman belakang rumah Dira. Sepulangnya dari sini Zinnia akan membuat taman kayak gini, ya belakang rumahnya hanya ada rumput liar yang tumbuh.

"Yah Tante, Bagas bercanda."

"Tante juga, yee kena tipu juga." Zinnia tertawa sampai perutnya sakit.

"Tante kapan pulang?"

"Kamu nggak suka tante di sini?"

"Bu-kan gitu, apa Kedua sepupu Bagas itu nggak protes?" Bagas tau tingkah kedua sepupunya yang 'alay' menurutnya.

"Nggak lah, kan tante ancam." Bagas terkikik geli.

"Tante, ayo kita masuk. Lihatlah tante Rara..." Zinnia memutar tubuhnya. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Tante kamu itu sedang merajuk," ucap Zinnia dia mengajak Bagas untuk masuk ke dalam rumah Dira, memberikan sepasang suami istri itu.

...

"Liburan ini kalian ke Bali ya. Nanti tante siapakan tiketnya." Aita berjingkrak senang. Bali, dia ingin kesana.

"Beneran Tan?" Zinnia menganggukan kepalanya.

"Jangan buat ulah lagi. Jangan berantem, jangan suka gangguin Bagas maupun Candra. Anak cewek nggak boleh kasar ingat. Ai?" Aita terdiam, lalu menatap Dira tajam.

Florist ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang