Chapter 22

19.3K 1.6K 140
                                    

Maaf kalau feel nya kurang ✌✌✌

Inget komen dan Votmen

Jangan komen lanjut kawan-kawan, jangan next thor.

Kalau ada
Aku nggak akan lanjut sampai waktu yang lama

See you 😘😘😘

Chapter 22

Pertemuan tak terduga

Pertemuan tak terduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Tuhkan lihat, mukanya udah masem gitu. Pasti dengan dapat ceramah panjang kali lebar..." bisik Candra. Bagas terkikik geli.

"Padahal udah lewat dua minggu lho, kok masih muka di tekuk gitu." Bagas menimpali.

Candra mengangkat bahunya tak acuh, dia memilih duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku berwarna dari dalam ranselnya.

"Sejak kapan Lo punya hobi mewarnai?"  Candra mendongakan kepalanya. Sialan.

Yang bertanya adalah Remi, dia itu musuh Candra. Entah kenapa remaja laki-laki itu membencinya dan mulai melemparkan bola panas permusuhan.

"Bukan urusan lo." Remi tertawa.
"Lo itu kayak anak Tk," ucapnya.

"Lo ada masalah dengan kegiatan Candra? Lo di rugikan? Lo terganggu?" Tanya Bagas dia mencoba menahan amarahnya.
"Kenapa diam?" tanya Bagas lagi, Remi terdiam. Matanya memancarkan amarah membara. 'awas lo...'

Plak!

Remi menoleh, tenggorokannya terasa kering. Pancaran dari indra penglihatan remaja bersurai merah itu membuatnya tak mampu berkutik.

"Eeh Ai...apa kabar? Selamat ulang tahun ya?" Aita menyeringai.

"Ulang tahun gue udah lewat, jangan sok akrab gitu. Lo ada masalah sama kedua adik gue?" Remi menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"oh gue kiraiin," ucap Aita santai. Dia kembali duduk. Baru saja Aita ingin mengambil buku hadiah ulang tahunnya, dia mendengar suara genk Remi di luar kelas. Iya ini pelajaran kosong, dan ini adalah hal yang paling membahagiakan

"Lo sih, kalau ada Ai jangan mancing Candra."

"Tu Candra kek Banci. Masa di lindungi cewek..." sahut Remi dengan tertawa yang dibuat-buat.

Aita menggeram marah, mungkin kedua adiknya tidak mendengar perkataan Remi. Ya keduanya dengan kompak memakai headseat.

"Lo ngomong apa tadi?" Remi and the gank terkejut luar biasa. Melihat kepala Aita yang menyembul dari balik jendela.

"Kok diem sih? Gue kan nanya. Nggak baik lho nggak ngejawab." Aita hanya bisa menahan tawanya. Melihat Remi dan genk-nya saling grasak grusuk.

"Yang Banci itu... orang yang saling nyalahin, orang ngomongin di belakang, orang yang suka nyinyir di sosmed dan orang yang ada di hadapan gue." wajah Remi memerah padam.

Florist ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang