Chapter 43

4.7K 556 61
                                    

"Di gigit semut aja nangis--" celetuk Candra saat Aita baru masuk ke dalam kamar, Bagas terkekeh, lalu terdiam saat Aita menatapnya tajam. Candra malah tertawa terbahak-bahak tanpa menghiraukan tatapan membunuh kakaknya.

"Gue sumpahin ranjang lo di jadiin sarang semut!" pekik Aita, sambil menatap remeh Candra, pikirannya sudah merencanakan untuk membuat Candra merasakan hal yang dia rasakan.

"Lo mau isin ranjang gue dengan gula? jangan mimpi Ai, gue udah tau," seru Candra sambil menoyor kepala kembarannya, lalu segera berlari keluar kamar sambil otertawa

"Can-can! rese lo ya!" Teriak Aita kesal, tangannya mengusap-ngusap kepalanya, bagian bawah tubuhnya sudah jadi sasaran semut, sekarang kepalanya juga. Aita menatap adik kembarnya, tanpa di duga Bagas menghampirinya lalu memeluknya erat.

"Udah jangan nangis, makanya tobat jahilin orang, udah tau kan rasanya di jahilin." Aita merengut kesal, membuat Bagas terkekeh, tangannya mengusap-usap pelan rambut Aita, tinggi kakaknya hanya sebahunya membuat Aita menjadikan dadanya sebagai sandaran dan bajunya digunakan mengelap ingus kakanya, Bagas pasrah akan keadaan.

"Mandi dulu gih, kasihan yang lain belum makan nunggin Ai." Aita mendongak, matanya memerah sehabis menangis tadi. "Inget jangan jahil lagi." Bagas mengusap pelan rambut Aita, "Inget keramas," ujar Bagas, Aita melepas pelukannya dengan adiknya. "Makasi--" setelah itu Aita langsung masuk ke dalam kamar mandi. Bagas terkikik melihat tingkah Aita.

"Cie--" Bagas medelik kesal menatap adiknya, "Gue jadi iri." Candra tertawa melihat raut dingin Bagas, "Jangan dibawa serius Gas, gue cuma ngasih pelajaran buat Ai." Candra menepuk bahu Kakaknya, lalu merebahkan diri di ranjang miliknya.

"Iya gue tau kok--" balas Bagas, lalu ikut merarbahkan tubuhnya di ranjangnya. "Papa--" Bagas memiringkan tubuhnya, menatap Candra yang berada di ranjang seberang, dia ingin melihat ekspresi Candra.

"Hemm--" Candra bergumam, membuat Bagas berdecak, adiknya itu malah tertidur, sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan mereka, Bagas hanya ingin hubungan Candra dan papa membaik, itu saja.

Bagas membalikan posisinya, dia menatap langit-langit kamarnya,rasa kantuk itu datang, selain karena kebanyakan makan es krim, tenaganya juga terkuras habis gara-gara insiden di supermarket, dia ingin mengistiratkan sejenak tubuhnya, tidur mungkin hal yang paling bijak untuk saat ini.

"Mari kita makan!" Teriak Aita sesaat setelah membuka pintu kamar mandi, namun remaja itu seketika terdiam melihat pemandangan di hadapannya, kedua adiknya malah tertidur dengan damainya, diiringi suara ngorok. Aita menghela napas berat, namun kedua ujung bibirnya naik ke atas, membentuk seringai jahil.

Remaja itu kembali lagi ke dalam kamar mandi, tidak butuh waktu lama Aita keluar, namun tanggan kirinya, membawa gayung love berisikan air, Aita terkikik, rasa bahagia di hati membuncah. Tuhan maafkanlah Aita, padahal sebelum mandi dia sudah ingin bertobat,untuk tidak menjahili orang lagi, namun seperti itu tidak mungkin, sekarang remaja itu sudah memikirkan hal-hal yang mendukung rencananya jahilnya terwujud dengan sempurna.

Aita melangkahkan kakinya dengan pelan, lalu berdiri diantara ranjang Candra dan Bagas, Aita tersenyum lebar, ah ia tidak sabaran ingin memulai aksinya.

Aita memutar tubuhnya menatap Candra, adik bungsunya itu nampak lelap dalam tidurnya, Aita memjamkan indra penglihatannya sejenak, lalu membasahi telapak tangannya dengan air dari dalam gayung, setelah itu Aita mengibas-ngibaskan tangannya tepat di wajah Candra, Aita mencoba menahan tawanya, tidur Candra mulai terganggu.

Sekali lagi Aita mengulangi membasahi tangannya namun kini, ia menggenggam sedikit air, lalu menumpahkannya tepat di wajah Candra.

"Dingin!" Teriak Candra yang langsung terbangun, Candra mengusap wajahnya, Aita tertawa terbahak-bahak melihat ekspersi Candra, adiknya benar-benar lucu.

Florist ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang