Tampak Bunda dengan raut cemas mondar-mandir sembari terus menghubungi anak kesayangannya, Yoongi. Tapi hasilnya tetap sama, telepon Yoongi tidak aktif.
Bunda sudah menghubungi Jungkook juga, dan pemuda manis itu bilang kalau Yoongi tak bersamanya. Tak ingin membuat Jungkook khawatir juga, Bunda berbohong kalau setelahnya Yoongi sudah sampai di rumah.
Bunda tak bisa tinggal diam. Kalau anak manisnya itu berada dalam bahaya diluar sana, bagaimana? Ragu-ragu Bunda melangkahkan kakinya menuju kamar Jimin. Ia berniat menanyakan keberadaan anaknya itu pada pemuda tampan itu. Mungkin saja Jimin tau.
Pintu diketuk. Beberapa saat kemudian muncul sosok tampan dengan kaos putih dan celana pendek hitam. Kalau Bunda tidak sadar sepenuhnya, bisa saja dia khilaf, eh.
"Iya Bun? Ada apa?" Ucap Jimin, mengusak rambutnya sedikit bingung.
"Anu nak Jimin, kamu satu kampus kan sama Yoongi?"
Jimin mengangguk.
"Itu, dia ada ketemu gak sama kamu tadi?"
Jimin menggeleng.
"Haduh, gimana ya Jim. Yoongi belum pulang juga" raut kekhawatiran dari wajah Bunda terpancar jelas. Membuat Jimin mengernyitkan dahinya dalam.
Yoongi si manusia pucat itu belum pulang?
Jimin mana tau tentang Yoongi di kampus. Bertemu saja sekali-kali, itu saja saat dirinya bersama Taehyung dan Yoongi bersama Jungkook bertemu dengan sengaja di kantin.
"Udah di telepon bun?" Tanya Jimin.
"Udah Jim, udah dari tadi. Tapi gak bisa dihubungin."
Kemana anak manis ini?
"Hmm.. yaudah bun, Jimin bantu cariin."
Raut wajah Bunda sedikit mencerah. Mendapat respon positif dari Jimin. Ia hanya dapat berdoa kalau Yoongi baik-baik saja.
Di luar tampak hujan mengguyur. Tidak terlalu deras, namun dapat menyebabkan flu dan masuk angin. Jujur angin malam saat sedang hujan seperti udara musim dingin.
"Ujan nak Jimin."
"Gapapa bun, Jimin pake jaket kok." Balas Jimin tersenyum.
"Yaudah hati-hati ya nak Jimin."
Jimin mengangguk, memasang helmnya dan bergegas menyalakan motornya kemudian berlalu membelah jalanan kota Seoul.
Kampus di malam hari tidak seramai saat siang hari. Suasana lebih sepi dan udara terasa lebih dingin, dan mencekam.
Min Yoongi saat ini sedang menyelesaikan tugas kuliahnya di pojok perpustakaan. Tidak sedikit orang-orang yang duduk dengan serius mengerjakan tugas mereka atau hanya untuk sekedar membaca buku.
Matanya mengerjap sedikit perih karena sedari tadi hanya memelototi layar laptop dan buku tebal di sisi kanannya. Ia mulai menggerutu karena tugasnya tak kunjung kelar. Ponselnya mati. Dan terlalu malas untuk mengisi dayanya.
Yoongi pikir dia akan pulang menggunakan taksi saja. Bus kalau sudah diatas pukul delapan sudah jarang sekali. Bahkan mungkin tidak ada yang melintas lagi.
Lama berkutat akhirnya tugas selesai. Pemuda pucat itu merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Menguap panjang. Ia lelah. Laptopnya sudah dalam mode mati. Dia melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, hampir pukul sepuluh. Sebentar lagi perpustakaan ini tutup. Ia bergegas membereskan barang-barangnya dan beranjak meninggalkan perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Fluffy | pjm x myg
Fanfiction[completed] Satu kamar kosong dirumah Min Yoongi dan tempat kost Jimin yang kacau, Sebuah kebetulan? Top!Jim Bot!Yoon