chapter 2

9.8K 1.5K 27
                                    

Yoongi, pemuda berkulit pucat itu sedang mendekam didalam kamarnya. Jari lentiknya sibuk mengutak-atik ponsel di genggamannya.

Kejadian pagi tadi sangat memalukan bagi Yoongi. Wajah tampan sang penyewa kamar itu masih terekam dibenaknya. Sontak membuat rona di pipi pemuda pucat itu menyebar hingga sampai telinga. Ia malu tak tertahan sehingga belum sempat mereka berkenalan, si pucat berlari menuju kamarnya, tempat persembunyian paling aman.

Lama menunggu, membuat Yoongi kembali mengantuk dan akhirnya tertidur. Hingga siang menjelang sore ia terbangun dengan gedoran di pintu. Si Bunda menggedor dengan tidak ber-perikepintuan-nya. Memberitahu kalau ia ingin pergi arisan sebentar lagi dan membiarkan Yoongi dirumah seorang diri.

Yoongi yang baru teringat belum mandi seharian ini akhirnya memutuskan untuk menyegarkan dirinya. Saat ia selesai mandi, sepertinya Bunda sudah berangkat arisan. Jadilah Yoongi memainkan ponselnya seperti sekarang ini. Mencari hal menarik—apa saja— di benda kotak pipih itu.

Suara berisik di pintu depan membuat atensi Yoongi berpaling dari ponselnya. Tak lama pintu kamar Yoongi diketuk dengan sapaan suara mendayu dibaliknya. Ia tau pasti suara itu. Milik sahabatnya, Jungkook.

"Iya iya bentar" dengan malas Yoongi beranjak dari kasurnya dan membuka pintu bercat cream itu.

Pintu terbuka dengan seseorang yang langsung menubruk tubuh Yoongi hingga terhuyung dan mendarat di kasur.

"Ugiii~ kangen kamuuu~"

"E-Eh iya, lepas dong sesak nih" protes Yoongi.

Jungkook perlahan melepaskan pelukannya dan rebahan disamping Yoongi.

"Kok lo kesini sih?" Yoongi melirik ke kanan dan mendapati Jungkook yang sedang menghadap kearahnya.

"Kookie gak boleh ya kerumah Ugi? Kan kookie kangen" balasnya imut.

"Bunda sama Mama lagi arisan ya?"

"Hu'um makanya Kookie ikut" kali ini Jungkook kembali memeluk Yoongi, dari samping.

"Sama siapa? Kayaknya rame" tanya Yoongi lagi.

"Kak Taehyung. Dia sekalian mau bantuin kak Jimin" jawab Jungkook singkat, mengusel di pelukan Yoongi.

"Kak Jimin?"

"Iya yang nyewa kamar bang Hosiki itu loh. Ugi belom kenalan sama dia?" Jungkook menatap Yoongi menunggu jawaban.

Yoongi hanya menggeleng. Dibalas dengan helaan nafas dan Jungkook yang memutar bola matanya.

"Jadi si penyewa kamar itu temennya kak Taehyung?" Kali ini Yoongi bangun dan mendudukan dirinya menghadap Jungkook yang juga refleks duduk.

"Iya"

"Kok lo gak ada cerita?"

"Y-ya umm.."

"Kook-"

"Ya, gue lupa ngasih tau. Waktu itu kak Taehyung ada nanya sama gue dimana tempat buat nyewa kamar gitu, kebetulan Mama abis cerita kalo Bunda nyewain kamar bang Hosiki" Jungkook tertunduk, tidak berani menatap sahabatnya.

Hening. Tidak ada sahutan dari Yoongi, maupun Jungkook yang berbicara. Dengan ragu Jungkook memandang Yoongi yang kini menatap kosong sprei hitam bermotif kumamon.

Helaan nafas berat sebelum Yoongi angkat bicara "Taehyung kemana?"

Jungkook terang-terangan menatap wajah sahabatnya setelah pertanyaan itu, senyuman manis terukir di wajahnya.

"Bantuin kak Jimin beres-beres" jawabnya.

"Jadi, si penyewa kamar itu pindah mulai hari ini?" Yoongi memalingkan wajahnya menatap Jungkook.

"Mungkin. Kak Jimin namanya, Taehyung sama Jimin itu lebih tua dari kita Ugi sayaangg~" tangan Jungkook terulur mencubit pipi gembul Yoongi.

"Aaaakk!~ sakittt kookk"

"Habisnya kamu gemesin~"

"Lo gak bantu beres-beres jga?"

"Engga. Males. Capek. Lo sana kan tuan rumah"

"Ogah. Capek"

Kedua sahabat itu tertawa. Kemudian kembali berbaring bermalas-malasan bersama.


---



Langit berubah menjadi jingga kegelapan. Tanda hari sore menjelang malam. Taehyung dan Jimin baru saja selesai dengan kegiatan mereka. Sebenarnya kalau dikerjakan dengan betul-betul tugas mereka sudah selesai sejak tadi. Namun, kedua pemuda itu sedikit ogah-ogahan dan berakhir menjadi lama.

Taehyung mengetuk pintu Yoongi yang ternyata tidak dikunci, mengintip kegiatan dua orang manis didalamnya.

"Bunny?" Suara berat Taehyung memecahkan atensi dua pemuda manis yang asik menonton drama korea.

Jungkook tersenyum manis ke pemuda di ambang pintu.

"Pulang?"

Jungkook melirik sekilas jam dinding yang tergantung di sisi kanan kamar. Sudah pukul 7 dan mereka tak menyadarinya.

"Yuk kak" "Ugi aku pulang dulu yaahh~" sekali lagi Jungkook memeluk Yoongi sebelum beranjak menghampiri Taehyung.

Yoongi ikut beranjak berniat mengantar mereka sampai pintu depan.

Di pintu depan Yoongi berdiri. Memperhatikan Taehyung yang menatap Jungkook dengan begitu lembutnya. Entahlah, hubungan mereka seperti apa. Yang pasti Yoongi tau bahwa Taehyung benar tulus pada sahabatnya itu.

"Dadahh Ugiiikuuu~" lambai Jungkook penuh semangat dan senyum sumringah. Yoongi membalasnya dengan anggukan singkat dan senyuman manis.

"Jim balik bro" ini Taehyung yang pandangannya pada seseorang dibalik punggung Yoongi.

Si manis sontak kaget. Tidak berani menoleh, dan kikuk. Motor Taehyung sudah jauh pergi. Keberadaan sosok ganteng yang pagi tadi masih terasa berdiri dibelakangnya. Dengan perlahan, seperti maling yang berusaha memasuki rumah orang, Yoongi menutup pintunya.

Mau tak mau, Yoongi berbalik. Bertemu pandang. Wajah dihadapannya beraut datar, namun terpancar kegantengannya.

"Bunda belom pulang?" Si tampan angkat bicara, dengan nada yang sama datar.

Yoongi mengerutkan dahinya, bingung. Bukan dengan pertanyaan si tampan, tapi dengan sebutan yang ia ucapkan.

Sejak kapan Bunda jadi ibu mertua si tampan?

Eh bukan bukan. Lupakan saja.

Ingin sekali bertanya. Namun pertanyaan hanya bisa ditelan oleh dirinya saja. Nyanlinya terlalu kecil untuk sekedar bertanya pertanyaan sepele seputar panggilan Bunda itu.

"Belum" hanya itu yang keluar dari bibir mungil seorang Min Yoongi.

Pemuda dihadapannya terdiam sejenak kemudian mengedikan bahunya dan beranjak pergi meninggalkan Yoongi yang masih berkecamuk dengan pikirannya sendiri.



Yang tadi itu apa? Kenapa tampan sekali, batin Yoongi.





.
.
.
뿅~
Senangnya BTS borong pialaa~
Cerita ini sepertinya berjalan sangat lama alurnya, makin absurd deh kyknya T_T
Kritik, saran juseyoo

Ice Fluffy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang