bonus chapter pt.2

5.9K 677 46
                                    

Dan berakhirlah disini,

Di apartemen milik si Park. Saat di parkiran tadi, bunda sempat menghubungi Yoongi, menginformasikan kalau ia ada acara dengan teman-teman arisannya. Sampai malam katanya.

Keberuntungan dong bagi Jimin.

Ehe,

Sekalian lepas rindu dengan si kesayangan.

Maklum lama tak berduaan begini.

Si manis sakit, tapi disuruh istirahat nyaman di kasur, tidak mau. Malah memilih menemani Jimin yang kewalahan membuat bubur untuknya.

Jimin kan jadi gugup.

Ia kan chef amatir, kesannya seperti sedang ikut kontes memasak.

Padahal hanya bubur asin dengan taburan abon sapi.

Niatnya mau telepon si Chaeyoung untuk mengajari membuat bubur yang baik dan benar. Namun, keduluan si manis yang sudah duduk anteng di kursi pantry.

Gengsi dijunjung tinggi, man.

"Aku gak tau ini enak atau engga, menurutmu. Tapi, kalo di aku sih yes." Ucap Jimin diiringi cengiran setengah gugupnya. Berharap si kesayangan menyukai.

Yoongi terkekeh kecil, menyambut bubur spesial—katanya—buatan Jimin.

Asap masih mengepul di atas bubur yang dihias cantik oleh si chef amatir. Ada daun bawang, tomat dan kerupuk, ala-ala bubur restoran kata Jimin.

Padahal waktu Jimin sakit dulu, Yoongi buat ala kadarnya. Tidak sampai dihias begini.

Kan Yoongi jadi malu memakannya. Merasa tersaingi dari tampilan, gak tau kalau rasa.

"Makannya di kamar aja, sekalian kamu istirahat." Ucap Jimin, dan dibalas dengan anggukan kecil dari si manis.

______

"Gimana rasanya?"

Mereka sudah berada di kamar, dengan Yoongi yang menyenderkan tubuhnya di headboard, dan Jimin yang duduk di tepi ranjang. Memegang mangkuk bubur, guna menyuapi si manis.

"Masih sayang." Jawab Yoongi gamblang, terkekeh diakhir.

"Ck, bukan itu." Balas Jimin menatap datar, "itumah aku juga tau. Rasa buburnya gimana?"

"Asin kak." Jawab Yoongi, mengerucutkan bibirnya.

"Loh iya?"

"Coba aja gih."

Jimin menatap tak yakin pada bubur yang ia buat.

Masa iya asin? Kan tadi udah gue cicip berkali-kali sampe udah mau abis. Batin si Park.

"Engga ah, pas kok rasanya." Komentar Jimin setelah mencicipi sedikit lagi bubur buatannya.

"Dasar generasi micin."

"Heh, berani ya kamu."

Si manis tertawa kecil, melihat ekspresi Jimin yang tak terima dibilang generasi micin. "Tambahin kecap coba kak, mungkin bakal pas."

"Gitu, ya udah bentar aku ambil dulu." Kemudian meletakkan mangkok bubur di meja kecil dekat kasur dan beranjak menuju dapur.

Kembali lagi dengan membawa sebotol kecap. Menambahkannya sedikit pada bubur dan mengaduknya.

Yoongi menyendok sedikit bubur yang sudah diberi kecap kemudian menyuapkan ke mulutnya.

"Gimana? Enak?"

"Lumayan."

______

Bubur habis, segelas susu vanilla juga habis.

Jimin kembali dari dapur setelah mencuci mangkok dan gelas kotor yang dipakai tadi.

Merangkak menaiki kasur kemudian merapatkan diri pada Yoongi. Menarik selimut batas pinggang, memposisikan lengan atasnya untuk menjadi tumpuan kepala si manis. Lengan satunya ia lingkarkan posesif pada pinggang, menghirup aroma tubuh Yoongi yang manis dan menjadi favorit hingga saat ini.

"Udah kenyang?" Ucap Jimin dengan suara rendahnya. Membuat Yoongi bergidik mendengar suara Jimin yang begini.

Tidak kuat, tolong.

"Belom kak." Cicit Yoongi.

"Mau apa lagi, hm?" Mengecup lama pucuk kepala Yoongi yang beraroma strawberry.

"Pizza?"

"Ada ya orang sakit makannya banyak. Biasa mah gak selera makan."

"Aku buktinya." Jawab Yoongi dengan suara imutnya, mendongak menatap wajah Jimin sekilas sambil tersenyum gusi, kemudian menenggelamkan wajahnya pada dada si Park lagi.

"Iya. Kamu yang paling beda."

"Terus?"

"Makanya aku cinta." Mengeratkan pelukannya sambil mengusap punggung si manis perlahan.

"Cinta siapa?"

"Kamu."

"Kamu siapa?" Mendongak lagi, untuk melihat ekspresi wajah Jimin yang menatapnya lembut.

"Kamu loh, pacar aku. Min manis Yoongi."

Mencubit gemas pipi yang semakin hari makin berisi milik si manis.

"Aduh, sakit kak~" protes Yoongi balas mencubit bibir tebal Jimin. "Orang lagi sakit kok dicubit-cubit."

Jimin terkekeh geli, tak tahan dengan tingkah manisnya ini yang ingin sekali ia makan.

"Biarin, aku gemes."








.
.
.
Udah gitu aja sih, ehe

Halo? Apa kabar? Masih ada kah yg simpan ff ini?

Ekhem, 2 bulan ada kali ya? Ehe

Maapkeun ya, real life menguras waktu :(

Baru akhir-akhir ini aku buka wattpad kembali, biasanya cuma buka bentar tutup lagi. Gada aktifitas berarti.

Maaf ya kalo yg ini kurang gimana gitu, aku minim kosa kata karena menghilang 2 bulanan ini :(

Ice Fluffy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang