chapter 11

7.5K 1.3K 149
                                    


"YOONGI!!"

"eh? Iya kak?" Si manis menoleh pada seseorang yang memanggil namanya.

"Ayok pulang bareng." Sosok itu menyodorkan helm kepada si manis.

"Eh?"
 
 
 

 
 
Kok tumben?

"Kak Jimin?" Kerutan di kening Yoongi semakin dalam saat mengetahui siapa yang baru saja mengajaknya pulang bersama.

Iya. Kak Jimin.

Sang pujaan hati.

"Pulang bareng gue—ekhm, Bunda yang minta."

"O-oke." Yoongi gelagapan. Helm yang berada di genggaman Jimin disambut oleh si manis.

"yOONGI!!" Bukan. Ini bukan Jimin. Melainkan pemuda tinggi bermarga 'Oh'.

Pemuda itu setengah berlari menghampiri Yoongi. Terengah saat sudah berhadapan dengan si manis. Mengatur nafas sejenak.

Yoongi tersenyum kepada pemuda yang kini nafasnya mulai teratur. "Kak Sehun."

Sehun membalas senyuman si manis dengan senyum tampan memikatnya. "Hei yoon, pulang bareng siapa? Bareng gue yuk!"

Pemuda lain yang terlupakan keberadaannya beberapa saat lalu melangkah menyejajarkan dirinya dengan si manis. Menatap sinis pria yang menurutnya pengacau. "Yoongi pulang bareng gue." Sahutnya terlampau dingin.

Sehun tak mau kalah. Ia memandang Jimin meremehkan. "Tumben banget. Biasanya juga gak peduli."

Jimin tak bereaksi apa-apa. Ia menahan emosi tentunya, terbukti dari rahangnya yang mengeras dan tangannya yang mengepal kuat. Serta death glare yang membuat Yoongi bergidik.

Pemuda Park akhirnya menarik pergelangan tangan si manis yang masih terbengong karena perang dingin antara dua pemuda yang berbeda tinggi badan ini. Memang Jimin lebih tinggi dari Yoongi, tapi Sehun lebih tinggi dari Jimin.

Yoongi tersadar kalau ia tengah ditarik oleh sang pujaan hati. Ia menoleh pada Sehun yang masih di tempat ia berdiri. "Kak Sehun, aku duluan ya~" si manis melambaikan tangannya dengan gerakan menggemaskan ke arah Sehun.

Sehun balas tersenyum sebelum pemuda yang menggandeng Yoongi menoleh dan tersenyum miring ke arahnya. Ia menatap tajam pada Jimin yang seolah mengatakan 'kali ini gue yang menang.'

Yoongi sebenarnya terkejut dengan sikap Jimin yang tiba-tiba begini. Walau dengan alasan Bunda yang meminta Jimin mengajaknya pulang bersama, rasanya aneh saja mengingat Bunda tidak terlalu memperdulikan dirinya pulang dengan siapa asal sampai rumah saja.

Mereka sudah menaiki motor milik Jimin. Langit sudah menggelap, mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

"Udah, Yoon?" Tanya si tampan.

"Hmm udh kak."

"Pegangan Yoon." Jimin menyalakan mesin motornya, menjalankannya perlahan. Yoongi memegang ujung-ujung jaket kulit milik Jimin. Takut-takut si tampan marah. Namun, saat motor memasuki jalan raya, Jimin melajukan kecepatan motornya, refleks Yoongi melingkarkan tangan pucatnya di area perut berbentuk milik Jimin.

"Dibilang pegangan, ngeyel sih."














Disinilah mereka akhirnya. Di depan sebuah toko pakaian yang sedang tutup. Dengan ujung-ujung sepatu milik keduanya yang terciprat air hujan. Berteduh setelah beberapa tetes hujan membasahi kedua makhluk itu.

Jam pulang kerja menyebabkan mereka terjebak macet beberapa saat hingga akhirnya mereka menyerah untuk berteduh di pinggir ruko. Niat awal ingin menerobos gerimis kecil hingga sampai rumah, namun gerimis itu berubah menjadi hujan yang datang tak sabaran.

Ice Fluffy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang