bonus chapter

5.1K 824 95
                                    

Si pemuda yang sudah semester akhir tengah berjalan menyusuri koridor, menuju kelas sang tambatan hati. Tas ia sampirkan di bahu kanan dengan kedua telapak tangan dimasukkan ke dalam saku jaket kulit hitam miliknya. Berjalan santai dengan sesekali bersiul ringan.



Mendapati sohib seperjuangannya tengah menggandeng sahabat kekasihnya. Tertawa-tawa seperti orang kasmaran.


Memang kasmaran.


"Wush gercep juga lo udah disini." Komentar si pemuda saat berpapasan dengan pasangan kasmaran.


"Jelas dong, mau kencan." Sahut si pemuda yang lebih tinggi dengan bangganya langsung merangkul erat sang kekasih.


Dibalas dengan putaran mata malas, rasa ingin melempar dengan tong sampah di pojok sana.


"Bawa uang gak? Masa Jungkook yang bayar." Ucap si pemuda, tersenyum miring dan mendapat delikan tajam dari kekasih Jungkook.


"Sialan mulut lo, Jim."


Pemuda yang diketahui bernama Jimin itu terkekeh, menepuk pundak sohibnya sedikit keras, "jangan pulang malem-malem." Ujarnya seraya berlalu.


"Siap pak direktur."


Mengundang Jimin untuk berbalik, menatap si sohib dengan kaleng cola kosong yang sudah ada ditangan. Siap untung dilempar pada pemuda yang tengah berlari kecil guna menghindari lemparan mematikan dari Jimin.


"Awas lo, Tae bangsat!"





.
.
.
.
.
.
.
.
.


Suasana ruangan yang hening, sudah sejak lima belas menit lalu kelas berakhir. Namun seorang pemuda manis masih setia ditempatnya dengan wajah ia sembunyikan di lipatan tangan.


Terlihat tak bersemangat.


Berdiri saja tak kuat, suhu tubuhnya sedikit panas, dan terasa lemas. Berharap akan seseorang akan menggendongnya hingga tempat tidur.


Dan harapan itu akan terwujud kala Jimin memasuki kelas sang kekasih dengan senyum mengembang. Melihat seonggok manusia manis nan menggemaskan yang terlihat seperti bola bulu kecil duduk di salah satu kursi.


Mengambil tempat di depan kursi si manis, menatapnya lembut dengan tangan terulur untuk mengusap helai hitam halus yang menjadi favorit.


"Ayo pulang." Jimin berucap masih mengusap lembut rambut Yoongi yang kini mengangkat kepalanya. Menatap Jimin sekilas lalu kembali menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.


Mendapat respon yang tak bersemangat, Jimin mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu?" Tanya si tampan, kini tangannya merambat meraba kening si manis yang ternyata lumayan panas.


Oh, jadi manisku ini lagi sakit, batin Jimin.


"Kamu sakit?" Tanya Jimin lagi, hanya untuk memastikan.


Yoongi tak merespon, bergerak pun tidak.


"Yoon?"


"Sayang-"


"Menurut kak Jimin aja gimana." Sahut si manis dengan suara sedikit serak dan nada malas.


Sudah tau sakit, kenapa masih tanya. Gerutu Yoongi dalam hati.


Jimin tersenyum maklum. Beranjak dari duduknya, kini malah berjongkok di sisi Yoongi. Berusaha mengintip wajah si manis yang ia sembunyikan sedari tadi.


"Pulang ayo?"


Yoongi mengangkat kepalanya. Menoleh pada Jimin yang terlihat seperti akan berlomba lari. "Ngapain kak?" Si manis bertanya dengan raut polos yang menggemaskan.


"Naik sini, aku gendong." Jawab Jimin yang sudah menyiapkan punggungnya untuk dinaiki Yoongi.


"Gak perlu kak, aku jalan sendiri bisa."


"Kamu pucat gitu, udah sini aku gendong." Jimin menarik Yoongi agar naik ke punggungnya.


Sangat tidak tega melihat kekasih manisnya ini harus berjalan sendiri saat ia sedang sakit. Lagipula kalau sakit kenapa harus memaksa masuk segala, bikin khawatir saja.


Akhir-akhir ini mereka memang jarang komunikasi, karena Jimin yang sedang sibuk-sibuknya dengan skripsi dan Yoongi yang tidak ingin mengganggu kesibukan Jimin.


Omong-omong Jimin sudah tidak tinggal di rumah Yoongi lagi. Semenjak mulai bekerja di perusahaan ayahnya, Jimin memilih pindah ke apartemen yang dekat dengan kantor. Lumayan jauh dari kampus dan rumah Yoongi. Jadi jarang bertemu kalau Jimin tidak datang ke kampus atau dengan sengaja mengunjungi Yoongi dirumahnya.


"Mau pulang ke rumah atau ke apartemenku?"








.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut tidak?

Sebenarnya udah lama mau bikin bonus begini, tapi mager menguasai wkwk

Hai, apa kabar?

Masih adakah yang menyimpan work ini?

Ice Fluffy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang