chapter 18

6.6K 1.1K 113
                                    

Seorang Park Jimin terbangun kala mencium aroma masakan yang mengundang air liur untuk menetes, dari arah dapur. Bunda Yoongi tumben pagi-pagi sekali sudah berkutat di dapur, memasak.

Ah, iya. Mungkin karena anak tertuanya balik kampung.

Jimin mengucek matanya, mengerjap sesaat kemudian mendudukan dirinya. Pandangannya mengitar ke sekeliling ruang kamarnya. Cahaya temaran karena ia tidur dengan lampu kamar dimatikan dan hanya menyisakan lampu tidur. Suasana seperti ini sangat pas untuk kembali memejamkan mata dan menyelami alam mimpi, lagi. Namun ia urungkan niatnya karena Yoongi ada kelas pagi hari ini.

Ingat, kebiasaan baru Jimin adalah mengantar jemput si ratu manis.

Sebenarnya ia ada kelas pagi juga. Kalau ia tak masalah mau datang terlambat atau tidak masuk sama sekali, lagipula absen mata kuliah yang satu ini ia belum pernah alfa. Jadi, tidak terlalu khawatir.

Jimin meregangkan tubuhnya, seraya menguap lebar. Masih mengantuk. Ia beranjak dari kasurnya lalu membereskannya sejenak. Menyambar handuk yang tergeletak di kursi belajarnya kemudian bergegas memasuki kamar mandi.
















Yoongi terbangun dengan tiupan hangat didepan wajahnya. Ia menggeliat, merasa terganggu. Membuka matanya perlahan dan mendapati bang Hosiki tengah meniupkan nafas bangun tidurnya di hadapannya.

"Ugh, stop bang, bau." Protes Yoongi dengan suaranya yang masih serak, khas bangun tidur.

Dibalas dengan kekehan geli dari yang tertua. "Makanya bangun. Kamu ada kuliah pagi kan?" Hoseok beralih mengusap helai poni Yoongi yang membuat si manis malah semakin terbuai ingin memejamkan mata lagi.

"Heh, bangun. Malah tidur lagi." Usapan lembut tadi hilang digantikan dengan tepukan gemas di pipi si manis.

"Aduh, sakit bang. Jangan pukul-pukul." Rengek Yoongi, berusaha menjauhkan tangan kasar Hoseok dari wajahnya.

"Ya makanya bangun, Yubie."

"Iya iya. Bangun ini." Yoongi menyibak selimut hitam bergambar kumamon kesayangannya. Meregangkan tubuhnya lucu dengan bibir yang mengerucut.

Hoseok saja melihatnya gemas, apalagi Jimin?

"Bunda udah masak tuh, bang Hosiki ke dapur dulu ya bantuin bunda. Kamu siap-siap." Ujar Hoseok seraya membuka pintu kamar Yoongi. Di balas dengan anggukan kecil oleh si manis.

Pintu kamar ditutup dengan hilangnya Hoseok dari hadapan Yoongi. Si manis kini beringsut duduk dipinggir ranjang. Antara rela-tak rela untuk mandi. Inginnya ia bergelung saja dibalik selimut hangat sampai siang. Tapi, hari ini ada presentasi yang tidak bisa ia lewatkan. Lumayan kan untuk menambah nilai akhirnya.

Si manis mengayun-ayunkan kaki mungilnya yang dibalut dengan kaos kaki baby blue dengan renda putih di pinggirnya. Kaos kaki ini bunda yang belikan. Katanya akan terlihat menggemaskan kalau Yoongi yang pakai, jadilah Yoongi memakainya saat tidur. Sudah menjadi kebiasaan Yoongi saat tidur memakai kaos kaki. Karena si manis ini rentan sekali dengan udara dingin.

Mencium aroma masakan bundanya yang semakin menguar, membuat perut si manis meraung untuk diisi. Yoongi mengerang sebal kemudian beranjak dari kasurnya, merapihkan sprei yang kusut dan menata selimut kumamonnya hingga rapih. Ia kemudian tersenyum, menyambar handuk warna baby blue kesukaannya kemudian memasuki kamar mandinya.
















Jimin sudah rapih, sudah wangi, sudah tampan—ralat—selalu. Keluar dari kamarnya dengan menyandang tas hitam dibahu kirinya dan satu tangannya ia masukan ke saku celana. Berjalan ke arah dapur, berniat untuk mencari Yoongi yang mungkin sedang sarapan saat ini. Mendapati Yoongi yang tengah mengunyah makanan didalam mulut mungilnya, tak sadar Jimin yang memperhatikan di ambang pintu dapur.

Ice Fluffy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang