#2 : Closer... Then You'll Know

26.3K 1.6K 209
                                    

Alfa's POV

Hebat! Sangat hebat! Aku sangat membenci hari ini. Tapi hal baiknya aku sudah pulang ke rumah sekarang. Semua ini karena si brengsek Reza itu; jika saja aku bisa menghapusnya dari pikiranku ini.

"Arrgghhh...!!" ku berteriak sembari membanting tubuhku secara kasar ke atas ranjang kecilku. Paling tidak aku bisa sedikit merasa puas karena telah meninjunya, tapi kenapa terasa seakan tanganku ini terasa sakit sekarang. Kuakui benar, wajahnya seperti terbuat dari campuran semen dan pasir super. Bagaimana bisa? Dia sama sekali tidak merasa kesakitan saat kutinju. Mungkinkah dia hanya berpura-pura menahannya? "Mungkin saja sekarang dia merengek ke ayahnya..Ahahahah" yang entah kenapa membuatku menjadi membayangkan hal-hal yang tentunya belum pasti terjadi. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah berbaring di kasurku, menatap langit-langit kamar ini. Aku sudah tak tertarik untuk melakukan apapun sekarang. Mungkin tenagaku telah berkurang cukup drastis hanya untuk meladeni pria brengsek itu.

Kututup mata ini perlahan; dan belum juga semenit... Suara yang sangat kukenal ini, selalu saja berteriak memanggilku seakan aku tuli.

"Kak... Bisa tidak kalau mau panggil aku suaranya dipelankan? Kita bukan sedang dalam kerumunan orang banyak..." ucapku malas saat membuka pintu.

Bisa kutebak bagaimana rupanya dan pastinya kami berdua mengenal satu sama lain dengan begitu baik. Karena aku telah berperan sebagai adiknya selama 17 tahun ini; dia juga telah berperan sebagai kakak dengan baik hingga usia 21 tahunnya sekarang ini. Yang tidak kusuka darinya bukan hanya suaranya yang melengking ini; aku juga tidak menyukai kebiasaan buruknya yang menggulung rambut dengan roll-roll aneh itu.

"Hmmm..... Bantu aku sekarang buat pindahin rak buku di kamarku. Terlalu berat kalau aku yang memindahkannya sendirian." ujarnya yang langsung pergi begitu saja.

"Hah... Dia benar-benar kakakku.." gerutuku kecil sambil tertawa tak percaya.

.

.

.

.

Author's POV

Alfa berjalan menuju kamar kakak perempuannya; ya tentunya kalian masih ingat dengan karakter dari Tari, kakaknya Alfa yang sedikit misterius ini.

Setiba di kamar kakaknya, betapa terkejutnya Alfa karena dia melihat bentangan permadani yang sangat berwarna-warni di lantai kamar kakaknya. Bukan permadani biasa, ini malahan sungguh luar biasa.

Kumpulan buku-buku yang berserakan di lantai dan menutupi semua sisinya hingga menjadi seperti karpet. Masih terus saja melongo akan buku-buku itu, Tari terus saja memperhatikan kelakuan adiknya.

"Kau akan terus berada disitu? Terpesonakah akan pemandangan nan luar biasa ini?" sahutnya yang membuat Alfa menjadi terkejut dari lamunannya.

"Kak.. Ini benar-benar tidak masuk akal." balas Alfa sambil menunjuk ke buku-buku yang ada di lantai, lalu mengarahkan jarinya ke pakaian yang berserakan diatas kasur.

I Wonder If You Hurt Like Me | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang