Alfa's POV
Reza dan aku punya hubungan pertemanan yang cukup menyenangkan dalam beberapa waktu terakhir. Ini seperti reaksi keterikatan dari rantai, saling terhubung satu sama lain. Setelah hari dimana dia mengajakku untuk absen sekolah, dia membuatku menghabiskan banyak waktu bersama dengannya. Itu terlihat sangat alami kan, aku pikir seperti itu. Aku telah berhenti untuk bertanya akan keanehan bagaimana hubungan kami bisa berjalan sejauh ini; karena itu tidak akan membawaku ke sebuah jawaban yang tepat. Itu tidaklah seperti aku akan mati jika aku terus menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan musuhku ini.
Dan bagian terbaiknya disini adalah saat aku membayangkan kembali beberapa hal yang telah berlalu. Bagaimana hubungan kami berdua ini dimulai.. Tapi sungguh beruntung karena kami selalu punya waktu untuk keluar bersama tanpa dicurigai. Dewi fortuna pasti berada dipihak kami berdua sekarang.
Kami masih saja tidak berinteraksi secara terang-terangan di sekolah dan teman kelas kami pun tak punya pikiran apapun tentang hubungan diantara kami.. Yeah, Friendship!!!
Tapi memang harus kukatakan, aku cukup menikmati saat dimana kami menyembunyikan dan merahasiakan hubungan pertemanan ini. Ini terdengar begitu menakjubkan, perasaan saat ketahuan dan reaksi dari satu sekolah saat tahu tentang ini. Tapi tentu saja, ini masih bukan waktu yang tepat.
.
.
.
.
Author's POV
"Alfaaaaaaaaaaa........."
"Faaaaaaaa................"
Alfa menggeliat perlahan didalam selimutnya... Matanya masih terpejam dan dia bangun perlahan dengan selimut yang menutupi seluruh wajahnya. Mungkin jika dideskripsikan, dia terlihat seperti hantu yang gentayangan menggunakan selimut.
Suara teriakan yang begitu bising membuatnya terbangun... Dan sudah bisa dipastikan kalau suara itu adalah kepunyaan sang kakak; Tari.
"Dia itu kenapa sih.. Ini kan hari minggu.. Kenapa pula harus membangunkanku segala." Ujar Alfa dengan wajah ngantuknya. Dia berjalan menuju pintu dan memiringkan kepalanya, matanya yang masih tertutup, bibir yang mengerucut lucu dan rambutnya yang berantakan.
"Apaan sih kak.. Kakak tak bisa apa, tidak usah berteriak sekeras itu.." sambung Alfa sedikit berteriak sambil menggaruk pelan kepalanya yang entah terasa gatal atau tidak.
"Temanmu datang menemuimu...Kau ini.. Dia sudah berdiri di depan kamarmu dari tadi!!!!" teriak Tari dari lantai bawah.
Alfa yang mendengar ucapan kakaknya, terdiam dan bingung akan maksud dari perkataan itu.
"Hah...?.. Mana...?" gerutunya pelan sambil mengusap matanya untuk melihat teman yang dimaksudkan oleh kakaknya tadi.
"Kamarmu berantakan sekali.. Apa kamu jarang merapikannya hah? Pemalas!!" suara yang sudah bisa dipastikan oleh Alfa sosok yang entah masuk lewat mana dan sudah duduk diatas kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wonder If You Hurt Like Me | TAMAT
Romance[COMPLETED] Dia terdiam sejenak dan tak menjawab pertanyaanku.. Aku bingung dan terkekeh pelan.. "Kau sungguh mudah ditebak juga Reza Prawijaya.. Aku sudah tahu dari awal kau menyukai kak Imel.. Nomor di chat line itu; ada namanya..." sahutku lagi...