Alfa's POV
.
.
.
.
Kenapa ini terasa berbeda? Aku seakan tak merasa aura Reza ada pada sosok ini. Matanya, aroma tubuhnya, bahkan kulitnya terasa begitu berbeda.
Sesaat aku tak menyadari bahwa ada yang berbeda. Tapi aku makin merasa yakin karena suara ini tidak sama. Apakah ini Reza? Aku bahkan menjadi bingung terhadap orang yang kucintai ini.
"Apa kamu memotong rambutmu? Kamu jadi terlihat sedikit berbeda?" tanyaku pada Reza yang mendadak menghentikan langkahnya.
Dia berbalik dan menatapku sendu, lalu akhirnya tersenyum padaku.
"Iya.. Apakah aku terlihat lebih tampan sekarang?" Tanya Reza padaku.
"Tentu saja, Reza-ku akan menjadi begitu tampan dimataku ini." Seketika senyumannya berubah dan dia akhirnya mengajakku untuk kembali. Dia berjalan begitu saja dan meninggalkanku jauh di belakangnya. Aku berteriak agar ia berhenti untuk kembali padaku.
"Reza!! Kenapa kamu meninggalkanku seperti ini? Bukankah kamu seharusnya menggandengku sekarang?"
Dia dengan cepat berbalik dan meraih tanganku sambil tersenyum kecil,
"Maaf.. Aku melupakanmu. Ayo Alfa."
Ini menjadi semakin aneh bagiku karena Reza bahkan lebih sering memanggil namaku sejak tadi. Dia bahkan tak mengeluarkan panggilan yang biasa dia gunakan untuk menggodaku beberapa waktu kemarin. Kupikir ini mungkin hanya perasaanku saja karena telah terbiasa akan dia.
"Kenapa kamu malah diam saja? Come on Fa.." sambung Reza lagi.
Aku tersadar saat dia mengejutkanku yang entah kenapa bergelut dengan pikiranku sendiri.
"Ummm.. Tidak apa. Ayo.."
Kami kembali ke hotel dan lihat saja, Reza bahkan sampai lupa dan hendak masuk ke kamar milik kak Rama dan Fandy.
"Za... Kamar kita disana. Itu..."
"Oh iya.. Aku entah kenapa menjadi lupa begini." Ujarnya yang entah kenapa menjadi seperti orang yang linglung. Apa mungkin dia punya masalah akan pekerjaannya akhir-akhir ini? Kenapa dia terlihat seperti tak fokus sejak tadi di menara. Dia bahkan terlihat begitu ragu saat menyematkan cincin ini di jariku.
Mungkin melamarku di depan banyak orang membuatnya begitu gugup dan menjadi kebingungan hingga sekarang. Entah kenapa aku menjadi tertawa kecil karena kelakuannya yang mendadak menjadi sedikit aneh.
"Kenapa kamu malah tertawa? Apakah ada yang lucu?" tanyanya padaku.
"Tidak.. Just....."
"Just.. Just what?" dia bahkan seakan begitu penasaran akan apa yang hendak aku katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wonder If You Hurt Like Me | TAMAT
Romance[COMPLETED] Dia terdiam sejenak dan tak menjawab pertanyaanku.. Aku bingung dan terkekeh pelan.. "Kau sungguh mudah ditebak juga Reza Prawijaya.. Aku sudah tahu dari awal kau menyukai kak Imel.. Nomor di chat line itu; ada namanya..." sahutku lagi...