#14 : Promises

15.6K 914 356
                                    

Author's POV

.

.

Alfa menatap cermin yang ada dihadapannya. Sepertinya dia merasa semakin gugup saat ini. Bagaimana tidak? Reza mengajaknya untuk makan malam berdua sekarang. Ini terasa seakan Reza akan menyatakan cintanya dalam suasana makan malam nan romantis ini. Dia menutup matanya dan tersenyum begitu lebar. Mungkin hanya cermin yang dapat menggambarkan ekspresi tak terlihatnya itu.

Setelah merasa bisa memantapkan hatinya, Alfa keluar dan berjalan kembali ke depan. Tapi dari kejauhan matanya menangkap beberapa orang tengah duduk di meja yang ia tempati bersama Reza tadi. Merasa penasaran akan hal itu, dia pun berinisiatif untuk mendekati mereka dan berdiri di sudut ruangan. Alfa sedikit terkejut karena Rama juga tiba-tiba masuk dari pintu restoran dan bergabung bersama mereka. Dia mendengarkan pembicaraan mereka dengan jarak yang terpisah beberapa meter darinya. Hingga sebuah kalimat membuatnya diam tak bernyawa; menatap dengan tatapan kosong. Kalimat yang ia pikir mungkin sebuah halusinasi lagi untuknya. Ternyata dia tak salah mendengarkannya; karena Rama menyadari keberadaannya sekarang. Alfa yang terkejut akan tatapan Rama pun mundur perlahan dan malah menabrak meja di belakangnya. Sebuah vas bunga jatuh dan pecahannya menghasilkan bunyi riuh; itu jelas menarik perhatian semua orang kepada asal datangnya suara. Reza menatap Alfa begitu lama; mata Alfa sudah berkaca-kaca karena butiran air mata yang memenuhinya. Alfa berjalan keluar restoran; ia seakan tak berdaya. Langkahnya lunglai dan ia terus saja menatap ke arah kakinya sendiri. Mungkin hal ini begitu teramat membuatnya hancur, ia harus mendengarkan kata "Perjodohan" yang diutarakan oleh ayahnya Reza. Ia bahkan tak lagi peduli akan lampu lalu lintas sekarang. Terus saja berjalan menyeberang hingga Reza menarik dan menghentikannya.

"Apa kamu sudah hilang akal Alfa!!?" Reza berteriak.

"Aku..... a.. aku sebaiknya pulang sekarang Za." Alfa berbalik dan hendak berjalan lagi.

"Apa kamu tak percaya akan cintaku? Aku sama sekali tak bilang menerima perjodohan itu Alfa!! Kamu dengar aku??" Reza menariknya lagi.

"Kita... Lupak......." Dia langsung menarik dan memeluk erat Alfa saat bus dan mobil sudah mulai berjalan lagi setelah lampu hijaunya menyala.

"Aku hanya mencintaimu... Kumohon percayalah padaku." Ujar Reza.

Alfa diam beberapa saat, hingga air matanya mulai perlahan mengalir dari sudut matanya. Dia tak bisa menahan tangisannya lagi; bahkan mungkin dia sudah tak tahu bagaimana caranya untuk menangis sekarang.

"Aku percaya padamu..." balas Alfa dengan suaranya yang begitu kecil.

Reza semakin memeluknya erat dan beberapa kali mencium pucuk kepalanya. Dari kejauhan, Rama berdiri dengan wajah geramnya. Dia menatap mereka dengan penuh amarah; hingga matanya perlahan memerah.

"Aku pastikan... Aku akan memisahkanmu darinya. Aku akan merebutnya darimu.."

.

.

.

.

I Wonder If You Hurt Like Me | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang