#16 : The Hidden Enemy

12.8K 756 213
                                    

Author's POV

.

.

.

Alfa menyendiri di dalam toilet dan berdiam diri di sana. Setelah insiden memalukan yang terjadi saat pesta Daniel; dia masih mencuci muka dan rambutnya. Alfa menatap sayu pada kaca toilet, dengan wajah dan rambutnya yang basah. Mungkin dia juga menangis tapi air matanya telah membaur bersama dengan air yang dipakainya untuk membasuh wajahnya. Seorang wanita tiba-tiba datang dan memberikan kejutan yang yang bukanlah membuat dia merasa bahagia; hal ini malah terlihat sedikit memalukan karena terjadi di depan banyak orang. Mungkin teman-temannya, kakak kelas dan undangan yang hadir telah membicarakan namanya di depan sana. Bagaimana mungkin kejadian yang buruk yang tidak diprediksi olehnya ini; dia bahkan belum sempat memberikan kado untuk temannya Daniel. Reza berdiri di luar toilet menunggunya, ia ingin masuk dan menemani.. Tapi Alfa menolak dan minta diberikan waktu untuk sendiri. Masalah ternyata muncul perlahan dan semakin rumit saat dia memulai hubungannya dengan Reza. Dia mendapati dimana Rama juga menyukainya. Hal ini tentu membuatnya terlibat dan menjadi disalahkah atas apa yang terjadi pada hubungan percintaan Rama sekarang. Kekasihnya datang dan melampiaskan semua kesalahan itu padanya. Menuduh bahwa dia telah berusaha dan bahkan berhasil merusak hubungan yang telah mereka bina entah untuk waktu yang lumayan lama.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Reza saat Alfa keluar dari dalam toilet.

"Ummm.. Aku baik-baik saja." jawabnya pelan.

"Apa kamu mau kuantarkan pulang sekarang?" Reza kembali bertanya dengan nada khawatir. Alfa hanya memberikan anggukan sebagai tanda iya; dia memang perlu pulang untuk menenangkan dirinya karena kejadian beberapa saat yang lalu.

Tanpa menunggu lagi, Reza langsung menggenggam tangan Alfa dan membawanya untuk menuju mobil. Sepanjang perjalanan pulang, Alfa hanya termenung dan melihat keluar jendela mobil. Hujan sepertinya kembali turun karena kaca mobil saat ini tampak sedikit basah dari luar. Reza memahami apa yang tengah dirasakan oleh pria yang telah menjadi kekasihnya ini. Karena itu dia tak hendak menanyakan apapun dulu dan hanya ingin memberikan waktu untuknya. Alfa turun dari mobil Reza saat ia tahu mobil itu telah berhenti di depan rumahnya. Mungkin karena masih memikirkan hal tadi; tentu saja.. Siapa yang mungkin dapat melupakan hal ini dengan begitu cepatnya. Dia melambaikan tangannya pelan untuk mengantar Reza pulang, tapi Reza menyuruhnya untuk masuk duluan ke dalam. Alfa pun berjalan hendak masuk hingga tiba-tiba Reza menarik dan memeluknya. Reza memegang kepalanya dan membawanya ke dalam pelukan yang hangat. Alfa bingung akan tindakannya dan hendak melepaskan pelukan itu; tapi Reza langsung menahannya.

"Kamu tahu.... Jika kamu terluka atau merasa sedih akan sesuatu, ingatlah kalau masih ada aku disini bersamamu. Tidak peduli entah berapa banyak hambatan yang akan kamu hadapi dan alami. Aku akan bersamamu.. Kita akan menghadapi semuanya bersama." Alfa tersenyum kecil dan mengangguk dalam pelukan itu.

"Terima kasih.. Karena telah berjanji untuk selalu bersama denganku."

Tirai jendela depan terbuka dan sesosok manusia berdiri disana, menyaksikan kedua insan ini berpelukan di tengah gerimis yang terus membasahi. Tatapan sosok itu sulit diartikan hingga kemudian tirai itu ditutup kembali.. Sosok itu pergi dari posisinya.

.

.

.

Alfa masuk ke dalam rumahnya, dan seperti biasa untuk jam yang telah larut ini lampu selalu dipadamkan oleh keluarganya. Ruang tamu terlihat begitu redup, hanya ada sedikit biasan cahaya lampu dari ruang makan. Alfa berjalan sambil membuka jaketnya dan menaiki tangga, hingga sosok seseorang mengagetkannya dari arah ruang santai keluarga.

I Wonder If You Hurt Like Me | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang