#21 : Memories of You

9.9K 817 150
                                    


4 Tahun Kemudian.......

Alfa terbangun di pagi karena sinar mentari yang menyelinap melewati tirai kamarnya. Dia bangun dan meregangkan tubuhnya dan tersenyum kecil sembari menutup matanya. Tidak terasa hari ini adalah hari yang begitu penting dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Dia akan menjadi seorang sarjana hari ini. Hal yang membuatnya begitu bergairah untuk bangun lebih awal untuk mempersiapkan hari paling bersejarah dalam pencapaian pendidikannya.

Alfa menuju kamar mandi dan mulai menyalakan shower untuk mandi. Tapi saat air itu mengenai punggungnya, dia malah berteriak histeris.

"Aaaaaaa.... Dingin...!!! Kakak!!!"

Tari yang berada di kamarnya tertawa mendengar suara teriakan Alfa. Terpaksa dia beranikan dirinya untuk tetap mandi menggunakan air dingin itu, meski beberapa kali dia berteriak karena kedinginan. Disisi lain, ibunya mempersiapkan sarapan yang begitu luar biasa. Banyak hidangan yang tertata diatas meja makan itu. Tentunya sang ibu ingin merayakan hari terbaik dalam hidup putra semata wayangnya itu. Ayah Alfa datang dan memberikan kecupan dikening istrinya; hubungan yang begitu harmonis untuk usia mereka sekarang.

Berapa saat kemudian, Alfa keluar dengan jas yang ia pakai dan membuat keluarganya terpana akan ketampanannya. Tentu saja, 4 tahun berlalu begitu cepat dan Alfa tumbuh menjadi pria dewasa yang begitu tampan sekarang. Dia duduk di meja makan dan terlihat begitu senang karena banyak hidangan favoritnya ada disitu.

"Mah... Ini luar biasa sekali.. Begitu banyak hidangan. Aku bahkan bingung mau makan yang mana dulu.." ujarnya sambil tersenyum pada ibunya.

"Makan apapun yang kamu inginkan sayang.. Ini hari istimewamu." Balas sang ibu sambil mengelus kepala Alfa.

"Iya... Akhirnya adikku siap memasuki dunia kerja yang nyata. Apa kamu mau menjadi asisten kakak di firma hukum Prima?" ujar Tari sambil terkekeh.

"Issh... Tak mau pun.. Mana ada. Nanti aku malah kakak jahili di kantor itu." Alfa menolak tawaran Tari dengan cepat. Kedua orang tua mereka tertawa melihat kelakuan anak-anaknya.

"Alfa... Apa kamu mau melanjutkan S2 mu nak..?" tanya ayahnya.

"Ahh.. Soal itu, Alfa pikir hendak bekerja dulu untuk menambah pengalaman. S2 mungkin akan Alfa lanjutkan saat sudah bekerja pa.. Alfa tak mau membebankan uang kuliah Alfa sama papa kali ini. Alfa mau bekerja, lalu kuliah serta membahagiakan kalian." Sahutnya dengan penuh kemantapan. Suasana ini makin dilengkapi dengan tepukan tangan dari Tari. Alfa dan kedua orang tuanya menatap ke arahnya.

"Aku tak menyangka, adikku yang cengeng bisa berubah sedrastis ini.." Tari terkikik geli. Alfa menatap kesal ke arah kakaknya sambil mengerucutkan bibir kecilnya itu.

I Wonder If You Hurt Like Me | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang