Author's POV
.
.
.
Alfa berjalan lunglai dan bahkan menabrak orang-orang yang lewat dihadapannya. Apapun yang mereka katakan sudah tak bisa membuatnya kembali hanya untuk sekedar berbalik dan menanggapi. Bunyi pesawat yang telah lepas landas membuatnya semakin tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, orang yang begitu dia cintai, orang yang begitu dia percaya, yang berjanji akan selalu bersama dengannya; melakukan apapun bersama sekejap pergi meninggalkannya dalam keadaan terpuruk seperti ini. Pakaian seragamnya yang telah begitu lusuh, rambut yang sudah tak teratur, wajah lesu dan mata sembabnya menambah daftar lengkap untuk kesedihannya hari ini. Reza pergi tanpa mengatakan sepatah kata apapun, dia pergi begitu saja dan bahkan tak mengucapkan selamat tinggal. Ini bahkan lebih menyakitkan karena usahanya yang begitu kuat untuk tiba di bandara hanya berakhir sia-sia belaka. Apa ini? Apa yang bisa dia perbuat untuk mengembalikan semuanya ke keadaan semula? Alfa terus berjalan menyusuri jalan keluar bandara. Matahari Nampak semakin terasa begitu terik sekarang; tapi dia tak bergeming. Terus berjalan dengan mata yang berkaca-kaca. Dari kejauhan, sosok seseorang memperhatikannya dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
"Sungguh mengharukan.. Sayang sekali bocah sepertimu harus merasakan penderitaan ini.. Dan ini malah dilakukan sendiri oleh sahabatmu." Sosok itu pergi dari tempatnya dan masuk ke dalam taksi.
.
.
.
Alfa berdiri di depan jalan dan mematung tanpa melakukan apapun. Kendaraan terus saja hilir-mudik di depannya; dia hanya menatap semua itu dengan tatapan kosong hingga seseorang mengagetkannya.
"Apa yang kamu lakukan Fa...?" sosok itu adalah kakaknya. Alfa menoleh perlahan ke samping dan menatap kakaknya. Dia tersenyum kecil dengan wajahnya yang kini penuh akan peluh karena entah berapa lama dia berjalan dari bandara hingga tiba di jalan ini. Tari menatap adiknya dengan tatapan kasihan dan mengajak saudara bungsunya itu untuk duduk di halte bus bersamanya.
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan hah? Lihat keadaanmu sekarang? Apa sebenarnya yang terjadi?" nada suara Tari meninggi karena dia kesal melihat kondisi adiknya.
"Dia.... Dia......" Alfa terbata mengatakannya, air mata mulai kembali memenuhi kedua matanya. Tari memegang wajah adiknya dan mengangguk meminta jawaban.
"Dia.... Dia kini pergi meninggalkan aku kak.. Reza... Dia pergi kak..." Tangis Alfa pecah dan Tari langsung memeluk erat sang adik. Keadaan yang begitu memilukan untuk disaksikan siapa saja. Tari tanpa sadar meneteskan air mata karena dia merasakan sakit yang dirasakan adiknya. Dia paham benar apa yang sedang dirasakan oleh Alfa. Orang dicintai pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan kata perpisahan; itu menyakitkan.
"Tenanglah.... Ada kakak disini bersama denganmu.. Ada kakak, mamah dan papa.." Tari mengelus pundak adiknya dan mereka menangis bersama hingga suara tangisan keduanya seakan teredam oleh bisingnya bunyi kendaraan yang lewat kesana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wonder If You Hurt Like Me | TAMAT
Romance[COMPLETED] Dia terdiam sejenak dan tak menjawab pertanyaanku.. Aku bingung dan terkekeh pelan.. "Kau sungguh mudah ditebak juga Reza Prawijaya.. Aku sudah tahu dari awal kau menyukai kak Imel.. Nomor di chat line itu; ada namanya..." sahutku lagi...