#6 : Boyfriend ?

21.2K 1.3K 391
                                    

           

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           

Permainan apalagi yang sebenarnya dimainkan oleh si pria brengsek ini...

Dia sudah membuatku hampir mati berdiri karena harus menemaninya berfoto dengan binatang berlendir tadi.... Lalu sekarang?

Pacar?? What?? Dia ini mabuk atau apa? Atau mungkin aku yang berhalusinasi lagi sekarang? Tidak mungkin.... Ini jelas nyata karena aku sadar sepenuhnya dengan keadaan sekarang...

Memang sulit untuk menerjemahkan semua tindakan dan perkataan yang keluar dari mulutnya.. Anggap saja seperti kita sedang menerjemahkan film atau serial yang bahasanya sama sekali tidak kita pahami... Hasilnya Cuma magut-magut tak jelas dan cuma bisa mengandai-andaikan maksud semua itu dari gerak-gerik mereka.. Meskipun... itu tak selamanya tepat.. Tapi apa salahnya kan kita coba memahaminya sedikit?

Tapi untuk memahami si brengsek ini ternyata perlu untuk ekstra berpikir lebih lama daripada biasanya.. Biasanya aku cukup hebat untuk mendalami karakter seseorang hanya dengan memperhatikan tingkahnya. Tapi dia? Nothing!!!

Mungkin gelar "Brengsek" tepat sekali untuk diberikan padanya.. Kelakuannya memang mengerikan, seenak jidat dan tanpa bertanya...

Alfa's POV

.

.

.

.

Perlu beberapa saat untukku memahami maksud dari ucapan Reza sekarang. Dia mengakuiku sebagai pacar di depan temannya. Untuk apa? Apa mungkin dia ingin mengerjaiku dan mempermalukan aku di depan orang ini? Jika ia, maka dia memang benar-benar BRENGSEK!!

"What...??? Pacar??" tanya Fandy yang kaget mendengar perkataan Reza.

Bisa kulihat si iblis ini mengangguk dengan begitu yakin.. Hei kamu!! Sadarlah!! Lagipula aku bukanlah seorang gadis!! Seenaknya saja kamu ini... Haruskah kuinjak kakinya? Haruskah? Sepertinya memang harus...

"Awwww...." Spontan aku refleks karena kakiku diinjak. Sialan! Bukankah aku yang duluan merencanakannya? Kenapa malah dia yang menginjak kakiku duluan? Dia bisa membaca pikiranku? Hah???

"Kau ini kenapa...?" ujarku dengan nada sedikit berbisik. Dan memang sama sekali tidak dijawab olehnya. Dia malah terus tersenyum lebar dan semakin mengeratkan pelukannya dipundakku. Ini menyebalkan dan sekaligus begitu risih..  Lalu dia sekarang malah menatapku dan mengedipkan-ngedipkan kedua matanya. Ini sebenarnya apa? Kamu hendak memberitahuku apa Reza? Aku benar-benar tidak dapat membaca pikiranmu. Jadi menurutmu apa? Aku harus bilang, "Benar, kami memang berpacaran... Jika itu yang kamu pikirkan, sebaiknya buang jauh-jauh pikiran sinting itu.

"Za...Za.... Kamu ini sungguh tidak berubah sama sekali untuk candaanmu yang seperti ini." Sahut Fandy yang membuat kami berdua langsung menoleh ke arahnya.

I Wonder If You Hurt Like Me | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang